3. Kayu dan Akarnya Kaya Manfaat

3. Kayu dan Akarnya Kaya Manfaat

Cendana, tumbuhan homogen pohon nan sangat terkenal di Indonesia sebab pesona dari kegunaan nan Tumbuhan Cendana ini hasilkan, apalagi kalau bukan aroma Tumbuhan Cendana nan khas.

Pemaparan lebih lanjut seputar Tumbuhan Cendana, ada di Fakta Tentang Pohon Cendana, sehingga dengan begitu, informasi tentang Tumbuhan Cendana dapat lebih lengkap diperoleh.



1. Sebutan Berbeda di Tiap Daerah

Segala sesuatu nan bermanfaat, niscaya akan mendapat loka spesifik di hati mereka nan pernah merasakan manfaatnya, dan hal itu dibuktikan dengan member sebutan spesifik agar mudah diingat, termasuk tumbuhan Cendana.

Dibeberapa daerah di Indonesia, tumbuhan Cendana memiliki sebutan nan berbeda-beda, bahkan Negara lain nan juga daerahnya ditumbuhi Pohon Cendana memiliki sebutan istimewa.

Mulai dari Pulau Sumatera, paling barat tepatnya di Minangkabau , tumbuhan Cendana bisa sebutan Tindana, kadang Candana. Sebutan Candana juga disebut di Sunda, Belitung, dan Makassar.

Di Jawa, tumbuhan ini disebut juga Candana, kadang Candani. Kalau sebutan di Madura beda lagi, Candhana atau Candhana Lakek.

Sedangkan di Sumbawa, Tumbuhan Cendana disebut Ai Nitu atau Dana, di Flores disebut Kayu Ata. Sondana ialah sebutan Tumbuhan Cendana di Sulawesi Utara. Dan Hau Meni di Timor.

Perlu dijelaskan juga buat sebutan Cendana di Timor yaitu Hau Meni ada sejarahnya. Nama Hau Meni diambi dari nama sebuah kampung nan ditumbuhi Cendana sehingga harum (Hau Meni)

Tetapi, ternyata orang Timor juga menamai pohon ini dengan Hau Tam Lasi nan makna harfiahnya, kayu pembawa masalah, sebab banyak orang nan jadi korban dampak kebijakan pemerintah masa itu terhadap Cendana, sehingga ada nan dihukum secara adat sampai diselesaikan secara kekeluargaan.

Dalam Bahasa Inggris, Cendana disebut Sandalwood, dan sebutan ini juga ada kisahnya. Sejak abad VX Pohon Cendana sudah membuat Bangsa Eropa tertarik ke Indonesia dan memburu sampai ke Indonesia

Tepatnya di Nusa Tenggara Timur atau NTT, lebih tepatnya lagi di Pulau Sumba. Konon, karena Pohon Cendana ini, Pulau Sumbawa bisa julukan dari Bangsa Eropa sebagai Sandalwood Island.

Dan sebutan nan terakhir ialah sebutan ilmiah tumbuhan buat Pohon Cendana ialah Santalum album. Untuk produknya sendiri, Kayu Cendana, nama ilmiahnya ialah Santali Lignum, Minyak Cendana disebut Santali Oleum.
Tapi memang, kesohoran Cendana bukan karena sebutannya nan beraneka ragam, tapi aroma khasnya.



2. Awalnya ialah Hemiparasit

Tak kenal maka tidak sayang tidak sayang maka tidak cinta tidak cinta maka kenalan. Setelah kenal berbagai nama dan sebutan di tiap daerah tentang tumbuhan Cendana, maka berikut ini pemaparan tentang pelukisan tumbuhan Cendana.

Siapa sangka, pohon nan kayunya harum ini ternyata awal kehidupannya sebagai tumbuhan hemiparasit (setengah parasit) nan kecambahnya perlu pohon inang buat membantu pertumbuhannya, selain itu sebab akar dari Cendana hemiparasit juga tak sanggup mendukung pertumbuhannya.

Tumbuhan Cendana bila dideskripsikan ialah berupa pohon nan punya ukuran batang dari nan kecil hingga sedang dengan diameter 40 cm dan tinggi pohon dapat mencapai 20 m.

Batangnya sedikit berlekuk-lekuk dan bulat. Kulit kayu memiliki permukaan kasar dan warnanya kelabu ada juga nan coklat tua. Bila batang sudah tua, baunya harum.

Daun dari Pohon Cendana bersifat tunggal, saling berhadapan, mudah gugur, bentuknya elips dan tepi daun rata, ujung daun runcing, kadang ada juga nan membulat. Cendana memiliki kembang nan tumbuh di ujung dan ketiak daun, buahnya kecil bulat, akan berwarna hitam bila masak.

Akar Cendana tanpa banir, maksudnya akar cendana tak bersifat kokoh buat menopang pohon, tak seperti akar pohon kenari dan beringin. Sama seperti batangnya, bila usia pohon sudah cukup tua, maka akarnya akan mengeluarkan bau harum bahkan lebih harum dari batangnya.

Dibagian akar juga banyak mengandung minyak nan harum dan banyak diburu orang buat dijual.

Tumbuhan Cendana tumbuh di tanah kering dan panas serta banyak mengandung kapur di ketinggian 1.200 m dpl. Cendana juga bisa tumbuh di daerah tepi bahari sampai pegunungan pada ketinggian 1.500 m dpl dengan kisaran curah hujan antara 500-3000 mm/tahun.



3. Kayu dan Akarnya Kaya Manfaat

Nusa Tenggara Timur, dulunya ialah provinsi nan paling diincar oleh bangsa Eropa pada abad VX sebab tumbuhan Cendana , dan sebab tumbuhan Cendana juga NTT ditetapkan sebagai provinsi nan mendapat julukan Flora Bukti diri Provinsi.

Sekarang, keberadaan tumbuhan Cendana sudah mulai langka, dan tidak hiperbola jika IUCN atau International Union for Conversation of Nature, sebuah organisasi internasional nan bergerak dalam bidang perlindungan alam, memasukkan tumbuhan Cendana di redlist mereka sebagai spesies vulnerable, spesies nan rentan terhadap risiko kepunahan.

Bila dalam proses pemanfaatan tumbuhan Cendana ini tak disertai dengan tindakan pelestarian dan penyelamatan nan serius.

Seperti apa pemanfaatan nan dilakukan terhadap Pohon Cendana? Berikut pemaparan tentang kegunaan dari Tumbuhan Cendana.

Bagian dari Pohon Cendana nan dimanfaatkan ialah kayu dan akarnya. Kayu dari Pohon Cendana dimanfaatkan rempah-rempah pada makanan dan minuman, aromaterapi, obat tradisional, campuran parfum, kosmetik dan sabun, bahkan bahan untuk tangkai keris, juga dijadikan bahan untuk dupa serta kemenyan.

Bahkan kayu Cendana nan bagus, dapat menyimpan aroma Cendana hingga berabad-abad lamanya, wajar saja sejak abad IX, di Sri Lanka, kayu ini dimanfaatkan buat membalsam jenazah para putri raja.

Selain diolah menjadi produk-produk nan telah dipaparkan di atas, Kayu Cendana dijadikan juga sebagai bahan ukiran, seperti bidak catur, tasbih, dan lain-lain.

Bila ingin melihat produk dari Pohon Cendana, Cendana Handicraft dapat menjadi salahsatu alternatif website, sebab di website ialah ajang promosi bagi serikat pengrajin kayu Cendana. Lengkapnya dapat klik www.cendanacraft.com



4. Di Ambang Kepunahan

Sadar atau tidak, pemanfaatan terhadap suatu sumber daya alam nan tak disertai usaha pelestarian, maka siap-siap buat menuju pintu kepunahan. Hal inilah nan dialami oleh Tumbuhan Cendana.

Karena sebagian besar sudah mengetahui manfaatnya, maka ramai-ramai mengeksplorasi, semua demi materi tanpa memikirkan risiko kerusakan lingkungan dan lain sebagainya.

Sejak berabad-abad lalu, Pulau Timor ialah pulau pengekspor kayu cendana terbesar di Indonesia, maka sejak saat itu pula budidaya Cendana dilakukan tepatnya sejak 1924 di Timor Tengah Selatan.

Penyebab kelangkaan Cendana menurut Meine van Noordwijk pada tahun 2001:

Pembakaran Hutan , sistem pertanian tradisional kita masih memakai prinsip tebas-bakar buat membuka ladang, hal inilah nan menyebabkan tanaman Cendana secara tidak sengaja ikut terbakar pula.

Kebijakan pemerintah nan mencekik, hal ini terjadi dampak kebijakan pemerintah, kalau saja pemerintah lebih menaruh perhatian pada potensi Sumber Daya Alam nan satu ini, dan mengapresiasinya secara lebih, maka tak akan terjadi nan namanya aksi penebangan liar dan perdagangan liar.

Kenyataannya pemerintah hanya menghargai setiap kilogram kayu cendana sebesar Rp. 7.000, sementara para pengusaha mau membayar dua kali lipatnya, sekitar Rp.15.000 sampai Rp.25.000 per kilogramnya.

Minim pengetahuan seputar mengolah kayu dan akar Cendana, Indonesia kaya akan sumber daya alam namun miskin sumber daya manusia. Ekskavasi akar Cendana nan sembarangan dapat mengganggu regenerasi Fegetatif alami tunas Cendana di sekitarnya.

Selain itu, banyak asumsi bahwa tanaman Cendana ialah tanaman liar di hutan dan bisa tumbuh secara alami sehingga tak perlu ada usaha menanam.

Eksploitasi berlebihan, tak adanya upaya penanaman kembali setelah mengeksplotasi kegunaan tanaman Cendana nan ada malah pembiaran saja.

Masa panen nan mama, buat mendapatkan kualitas kayu Cendana nan sempurna, petani harus menunggu masa panen 30-35 tahun. Hal inilah nan membuat para petani enggan membudidaya tumbuhan Cendana.

Semoga kita lebih bijak lagi mengoptimalkan potensi Sumber Daya Alam Indonesia, kalau bukan kita siapa lagi?