Maher Zain

Maher Zain

Setiap mendekati hari raya agama, lantunan lagu rohani niscaya menggema di mana-mana. Pada saat umat Islam mulai melaksanakan ibadah puasa bulan Ramadhan, hampir dipastikan banyak kalangan nan menyetel lagu bernuansa islami dalam berbagai kesempatan.

Demikian pula, ketika menjelang seremoni Natal tiba. Lantunan lagu rohani bertema Natal, mulai diperdengarkan di beberapa tempat. Misalnya kawasan pusat perbelanjaan atau juga di loka ibadah umat Kristiani.

Bagi beberapa pihak, melantunkan lagu rohani menjelang seremoni hari raya suatu agama dapat dianggap sebagai sebuah kewajiban. Hal ini sebagai upaya buat turut memeriahkan suasana. Dengan mendengarkan lagu rohani tersebut diharapkan setiap umat nan akan merayakan hari raya, semakin khusuk dan meningkatkan kualitas ibadah mereka.

Sehingga pada saat hari raya nan sudah dinantikan tiba, mereka benar-benar merasakan puncak kebahagiaan. Bahagia sebab mampu menikmati sebuah hari besar nan memiliki nilai spesifik dalam pandangan agama. Dengan demikian, seremoni hari besar agama menjadi semakin lengkap sebab perbedaan makna nan terbangun selama menjelang perayaan.



Lagu Rohani Islam

Di Indonesia, lagu rohani Islam biasanya banyak diperdengarkan di berbagai loka sepanjang waktu. Mulai dari media elektronik, pusat perbelanjaan hingga di kawasan publik banyak nan memutar lagu rohani bernafaskan Islam.

Dalam perjalannnya, lagu rohani Islam ini selalu mengalami perkembangan. Hingga tahun 70an, lagu rohani Islam masih diidentikkan dengan musik berirama gambus nan merupakan karakteristik dari musik padang pasir. Dengan rona musik seperti ini, perkembangan lagu rohani Islam di Indonesia kurang begitu cepat tersebar.

Hal ini sebab gaya musik seperti itu, dianggap belum memasyarakat dan belum dapat diterima oleh telinga masyarakat Indonesia. Apalagi, pengaruh budaya musik barat nan mengusung irama pop mendayu, masih demikian mendominasi pentas musik di tanah air.

Perubahan besar terjadi pada tahun 70an, ketika sebuah group musik dari Bandung menawarkan gaya bermusik baru di tanah air. Kelompok tersebut ialah Bimbo. Dengan gaya bermusiknya, Bimbo mampu merubah persepsi masyarakat mengenai lagu rohani Islam nan cenderung bergaya musik gambus.

Kelompok musik Bimbo ini berdiri sejak tahun 1967, dengan empat orang personilnya. Anggota Bimbo terdiri dari Sam, Acil, Jaka serta Iin Parlina. Iin Parlina sendiri menjadi satu-satunya anggota perempuan dalam kelompok tersebut.

Di awal kemunculannya, Bimbo tak serta merta menyanyikan lagu berirama rohani Islam. Mereka justru bermain musik dengan gaya nan mengadopsi irama musik latin. Baru setelah merekam lagu Melati Dari Jayagiri pada tahun 70an, irama bermusik Bimbo mulai bergeser ke arah balada. Kondisi ini dipengaruhi oleh Iwan Abdurachman, nan memiliki peran besar di balik penciptaan beberapa lagu nan dinyanyikan Bimbo.

Memasuki pertengahan tahun 70an, atau tepatnya pada tahun 1974, Bimbo mulai merambah irama musik religius. Lagu Tuhan nan diciptakan oleh Sam Bimbo, merupakan lagu bernuansa rohani pertama nan dirilis oleh kelompok musik nan personilnya masih memiliki ikatan persaudaraan tersebut.

Lagu Tuhan nan pada mulanya diragukan mampu meraih kesuksesan, justru sukses menarik perhatian pecinta musik di tanah air. Album tersebut berhasil besar di pasaran dan meraih beberapa penghargaan. Akhirnya, Bimbo melanjutkan dengan membuat beberapa lagu bernuansa rohani nan selalu berhasil di pasaran.

Hingga tahun 2000an, lagu-lagu Bimbo hampir selalu menjadi tema setiap kali hari besar umat Islam diperingati. Walaupun secara umum, Bimbo tak lagi terlalu aktif masuk dapur rekaman dan menciptakan lagu baru. Namun, banyak nan menganggap bahwa lagu Bimbo merupakan lagu sepanjang jaman, sehingga kapan pun diperdengarkan akan terasa nyaman di telinga.

Hal ini pula nan kemudian menjadi alasan bagi salah satu group rock tanah air, yaitu Gigi nan melakukan reproduksi lagu karya Bimbo. Beberapa lagu Bimbo nan pernah menjadi top hits di tanah air, diaransemen ulang dengan irama rock dan dinyanyikan kembali dengan vokal Armand Maulana.



Opick

Memasuki pertengahan tahun 2000, tepatnya pada tahun 2005, global musik tanah air kembali melahirkan sosok nan menekuni jalur musik religius Islami. Nama musisi tersebut ialah Aunur Rofiq Lil Firdaus atau lebih dikenal dengan nama Opick. Musisi kelahiran Jember, 16 Maret 1974 ini merupakan penyanyi sekaligus juga pencipta lagu yangg memilih jalur lagu rohani sebagai genre musiknya.

Album pertama nan diluncurkan menggunakan label Istighfar. Dalam album nan menggunakan lagu andalan berjudul "tombo ati" tersebut, cukup mampu menarik perhatian publik tanah air. Apalagi, moment peluncuran album ini dinilai cukup tepat, yaitu pada saat mendekati bulan Ramadhan tahun 2005.

Album ini mampu meraih penjualan hingga 300 ribu keping dan mendapatkan penghargaan berupa dobel platinum. Angka ini didapat hanya dalam jangka waktu sebulan setelah diluncurkan pertama kali. Jika dinilai dari holistik penjualan album ini, diperoleh angka hingga 800 ribu keping. Itulah mengapa, buat album perdananya tersebut Opick mampu meraih lima platinum. Sebuah prestasi nan cukup fantastis buat ukuran seorang pendatang baru, terutama nan memilih jalur musik religius.

Dari keberhasilannya tersebut, setahun berikutnya atau pada tahun 2006 Opick kembali meluncurkan album religinya. Kali ini, album keduanya diberi tema "Semesta Bertasbih". Pada album ini, Opick juga menggandeng beberapa penyanyi buat berduet pada beberapa lagu. Tersebut nama Melly Goeslaw nan bernyanyi bersamanya dalam lagu "Takdir". Selain itu, Opick juga mengajak Wafiq Azizah buat melantunkan lagu Yaa Rasul.

Wafiq sendiri ialah seorang remaja nan memiliki prestasi di taraf internasional. Antara lain sebagai qoriah cilik internasional terbaik. Selain itu, Opick juga mengajak salah seorang dai muda nan memiliki kemampuan suara cukup bagus, yaitu Ustadz Jeffry Al Buchori. Bersama Uje, panggilan akrab Jeffry Al Buchori, Opick melantunkan lagu "Ya Rabbana". Lagu ini sendiri dinilai cukup memiliki karakter nan kuat, salah satunya sebab kemampuan olah suara dari Uje nan menjadikan perbedaan makna tersendiri pada lagu tersebut.



Maher Zain

Pada tahun 2011, khasanah musik religi tanah air mendapatkan rona baru. Hal ini ditandai dengan kemunculan seorang musisi kelahiran Libanon nan mencoba peruntungan musiknya di Indonesia. Dia ialah Maher Zain. Dengan mengusung musik R&B, Maher Zain menggunakan lirik nan bernuansa rohani dan menyuarakan syiar Islam. Penyanyi kelahiran 16 Maret 1981 ini, sebelumnya sudah dikenal global dengan lagunya berjudul Thank You Allah nan dirilis pada tahun 2009.

Di Indonesia sendiri, lagu Maher Zain nan cukup terkenal ialah Insya Allah. Lagu ini menggunakan bahasa campuran antara Inggris dan bahasa Indonesia. Lagu ini dibawakannya secara duet dengan vokalis group band Padi, yaitu Fadli. Perpaduan suara kedua musisi nan berbeda karakter tersebut, rupanya mampu menciptakan kekuatan tersendiri bagi lagu Insya Allah tersebut.

Maher Zain sendiri, selain bernyanyi juga dikenal aktif sebagai penulis serta produser bagi musisi lainnya. Talenta bermusik Maher Zain sendiri sudah terlihat sejak dirinya masih berusia sepuluh tahun. Pada saat ini, Maher Zain menetap di negara Swedia setelah sebelumnya tinggal di Amerika Perkumpulan selama beberapa waktu.

Kehidupan religi memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia -apapun agamanya karena manusia merupakan makhluk Tuhan. Sebagai makhluk Tuhan, manusia kerap melalukan pujian terhadap Tuhan. Pujian tersebut dilakukan sebagai rasa syukur terhadap Tuhan atas segala anugerah dan kenikmatan nan dirasa. Dapat juga merupakan sebuah ungkapan kecintaan manusia terhadap Tuhan.



Pujian Terhadap Tuhan Melalui lahu Rohani

Dalam agama Islam, pujian terhadap Tuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Paling banyak dilakukan adalah dengan berzikir. Berzikir membuat manusia benar-benara merasa dekat dengan Tuhan. Selain zikir, mendengarkan lagu rohani pun dapat menjadi asupan bagi jiwa kita buat merasa dekat dengan Tuhan dan mensyukuri semua nan telah diberikan Tuhan kepada kita.

Dalam lagu rohani biasanya berisi mengenai kebesaran Tuhan, ketaatan dalam beribadah, dan dalam lagu rohani kerap dicantumkan nama-nama nan menjadi sebutan buat Tuhan sebab sifatnya. Dalam agama Islam, nama-nama tersebut disebut dengan asmaul husna.

Mendengarkan lagu rohani saat-saat eksklusif dapat menjadi pemicu bagi kita agar lebih mensyukuri nikmat, bahkan dapat membuat kita sadar atas lirik nan terdapat dalam lagu rohani tersebut. Belum lagi aransemen musiknya nan biasanya begitu syahdu sehingga menimbulkan imbas damai dan religius.

Pada saat bulan Ramadhan, produksi lagu rohani lebih banyak dibanding bulan lainnya. Lagu rohani saat ini banyak diproduksi oleh grup musik. Pun, penyanyi solo nan memfokuskan diri buat lagu rohani pun banyak bermunculan.

Beberapa penyanyi lagu rohani tidak hanya melakukan syiar melalui lagu rohani, rata-rata melakukan syiar juga melalui dakwah. Lagu rohani menjadi penunjang antara dakwah dan syiar. Berikut salah satu contoh lirik lagu rohani nan dipopulerkan oleh Ada Band nan berjudul Jalan Cahaya.

Jalan Cahaya

Laksana air di gurun pasir
Sejukkan jiwa nan kehausan
Di sepanjang keruh rapuhnya dunia
Ku selalu merindukan belaiMu
Ku ingin Kau slalu bertahta dalam kalbuku
Kau hadir di setiap hela nafasku
Hangat alirkan butiran daarahku
Betapa kudus dan agung cintaMu
Tak sanggup nalarku memikirkanMu
Ku ingin Kau selalu bertahta dalam bathinku
Bimbinglah saya dalam pelukanMu
Jangan lepaskan lagi
Izinkanlah malaikat menjagaku dari kelamnya nafsu dunia
Bawalah saya ke jalan cahaya terang kerajaanMu
Jadikan mimpiku jelas paripurna menyatu dalam istana surga
Kemana kapalmu kan berlabuh
Disana juga kau bermuara
Kemanapun hidupmu kau arahkan
Disanalah dermaga akhirmu
Yakinlah Dia bersemayam dalam hatimu

Lagu rohani dapat jadi jembatan agar manusia menjadi lebih taat. Lagu rohani dapat jadi wahana syiar atau dakwah dalam bentuk lain. Media musik dapat jadi media nan efektif buat memberikan ajaran agama tanpa terkesan mendikte dan menggurui.