Binatang Dilindungi di Indonesia

Binatang Dilindungi di Indonesia

Entah apa nan terjadi pada masa depan binatang nan hayati di alam bebas, sudah dipastikan sebab ulah manusia secara langsung ikut merusak ekosistem alam sehingga kelangsungan hayati binatang liar turut terganggu. Perambahan hutan dan pengalih fungsi huma turut mempercepat kerusakan habitat alami.



Modernisasi Pemicu kepunahan binatang

Faktor modernisasi dan industry secara tidak langsung menyebabkan kerusakan habitat orisinil binatang liar. Seperti nan terjadi di hutan-hutan Indonesia, perambahan hutan nan massif menyebabkan binatang liar kehilangan loka tinggalnya. Peralihan fungsi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit dan tambang batu bara menjadi pemicu terganggunya ekosistem nan ada di hutan tersebut. Demi tuntutan ekonomi global, maka hutan pun dialih fungsikan guna dijadikan perkebunan sawit nan memiliki nilai hemat tinggi. Pemodal tidak berpikir panjang tentang kelestarian alam, kaum birokrat atau pemangku negara di Indonesia sangat mudah disuap, sehingga izin pengolahan hutan pun mudah didapat. Berhektar-hektar hutan pun dibabat habis kayu-kayu dijual ke pabrik pengolahan kayu lapis dan sebagian dikirim ke negeri tetangga.

Tak pelak sering kita jumpai warta tentang kawanan gajah liar merusak ladang penduduk atau harimau sumatera masuk perkampungan dan memangsa ternak piaraan penduduk. Tak sporadis menyerang penduduk kampung.

Masalah seperti ini tidak serta merta nan disalahkan ialah binatang liarnya, melainkan ulah manusia nan merusak habitat mereka, hutan ialah loka gajah, harimau mencari makan. Ketika hutan dirusak, berarti ekosistem dan rantai makanan pun terganggu. Tak heran binatang buas harus pergi jauh buat mencari mangsanya sebab di hutan tidak sudah sporadis binatang buruannya.



Binatang Dilindungi di Indonesia

Keberadaan binatangpun berhak mendapatkan konservasi nan sama, terlebih binatang-binatang nan sudah langka dan hampir mengalami kepunahan. Ya, beberapa binatang berikut ini ialah sebagian kecil contoh nan keberadaannya dilindungi oleh hukum Indonesia.

Di antara keragaman fauna nan terdapat di Indonesia, sebagian kecil di antaranya hampir mengalami kepunahan. Habitat orisinil nan rusak dan perbuatan manusia nan tak bertanggung jawab lainnya, seperti perburuan, ialah alasan kuat nan menyebabkan kepunahan binatang.

Oleh sebab itu, buat menjaga kelestarian binatang nan hampir punah ini, pemerintah Indonesia memberi perlindinguan hukum pada binatang-binatang tersebut.Berikut ialah beberapa binatang nan dilarang diburu dan dipelihara di Indonesia.

1. Alap-Alap

Alat-alap merupakan salah satu jenis burung pemakan daging (carnivora) nan keberadaannya hampir punah. Salah satu jenis alap-alap nan habitatnya berada di Indonesia ialah jenis alap-alap capung. Burung ini merupakan burung hewan pemakan daging terkecil nan ada di dunia. panjangnya kira-kira 15 cm dengan berat sekitar 35 gr.

2.Cendrawasih

Burung nan satu ini merupakan ikon binatang Papua, namanya Cendrawasih. Burung Cendrawasih masih dalam kategori appendix II artinya masuk dalam daftar nan terancam punah dan dilindungi oleh UU kelestarian alam.

Cendrawasih ternyata terdapat banyak jenisnya, seperti Cendrawasih biru ( Paradisaea rudolphi ) , Cendrawasih goldi ( paradisaea decora), Cendrawasih merah (Paradisaea rubra ) dan masih banyak lagi. Kesemua jenis cendrawasih ini memiliki kecenderungan yakni sama-sama memiliki bulu nan indah. Sehingga burung cendrawasih banyak ditangkap buat diambil bulunya sebagai hiasan, dan diawetkan. Perburuan ini didukung oleh permintaan pasar gelap nan menawarkan harga mahal buat satu ekor cendrawasih.

3. Anoa

Mungkin binatang ini sedikit asing bagi Anda nan berada di luar Sulawesi. Ya, binatang nan memiliki bentuk seperti kerbau kecil dan biasa disebut sebagai sapi hutan ini sebenarnya ialah Anoa atau dalam bahasa latinnya Bubalus spp . Terdapat dua jenis anoa nan hayati di Sulawesi, yakni anoa dataran rendah dan anoa dataran tinggi.

Populasi satwa terbesar di daratan Sulawesi ini telah mengalami penurunan nan sangat signifikan, yakni 90 % dalam 15 tahun terakhir. Penurunan populasi disebabkan ulah pemburu nan selalu menangkap anoa buat diambil dagingnya. Daging anoa laku keras dipasar tradisional. Kebiasaan ini harus disudahi sebelum anoa musnah dari habitat aslinya. Jangan sampai nasib anoa seperti harimau jawa dan harimau bali nan hilang dimuka bumi sebab perburuan oleh manusia.

4. Bangau Hitam

Bangau hitam ini dikenal juga dengan sebutan bangau tongtong. Habitat aslinya berada di wilayah India, Indonesia (kecuali Irian dan Maluku), dan di Indo Cina. Burung ini bahagia hayati di daerah sungai atau rawa, sawah, dan hutan terbuka. Dalam beberapa tahun terakhir, burung ini semakin sulit ditemukan dan terancam punah. Kepunahan bangau hitam dikarena perairan tercemar oleh limbah industry sehingga sumber makanan bangau berupa ikan kecil-kecil, katak dan siput wafat keracunan.

Putusnya rantai makanan bangau hitam secara langsung menyebabkan bangau ini sulit bertahan hidup. Padahal fungsi bangau hitam ialah penyeimbang ekosistem alam. Bangau hitam memangsang keong emas nan notabene ialah hama bagai petani. Jika bangau hitam menjadi langka, otomatis terjadi ledakan populasi keong emas di sawah. Tentu masalah ini nan dirugikan ialah petaninya bukan.

5. Burung Merak Biru

Burung merak hijau ( Pavo muticus ) dikenal juga dengan sebutan merak Jawa. Burung besar dengan ciri-khusus berupa bulu-bulu dengan corak hijau mengkilap dengan kepala berjambul dan terutama pada merak jantan memiliki bulu ekor nan panjang. Habitat aslinya ada di hutan-hutan dataran rendah, padang rumput dan dataran tinggi seperti Alas Purwo, Baluran, Banyuwangi, hutan jati di Mantingan Jawa Timur dan Alas Gunung Slamet, di Jawa Tengah. Merak merupakan burung pemakan biji-bijian, serangga kecil dan tumbuh-tumbuhan. Merak Hijau ternyata jumlah populasinya di alam liar sudah sangat sporadis dan cenderung menyusut.

Keindahan bulunya inilah nan membuatnya menjadi salah satu jenis burung nan banyak diburu buat kemudian bulu-bulunya dijadikan sebagai kerajinan. Dengan populasi nan semakin menurun, maka burung ini pun menjadi salah satu binatang nan dilindungi. Pemerintah melarang perburuan liar, dan kalau ada orang nan memelihara harus minta izin terlebih dahulu.

6. Elang Jawa

Elang Jawa ( nisaetus bartelsi ) merupakan salah satu burung predator terlangka di dunia. Persebaran burung ini hanya ada di sekitar wilayah Jawa saja, burung ini merupakan hewan endemic lokal. Burung ini cenderung solitere, kemana-mana sendirian dan hanya mencari.

Jika dilihat dari bentuknya, burung ini memiliki kemiripan dengan simbol negara Indonesia, yakni burung garuda. Oleh sebab itu, burung ini kerap disebut sebagai burung nasional Indonesia. Namun tragisnya burung nan dijadikan ikon negara, ternyata keberadaanya tidak diperhatikan oleh negara, bahkan jumlahnya dialam bebas tidak lebih dari 1000 ekor saja, dan mungkin kian menyusut. Oleh pemerintah elang jawa dimasukan dalam kategori appendix II.

Penyebabnya ialah perburuan liar buat diperjual belikan di pasar gelap, padahal Elang jawa sangat sulit dipelihara diluar habitatnya, apalagi dipelihara di rumah. Selain itu masa reproduksi burung jenis ini tergolong lamban.

7. Bekantan

Bekantan ( Nasalis larvatus ) merupakan jenis primate nan habitatnya hanya ditemukan di hutan Kalimantan. Bekantan atau istilah lokalnya monyet belanda, hidupnya tidak dapat lepas dari pohon ke pohon. Kawanan bakantan lebih menyukai hayati dihutan dekat sungai, rawa dan bakau. Karakteristik khas bekantan ada pada hidungnya nan besar, sekujur tubuhnya dibalut bulu berwarna coklat muda dan cenderung keemasan. Bekatan merupakan monyet nan hidupnya berkoloni, kemana-mana selalu bersama. Dalam satu kawanan kecil dipimpin oleh seekor raja dan memiliki banyak betina. Makanan bekantan ialah pucuk-pucuk daun muda, buah-buahan hutan, kepiting kecil dan serangga kecil.

Primata ini tidak dapat dipelihara di luar habitat aslinya. Bekantan mudah sekali stress kalau dipelihara dalam kandang, ketika stress dia sulit makan, dan cepat mati. Walaupun demikian tetap saja terjadi penangkapan bekatan buat dijual atau dipelihara.

Binatang-binatang di atas merupakan sedikit contoh nan terancam punah. Ternyata masih banyak lagi binatang langka lain nan memiliki konservasi hukum di Indonesia, di antaranya kuskus, komodo, badak jawa, burung gosong, gajah, harimau sumatera, kijang, orang utan, dan lainnya. Untuk itu, jika merasa peduli dengan keberadaan binatang-binatang langka tersebut, sudah sepantasnya kita turut manjaga populasinya. Demikianlah sekilas tentang daftar binatang langka nan ada di Indonesia.