Cara Melatih Belajar Maen Drum
Yang pernah menyaksikan video seorang anak bernama Julian Pavone belajar maen drum pada usia nan sangat dini, niscaya terkesima. Akan lebih terkesima lagi ketika tahu bahwa Julian ini telah ‘main’ drum sejak dari dalam kandungan. Bahkan, ketika masih berusia 3 bulan, ia ikut ayahnya main drum.
Tentu saja Julian tak memukul drum, melainkan berada di pangkuan sang ayah. Di usia 3 tahun, ia telah memainkan berbagai jenis set dari drum dengan majemuk jenis genre musik.
Anak Ajaib
Orang mengatakan bahwa Julian ini ialah anak ajaib. Sayangnya, ia tak mengenakan ear plug ketika sedang berlatih bermain drum. Telinga anak sekecil Julian seharusnya dipelihara jangan sampai terjadi apa-apa. Untungnya sampai usianya berlanjut besar, ia tak mengalami masalah apa-apa dengan telinganya. Keterampilan dalam menabuh drum pun semakin bagus. Ia tak berhenti hanya pada drum.
Alat musik lainnya pun ia mainkan. Bakat nan digabungkan dengan kerja keras memang menghasilkan sesuatu nan sangat mengagumkan. Julian tak sendirian. Ada banyak anak hebat nan telah mampu bermain drum di usia nan sangat muda. Mereka mulai main drum pada usia 2-3 tahun. Luar biasa sekali ketertarikan anak-anak ini pada drum.
Padahal, bermain drum itu tak mudah. Energi harus besar. Orang nan tak biasa memukul drum, akan merasakan lelah nan cukup lama. Koordinasi antara kaki dan tangan serta pemilihan alat nan ditabuh, ialah sesuatu nan harus dilatih dalam waktu nan lama.
Harmonisasi pukulan pun bukan sesuatu nan mudah dipelajari. Mendengarkan berbagai jenis genre musik dan mencoba mengiringi sebuah lagu, harus dilatih pada waktu eksklusif agar sensitivitas terlihat dan terasah dengan baik.
Anak-anak ajaib ini bahkan unjuk gigi pada kontes pencarian bakat. Pada ajang kontes Indonesia Mencari Bakat, beberapa anak menunjukkan keterampilannya dalam menabuh drum. Pukulan mereka cukup berbobot dan mempunyai energi nan besar. Kalau dipikir bagaimana seorang anak dapat dengan piawai memukul stik nan cukup panjang dan dapat membuat harmoni suara drum nan indah. Niscaya ada dorongan nan sangat kuat dalam diri anak buat mencapai tujuan hingga mahir bermain drum.
Drum buat Anak Berkebutuhan Khusus
Meningkatnya jumlah anak berkebutuhan khusus, seperti anak-anak nan terkena autisme , hiperaktif, dan ADHD, cukup memprihatinkan. Banyak cara telah ditempuh agar membuat anak-anak ini dapat berdikari dan dapat bermanfaat bagi lingkungan mereka. Salah satu cara ialah dengan terapi bermain drum.
Mengapa drum? Energi nan cukup banyak nan dibutuhkan buat bermain drum ini ialah salah satu alasan mengapa bermain drum dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk terapi bagi anak-anak tersebut. Kalau merajut, mungkin anak-anak akan dapat berkonsentrasi dalam waktu nan lama. Namun, energi mereka masih besar sehingga mereka masih membutuhkan kegiatan lain nan dapat membakar energi mereka.
Energi nan tak dibakar itu akan menjadi sesuatu nan cukup berbahaya. Anak nan belum dilatih atau belum mendapatkan pelatihan nan cukup, akan melakukan hal nan berbahaya. Mereka memanjat dan bermain bola di dalam rumah dalam waktu nan lama. Anak-anak seperti ini ada nan melakukan hal nan sama dalam waktu nan sangat lama. Mereka tak merasa bosan.
Bahkan, ada nan menonton sebuah film nan sama sebanyak 5 kali dalam sehari dan berulang hingga beberapa hari. Ia bahkan hafal setiap detail dalam film itu. Hal ini tentu kurang baik bagi anak. Selain matanya dapat terganggu, anak dapat mengalami obesitas sebab biasanya selama ia menonton, tangannya pun tak berhenti mengunyah makanan.
Terapi dengan bermain drum ini tak hanya akan melatih koordinasi mobilitas tangan dan kakinya, ia pun akan dapat melampiaskan emosinya nan terpendam. Energi nan telah terlepaskan itu akan membuat anak lelah dan akan mudah bagi mereka buat beristirahat.
Ketika mereka beristirahat, nan mengasuh mereka pun dapat beristirahat. Anak berkebutuhan spesifik ini tak boleh terlepas dari pengawasan. Itulah mengapa ketika mereka tertidur, rasanya global bagai surga bagi para pengasuh mereka. Ada aktivitas lain nan dapat dilakukan oleh sang pengasuh daripada hanya mengawasi kegiatan sang anak nan sangat istimewa itu.
Cara Melatih Belajar Maen Drum
Suara drum sangat berbeda dengan suara piano atau biola nan lembut. Suara drum ini dapat membuat orang lain merasa pusing dan merasa terganggu. Apalagi kalau pemain drumnya bukan nan piawai alias seorang pemula. Suara nan tak beraturan dengan imbas suara lain nan terjadi, akan semakin membuat siang hari terasa kian panas.
Agar tak menjadi masalah baru, orangtua anak-anak berkebutuhan spesifik nan mengambil jalan terapi dengan cara ini, sebaiknya tak membiarkan anak bermain drum di kamar atau ruangan terbuka. Ada baiknya membuat ruang rapat suara. Besaran ruangan tak terlalu luas. Hanya buat bermain drum, 3x4 meter persegi sudah cukup.
Kalau tak mampu atau tak ada loka membuat kamar rapat suara, bawa saja anak ke sekolah musik atau loka kursus spesifik buat belajar memainkan alat pukul satu ini. Selain akan mendapatkan bimbingan nan bagus dari para instruktur, anak juga dapat berteman dengan anak lain nan tak membutuhkan perlakuan khusus.
Bagi nan mempunyai ruangan spesifik di rumah, pun hendaknya mengajak anak ke loka umum. Di loka itu, anak dapat menunjukkan bakatnya. Biasanya para orangtua nan tergabung dalam suatu komunitas akan menyelenggarakan kegiatan konser secara berkala bagi anak-anaknya. Apalagi kalau ikut kursus atau sekolah musik. Konser mini ini sering diselenggarakan.
Kelebihan Drum dari Alat Musik Lain
Mengapa drum dikatakan sebagai alat musik nan cocok buat terapi anak-anak berkebutuhan spesifik ? Drum ini mudah dimainkan. Orang normal nan mengalami gangguan emosi pun dapat mengambil pelajaran bermain drum sebagai salah satu terapi mengatasi rasa gusar dan marah nan membuncah.
Memukul drum itu terasa akan sangat membantu menyalurkan berbagai perasaan rancu dan ingin meledak-ledak. Daripada lari ke minuman beralkohol atau obat-obatan, akan lebih baik bermain drum selama satu hingga dua jam. Tubuh niscaya terasa lelah.
Banyak minum air putih hangat atau air kelapa hijau sebagai pengganti cairan tubuh nan hilang. Tidur nan cukup dan keesokan harinya bermain drum lagi. Begitulah terus hingga merasa bahwa bermain drum bukan sebagai salah satu terapi, tetapi salah satu cara menyalurkan talenta seni.
Drum tak membutuhkan genre listrik. Dapat dikatakan bahwa walaupun harga perangkat drum ini awalnya cukup mahal, perawatan dan biaya pemakaiannya menjadi sangat murah. Tidak seperti gitar listrik nan membutuhkan genre listrik cukup banyak. Di tengah harga-harga nan kian meningkat, bermain gitar listrik tentu harus dibatasi.
Kecuali kalau berlatih dengan gitar listrik itu sebagai bagian dari pekerjaan sebagai seorang musisi. Artinya kalau anak-anak berkebutuhan spesifik bermain drum sangat lama, tak akan menambah beban pembayaran listrik rumah tangga.
Bagi Anda nan mempunyai anak berkebutuhan khusus, tentu tak salah buat mencoba terapi tersebut di atas. Ajak dan ajarilah anak Anda buat belajar maen drum. Dengan demikian, diharapkan energi berlebih anak Anda tersalurkan dengan baik melalui terapi main drum tersebut.