Kelemahan Rumah Kontrakan
Pasangan muda nan baru menikah kerap dihadapkan pada kondisi unik. Setelah menikah akan tinggal di rumah orangtua istri atau suami atau mencoba hayati berdikari dengan mencari rumah kontrakan.
Tinggal di Rumah Orang Tua
Tinggal di rumah orangtua atau mertua tentu memberikan beberapa keuntungan. Pertama, kita tak akan dibebani masalah nan sifatnya administrasi bulanan, seperti bayar cicilan rumah, gaji pembantu, uang listrik, atau Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Gaji atau pemasukan nan kita terima, dapat dialokasikan pada belanja kebutuhan bulanan, tabungan atau investasi. Bagi Anda dan pasangan nan memiliki bayi atau anak nan masih kecil, keberadaan Anda di rumah orangtua istri atau suami tentu memberi laba lain. Jika Anda berdua statusnya ialah pekerja, tidak perlu risi siapa nan akan merawat, menjaga bayi atau anak selama kalian bekerja; tentu nenek dan kakeknya.
Tapi, kondisi ini bagi sebagian pasangan dapat jadi merugikan. Hayati serumah dengan mertua pada beberapa kasus malah menimbulkan kontradiksi. Seperti interaksi nan tak serasi antara mertua dan menantu, mertua nan dominan, dan ketidaknyamanan nan timbul dari permasalahan komunikasi.
Banyak sekali konflik nan bisa timbul dari kehidupan pasangan suami istri nan masih menumpang di rumah orang tua. Orang tua terkadang masih suka buat ikut campur terhadap apa pun nan ada di kehdiupan rumah tangga anaknya.
Pasangan suami istri ini seakan tidak bisa memutuskan segala apa nan ada di kehidupan rumah tangganya. Karena memang campur tangan orang tua ini tidak bisa dielakkan.
Atau, ketika terjadi konflik antara suami dan istri, justru orang tua malah menambah konflik tersebut menjadi lebih runyam. Orang tua tidak berusaha buat menjadi penengah atau peredam masalah dan konflik nan dihadapi oleh anaknya namun justru menyulut barah buat berkobar lebih membara.
Ingin Mandiri
Di sisi lain, "nyaman" tinggal di rumah orangtua atau mertua membuat kita menjadi kurang mandiri. Padahal, tak selamanya kita akan bernaung di bawah atap rumah orangtua atau mertua. Ketika Anda memutuskan menikah, orangtua sebetulnya sudah ikhlas "melepas" Anda atau pasangan Anda.
Hidup berdikari menuntut kita buat dapat mengatur segala sesuatu sinkron dengan kemampuan kita. Bagi mereka nan secara ekonomi sudah mapan dan siap, tentu tak menjadi masalah buat tinggal terpisah dari orangtua/mertua. Membeli rumah dengan uang sendiri sudah banyak dilakukan pasangan dengan tingkat ekonomi macam ini. Kadang-kadang, orangtua/mertua nan malah ikut diboyong buat tinggal bersama.
Tapi, bagi mereka nan pendapatannya serba ngepas mungkin agak sulit melakukan ini. Jika keinginan buat berdikari itu ada, tak perlu khawatir. Jika kita belum siap buat membeli atau kredit rumah, mencari rumah kontrakan ialah opsi paling memungkinkan bagi Anda. Tidak dapat beli, ngontrak pun jadi!
Keinginan buat berdikari dan memiliki rumah tersendiri dan terpisah dari rumah orang tua ini tentunya memang banyak dihinggapi oleh beberapa pasangan suami istri. Karena memang selain rasa berdikari nan akan ada di dalam jiwa pasangan suami istri ini, kehidupan mereka sebagai suami istri akan benar-benar menjadi kehidupan mereka sendiri.
Segala hal nan ada di dalam rumah tangga kita, hanya kita nan tahu. Segala permasalahan pun juga demikian, hanya kita nan tahu dan kita sendirilah nan akan memutuskan solusi pemecahannya tanpa ada campur tangan dari orang lain termasuk orang tua atau pun mertua.
Untungnya Rumah Kontrakan
Bagi sebagian pasangan nan masih belum mampu buat menguasahakan buat membeli atau membangun rumah sendiri, pilihan buat mencari rumah nan dikontrakan ialah salah satu pilihan nan bijaksana.
Mengontrak rumah memberi peluang kita buat fleksibel. Dari segi lokasi misalnya, dimungkinkan buat men cari rumah kontrakan nan dekat dengan loka kerja anda atau pasangan anda. Coba bandingkan dengan membeli rumah, susah sekali mendapatkan rumah nan lokasi berdekatan dengan loka kerja.
Harga rumah kontrakan pun dapat disesuaikan dengan kantong Anda. Ingin agak mewah tentu biaya kontrakan nan dikeluarkan pun besar dan sebaliknya jika rumah nan ditempati sederhana. Kita juga dapat memilih lamanya mengontrak, per enam bulan, satu tahun bahkan dua tahun.
Kita tak dipusingkan dalam urusan pemugaran rumah jika mengontrak, sebab ini tanggung jawab sang pemilik rumah. Satu hal penting, mengontrak rumah memungkinkan kita belajar me-manage segala sesuatu. Mulai dari keuangan hingga interaksi kemasyarakatan. Selama ngontrak kita mempersiapkan diri, mencari informasi, mempersiapkan tabungan, hingga akhirnya percaya diri buat memutuskan membeli rumah sendiri!
Keuntungan dari mengontrak rumah ialah terbebas dari belenggu orang tua atau mertua. Bagi nan selama ini masih hayati di dalam rumah mertua, akan merasakan perasaan lain ketika sudah mampu keluar dari rumah tersebut. Salah satu perasaan tersebut tentunya ialah bebas.
Betapa tidak? Selama ini ketika berada di rumah mertua maka semuanya akan serba sulit. Mau melakukan sesuatu hal tak begitu bebas, ada perasaan sungkan kepada mertua. Tidak hanya itu, ketika anda sedang tak bekerja pun masih sungkan jika terlalu lama berada di dalam rumah.
Setiap hari dan setiap waktu akan selalu berjumpa dengan orang tua atau mertua nan setiap saat seakan bertanya-tanya pada kita. Tentu saja ada perasaan agak tertekan ketika semua itu terjadi pada orang nan memiliki status menantu sedangkan dia sendiri masih numpang di rumah orang tua.
Keuntungan lainnnya nan dapat diperoleh ketika pasangan suami istri memutuskan buat mengontrak rumah dan pergi dari rumah mertua ialah masalah privasi. Mungkin ketika berada di dalam rumah mertua banyak sekali privasi nan harus dijaga sedemikian rupa sebab selalu ada mata nan mengawasi.
Adabaiknya ketika seorang nan baru menikah buat langsung mengontrak rumah dan tak tinggal di rumah mertua atau orang tau. Ketika orang masih baru menikah maka banyak sekali hal nan ingin dilakukan terutama nan menyangkut privasi.
Seseorang tentu ingin bercanda dan berkasih mesra dengan istri atau suami tercinta. Apalagi jika keduanya baru saja menyandang sebagai pasangan baru nan baru memulai menempuh hayati berumah tangga.
Candaan dan berkasih mesra nan tak dapat dilakukan di depan mertua. Tentu saja akan ada perasaan malu dan sungkan ketika sedang enak-enaknya bercanda atau bermesraan tiba-tiba muncul mertua di belakang. Tentu niscaya akan membuat orang salah tingkah dan tak dapat berkata apa-apa.
Apalagi tiap ketemu sama mertua niscaya akan ada perasaan malu meskipun hal tersebut sudah berlalu. Belum lagi jika ternyata mertua atau orang tua tersebut cerewet, niscaya akan menegur dan mengomel atas perbuatan nan telah kita lakukan tersebut.
Meskipun tujuannya ialah baik tetapi jika disampaikan secara langsung apalagi jika orang tua atau mertuanya cerewet maka dapat lain penangkapannya.Adaperasaan dongkol dan marah ketika itu dilakukan oleh mereka nan sebetulnya hanya berbuat buat kebaikan bersama saja.
Di rumah mertua juga tak dapat bebas melakukan kegiatan suami istri.Adasaat dimana keingnian buat melakukan interaksi suami istri harus ditahan sebab lagi-lagi merasa sungkan dan tak enak masih ada mertua atau orang tua.
Tentu saja hal tersebut akan lain jika Anda berada di rumah kontrakan nan notebene milik pribadi meskipun stasusnya ada sewa. Di rumah kontrakan dapat melakukan interaksi suami istri dimanapun dan kapanpun nan diinginkan. Semuanya dapat dilakukan sebab di dalam rmah tersebut hanya ada Anda berdua.
Kelemahan Rumah Kontrakan
Tidak selamanya rumah kontrakan itu indah, ada beberapa hal nan harus diperjuangkan agar estetika itu dapat diraih. Salah satu hal nan harus dikeluarkan ialah biaya nan tak dapat dibilang murah buat menyewa rumah ketika sudah diputuskan buat mengontrak rumah.
Bisa mencapai angkata jutaan bahkan belasan juta buat menyewa rumah dalam waktu setahun saja. Tentu angka tersebut bukanlah angka nan murah mengingat sebagian besar pendudukIndonesiamasih berada di bawah garis kemiskinan dan angka pendapatannya juga masih sedikit.
Itulah beberapa serba-serbi cerita di balik pasangan suami istri nan mencari rumah kotrakan. Mungkin pada awalnya akan begitu banyak pertimbangan sebelum memutuskan buat pergi dari rumah orang tua atau rumah mertua dan hayati berdikari di dalam rumah kontrakan. Namun, jika memang dijalani dengan benar, hayati berdikari di rumah sendiri walau pun hanya berua rumah kontrakan akan banyak memberikan kegunaan bagi pasangan suami istri ini.