Dampak Lain Game Online bagi Anak
Permainan online merupakan salah satu permainan nan sangat mengasyikkan. Permainan ini mampu membuat seseorang menjadi kecanduan dan ingin bermain lagi dan lagi tanpa ingat waktu. Pekerjaan primer pun dapat terkesampingkan. Hebatnya lagi, walaupun kadang kala harus menahan kantuk, lapar, dan haus, peminatnya tetap banyak dan tak berkurang. Ketika masa liburan dan bulan Ramadan, permainan nan satu ini dijadikan aktivitas membunuh waktu nan paling mujarab. Permainan ini dimainkan oleh orang dewasa hingga anak-anak. Kalau orang dewasa nan notabene telah mempunyai tanggung jawab nan sangat besar dapat terlenakan oleh permainan ini, bagaimana dengan anak-anak?
Anak-anak dalam Kukungan
Permainan online ialah sebuah permainan komputer nan hanya dapat dimainkan jika komputer tersebut terkoneksi dengan jaringan internet. Permainan ini lebih dikenal luas oleh masyarakat dengan sebutan game online . Ya, game online inilah nan saat ini tengah menjadi primadona bagi anak-anak dan pencinta game lainnya.
Coba tanyakan pada anak-anak nan berada di lingkungan Anda saat ini, apakah mereka mengenal permainan gatrik, gobak sodor, sondlah, atau permainan tradisional lainnya? Sepertinya akan sedikit sekali nan mengenalnya, bahkan bukan mustahil ada nan sama sekali tak mengetahuinya. Mengapa? Anak-anak zaman sekarang lebih menyukai permainan modern ketimbang nan tradisional.
Kalau anak-anak tak diberi pengertian tentang bagaimana seharusnya mengisi waktu, maka anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi nan tidak akan mengerti bahwa sebagai manusia nan akan tumbuh, kelak ia akan mendapatkan banyak tanggung jawab. Semua tanggung jawab itu harus dijalankan dengan ilmu. Tanpa ilmu nan cukup, tidak mungkin satu tanggung jawab bisa dilakukan dengan baik. Masa muda ialah masa mencari dan menggali ilmu sebanyak-banyaknya.
Adalah satu kemustahilan mengalihkan perhatian anak dari game online nan telah mengungkung hidupnya itu bila hanya dengan kata-kata penuh emosi, kata-kata pedas penuh kemarahan. Yang terbaik ialah memberikan alternatif kegiatan nan akan membuatnya tersadar bahwa dalam hayati ini, masih banyak hal nan dapat dilakukan dalam waktu satu jam. Kalau hanya bermain game saja, maka nan didapatkan mungkin tidak seberapa. Hanya kesenangan atau sedikit andrebalin nan naik, tetapi kalau satu jam itu digunakan buat memasak, membersihkan rumah, berdiskusi dengan orang pandai, maka ilmu nan akan didapatkan akan semakin banyak.
Tidak mudah memberikan pengertian kepada anak. Tetapi sedikit demi sedikit anak dibiasakan dengan pembiasaan baru nan akan mewajibkannya melakukan sesuatu nan baru juga, maka ia akan terbiasa. Bila perlu masukkan ia ke dalam satu forum training nan membina anak-anak muda agar dapat menjadi anak-anak nan mempunyai konsep hayati dan karakter diri nan kuat buat menjadi pemimpin baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
Memang bukan dana nan sedikit nan harus disiapkan buat mamasukan seorang anak ke dalam forum pendidikan nan spesifik memberikan pembinaan secara intensif kepada anak-anak, tetapi hasil nan akan diraih ialah satu investasi nan luar biasa buat masa depan seorang anak. Kalau dapat sendiri melakukannya, maka hal ini akan lebih baik. Itu artinya orangtua menjadi guru pertama anak-anaknya. Guru pertama ini akan dikenang oleh seorang anak dengan sangat baik. Tingkatkanlah ilmu setiap saat agar tetap dapat menjadi guru bagi anak-anak sendiri.
Orangtua nan berilmu tidak akan membiarkan anak-anaknya terlena di depan komputer dan hanya bermain game online sepanjang waktu. Orangtua nan berilmu akan memberikan banyak aktivitas nan membuat sang anak mempunyai banyak kesempatan mengeksplorasi alam dan lingkungannya. Eksplorasi ini memungkinkan anak banyak melihat dan banyak merasakan apa nan dirasakan oleh orang-orang nan ada di lingkungannya. Anak-anak akan berpikir bahwa anak banyak hal nan dapat dilakukannya buat membantu orang-orang nan tidak berdaya di sana.
Tak mungkin seorang anak mampu berpikir seperti itu kalau ia tidak pernah diberi masukan dan diajak melihat langsung apa nan ada di sekitarnya. Seseorang nan kini menjadi aktivitis lingkungan hidup, misalnya, ketika masih muda tentunya telah terbiasa dengan lingkungan hayati sehingga tumbuh rasa sayang dan rasa ingin memelihara lingkungan hayati tersebut. Seseorang nan kini sangat dermawan dan sangat baik terhadap orang-orang miskin, tentunya sebelumnya telah mendapatkan kesadaran ketika masih muda tentang bagaimana memperlakukan uang nan ada pada dirinya. Berilah kesempatan kepada anak-anak buat merasakan makna hayati dan kehidupan nan sesungguhnya agar mereka dapat menjadi generasi nan akan memelihara hayati dan kehidupan kelak.
Dari Play Station ke Game Online
Keterkukungan anak-anak terhadap global game online itu, tidak hanya membuatnya tidak mengenal apa nan semestinya ia pelajari, anak-anak juga ternyata dapat tercabut dari akar budaya nan akan membantu membentuk karakternya sebagai anak bangsa. Kehadiran permainan modern telah “berhasil” menggerus keberadaan permainan tradisional dari global anak. Permainan tradisional dianggap sebagai permainan asing oleh mereka. Permainan nan jadul, tak gaul, dan semacamnya. Mereka lebih menyukai diam mematung di depan layar monitor dan hanya menggerakkan tangannya di atas keyboard atau “berdansa” dengan stick analog.
Jika beberapa tahun nan lalu Play Station nan telah mencuri hati anak-anak, maka berbeda dengan saat ini. Kehadiran Play Station sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan. Keberadaanya mulai tergantikan dengan kehadiran game online . Ya, game nan dianggap jauh lebih gaul dan bergengsi dibanding Play Station, apalagi permainan tradisional.
Selain menggeser popularitas Play Station, keberadaan game online ini pun mampu mengubah kerangka berpikir masyarakat akan fungsi sebuah warung internet (warnet). Warnet tak lagi identik dengan aktivitas berkirim pesan, sumber informasi, dan chatting. Warnet ialah sarana bermain baru bagi anak-anak dan pencinta game lainnya.
Saat ini, warnet tidak ubahnya sebauh sarana permainan indoor nan sangat menarik. Orang akan sangat betah berlama-lama di dalam ruangan bersekat tersebut. Bukan mencari informasi atau lainnya, tetapi bermain game . Ya, game online . Beberapa game online nan saat ini telah “meracuni” hampir sebagian besar anak-anak Indonesia ialah Point Blank, Pocker, Farm Ville, dan game seru lainnya.
Game online nan banyak berisi tentang adegan kekerasan dan baju para pemainnya nan tak senonoh, ternyata telah membuat anak-anak merasa bahwa kekerasan itu ialah hal biasa. Kelembutan kadang dapat membunuh sehingga kekerasan harus dilakukan secepat mungkin agar masalah cepat selesai. Bila hal ini beralnjut hingga mereka dewasa, otak mereka hanya berisi surat keterangan tentang game nan telah mereka mainkan.
Mereka tidak mempunyai surat keterangan bagaimana memutuskan sebuah masalah. Mereka tidak mempunyai ilmu bagaimana berkomunikasi dengan baik dan bagaimana menjadi seorang pendamai dunia. Yang mereka tahu hanya tentang permusuhan dan perkelahian. Manusia dibagi menjadi dua kelompok, baik dan buruk, mitra dan lawan. Betapa menyedihkannya bila generasi Indonesia itu hanya terdiri dari sekumpulan anak muda nan tidak mempunyai etos nan bagus hanya sebab mereka tidak mendapatkan ilmu nan cukup buat dapat membangun diri dan orang lain serta lingkungannya.
Dampak Lain Game Online bagi Anak
Kehadiran permainan online ini memang sangat menghibur anak-anak dan pencinta game lainnya. Namun, banyak akibat negatif nan dihadirkan permainan online ini bagi mereka. Salah satu nan paling mengkhawatirkan ialah hilangnya kemampuan pengenalan anak-anak dengan lingkungannya. mereka tak akan begitu memperdulikan keadaan sekitar, toh mereka memiliki banyak teman di global maya.
Selain itu, anak-anak tak akan fokus dalam pendidikan. Dialog mereka di sekolah bukan lagi mengenai pelajaran, namun game online ini. Ya, inilah realita nan sudah terjadi di kalangan anak-anak. Tak ada lagi global anak-anak nan penuh tawa dan keceriaan. Anak-anak telah berubah menjadi “pemikir”. Mereka lebih tertarik buat menyelesaikan tiap level permainan online ketimbang pekerjaan rumah nan diberikan guru. Memprihatinkan.
Agar akibat nan paling mengerikan tak terjadi, mulai sekarang ajaklah anak-anak buat meluang waktu melakukan hal lain. Awalnya mungkin mereka akan merasa malas dan akan berpikir bahwa aktivitas nan lain itu tak mengasyikkan. Tetapi, masukan nan diberikan dengan afeksi dan citra nan akan terjadi bila waktu tidak dimanfaatkan dengan sebaiknya, lambat laun akan membuat anak menyadari bahwa ada banyak hal nan harus dilakukannya sebelum ia kembali ke kampung keabadian.