Alat-Alat
Bola sodok atau biliar termasuk kategori cabang olahraga konsentrasi. Untuk memainkannya, dibutuhkan ketahanan dan pemahaman mental nan sahih serta ditunjang kemampuan fisik prima. Olahraga ini dimainkan di atas sebuah meja dengan peralatan bantu spesifik dan peraturan tersendiri. Jenis permainan biliar, antara lain:
- carom;
- english billiard; dan
- pool.
Sejarah
Olahraga biliar memiliki sejarah nan panjang. Permainan ini dimainkan oleh segala kalangan, raja sampai rakyat jelata. Pada awalnya, biliar dimainkan di taman, seperti permainan croquet nan populer di Eropa Timur pada abad ke-15. Kemudian, permainan ini dipindahkan ke dalam ruangan dengan meja nan bertaplak hijau seperti rumput dengan pembatas kecil di pinggir meja. Bola-bola biliar dimainkan dengan cara mendorong bola menggunakan kayu panjang bernama mace .
Kata billiard berasal dari kata billart nan artinya 'tongkat kayu' atau berasal dari kata bille nan artinya 'bola'. Pada 1600-an, olahraga ini sudah cukup dikenal. Shakespeare menyebutkan olahraga ini dalam karyanya Antony and Cleopatra . Setelah 75 tahun karya ini terbit, buku pertama tentang peraturan-peraturan biliar diterbitkan.
Awalnya, bola sodok dimainkan dengan dua bola pada meja nan berkantong enam, gawang dan tongkat lurus buat sasaran. Pada abad ke-18, gawang dan target tak lagi digunakan dan hanya menyisakan bola-bola dan kantong-kantong. Waktu itu, biliar banyak dimainkan oleh kaum bangsawan nan populer dengan nama Noble Game of Billiard . Tapi, banyak pula bukti nan menunjukkan bahwa permainan ini dimainkan oleh orang-orang dari berbagai taraf sosial.
Alat-Alat
Di akhir abad ke-16, tongkat biliar baru kembangkan. Saat bola berada di dekat pinggiran meja, tongkat ini sulit digunakan sebab ujung tongkat terlalu besar. Jika hal ini terjadi, biasanya para pemain menggunakan ujung lain dari tongkat buat memukul bola. Queue atau ekor ialah sebutan buat ujung tongkat nan dipegang dan muncullah kata cue . Hanya laki-laki nan diperbolehkan menggunakan cue , sedangkan wanita menggunakan mace sebab dikhawatirkan mereka akan merobek bahan pelapis meja jika menggunakan cue .
Pertama kali muncul, meja biliar mempunyai pembatas vertikal di setiap sisi meja nan berfungsi mencegah bola jatuh. Pembatas ini mirip dengan tepi sungai ( riverbanks ) dan disebut banks . Dengan pembatas ini, bola-bola biliar ini bisa memantul sehingga para pemain dengan sengaja mengarahkan pukulannya ke pembatas itu. Oleh sebab itu, terciptalah pukulan “ bank shot ”.
Setelah adanya revolusi industri di Inggris, alat-alat nan digunakan buat olahraga biliar berkembang. Kapur mulai digunakan buat meningkatkan kualitas gesekan antara bola dan cue . Selain itu, ujung cue dari kulit mulai disempurnakan buat menghasilkan putaran samping ( side spin ).
Cue dengan dua bagian diperkenalkan pada 1829. Sepuluh tahun kemudian, Goodyear menemukan cara melakukan vulkanisasi karet. Akhirnya, tepian meja biliar tersebut menggunakan karet nan telah melewati proses vulkanisasi. Pada 1770-1920, permainan biliar nan biasa dimainkan ialah English Billiards dengan tiga bola dan enam kantong di meja berbentuk persegi panjang. Pada abad ke-18, panjang dan lebar meja dengan perbandingan 2:1 mulai ditetapkan.
Sampai saat ini, olehraga biliar dengan gaya Inggris masih dimainkan dan lebih dikenal dengan nama Snooker. Permainan ini rumit, penuh dengan warna, dan menggabungkan aspek bertahan serta menyerang. Alat-alat nan digunakan pun sama seperti English Billiards. Hanya saja bola nan digunakan tak lagi dengan tiga bola, tetapi 22 bola.