Kejadian Akhir Zaman
Salah satu kutipan Alkitab nan cukup sering digunakan oleh para penggemar eskatologi adalah, “Lalu malaikat nan ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air.
Nama bintang itu adalah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang wafat sebab air itu, karena sudah menjadi pahit.” (Wahyu, 8: 10). Apa nan dapat dipelajari dari ayat ini?
Pencemaran Besar-Besaran
Pada ayat Wahyu 8: 10, memang tak ada klarifikasi apakah apsintus atau disebut juga afsantin, ialah jenis komet atau meteor. Yang jelas, jika kita melihat pelukisan Apsintus dalam ayat di atas, kita akan menyebutnya sebagai benda langit nan akan menjatuhi bumi dengan kecepatan tinggi.
Benda langit ini kemungkinan akan dilihat manusia dengan jelas pada akhir zaman sebagai “tanda malapetaka” sebab tercantum bahwa nyalanya seperti obor (dan seperti itulah benda langit berukuran raksasa jika masuk ke dalam atmosfer bumi). Yang jelas, meteor Apsintus akan menyebabkan kerusakan parah.
Bagaimana tidak? Meteor Apsintus akan mencemari sepertiga sungai (dunia?). Oleh sebab itu, orang nan tak tahu bahwa air telah tercemar, wafat setelah merasakan getir sebagai tanda tercemarnya air oleh materi meteor Apsintus.
Kehancuran Demi Kehancuran
Keterangan tentang kelanjutan dampak meteor apsintus diterangkan pada ayat berikutnya, Wahyu (8: 11), “Lalu malaikat nan keempat meniup sangkakalanya dan terpukullah sepertiga matahari dan sepertiga bintang dan sepertiga bulan sehingga sepertiga darnya menjadi gelap dan sepertiga siang hari tak terang, dan demikian pula malam hari”.
Kejadian Akhir Zaman
Menarik jika kita mempelajari bahwa banyak ayat dalam kitab suci, kita akan menemukan beberapa poin krusial tentang kejadian akhir zaman. Biasanya, dijelaskan bahwa pada akhir zaman, kehidupan umat beragama sudah sangat merosot.
Oleh sebab itu, Tuhan mengirimkan juru selamatnya (Mesiah, Kalki Awatara, Al-Mahdi, atau nama lain) demi membuat agama benar-benar sinkron dengan alur nan diperintahkan Tuhan kepada nabi-nabi terdahulu.
Sebelum sang juru selamat datang, Tuhan mengirimkan frekuwensi kedatangannya dengan benda langit nan jatuh ke bumi dan menciptakan malapetaka bagi orang-orang nan menyangkal keberadaan-Nya.
Sebaliknya, bagi orang-orang beriman, ini ialah tanda keperkasaan Tuhan dan dukungan-Nya kepada mesiah. Saat ini, kita tinggal menunggu kedatangan meteor Apsintus.