Pelayanan
Rumusan Sederhana
Ada rumusan sederhana dalam global ritel. Pada dasarnya, rumusan itu bermuara pada bagaimana dapat menjual barang sebanyak mungkin. Kalau menganut ilmu ekonomi pada masa lampau, ‘dengan kapital sedikit-dikitnya, meraih untung sebanyak-banyaknya’, rasanya buat zaman sekarang, ini ilmu tak cocok. Kecuali kalau menjual sesuatu nan merusak para pembeli. Misalnya, penjual pempek dengan jahatnya mencampur formalin ke dalam adonan pempek.
Bisa dibayangkan kalau pempek itu akan bertahan lama sebab tak akan basi. Dengan kapital nan sedikit, harga murah, rasa tetap enak walaupun agak sedikit lebih kejal, maka laba dapat berlipat. Penjual ikan asin dan penjual barang lain nan menggunakan bahan kimia nan berbahaya. Mereka berharap mendapatkan laba sebanyak-banyaknya dengan kapital sedikitnya. Berbeda dengan orang nan berbisnis dengan jujur.
Yang diutamakannya ialah keselamatan dan kemaslahatan para konsumennya. Ia tak ingin asal enak dan asal disenangi orang dengan mengabaikan semua segi kesehatan. Untuk membuat produk nan berkualitas tentu saja membutuhkan kapital nan lebih banyak dan harganya pun harus lebih tinggi. Jangan takut, konsumen nan cerdas sangat tahu bagaimana harus membuat produk nan bagus. Mereka sadar bahwa kalau ingin mendapatkan barang bagus, mereka harus membayar lebih.
Berbeda kalau dapat mendapatkan bahan standar murah meriah. Misalnya, di suatu loka ada bahan standar nan tak dimanfaatkan atau orang di daerah itu tak tahu kalau tumbuhan eksklusif ialah bahan standar produk eksklusif sehingga harga jual memang murah. Hal ini seperti nan terjadi dengan negeri Cina. Beberapa produk dari Cina itu mempunyai harga murah sebab bahan standar nan murah. Disamping itu, tengaa kerja nan murah juga dapat memproduk menjadi lebih murah.
Untuk tenaga kerja murah ini, terkadang ada dilema juga. Tenaga manusia nan dibayar sangat murah itu seperti perbudakan. Namun terkadang manusia nan menjadi pekerja tak dapat berbuat banyak. Mereka pasrah. Daripada tak mempunyai pekerjaan, lebih baik bekerja dengan gaji nan tak besar. Hal ini telah menjadi isu nan cukup santer terdengar di seluruh dunia. Tenaga kerja ini bahkan ada anak kecil nan dibawah umur. Demi laba dagang, pengusaha mempekerjakan anak-anak dan memberinya upah nan sangat rendah.
Walaupun sudah ada perundangan nan tak boleh mempekerjakan anak-anak, nyatanya hal ini masih saja berlangsung di beberapa tempat. Kemiskinan terkadang membuat banyak hal menjadi tak sinkron dengan aturan. Kebutuhan perut nan harus diisi menjadi sesuatu nan menuntut orang melakukan apapun demi menyambung hidup. Masih lumayan kalau mereka nan hayati dalam kemiskinan itu tak melakukan kejahatan.
Kejahatan sebab perut lapar ini tak sporadis melahirkan penjahat nan cukup keji. Ia menuntut keadilan dan menginginkan semua orang merasakan apa nan ia rasakan. Hal ini juga nan harus dihadapi oleh banyak pengusaha nan berada di daerah-daerah terpencil. Uang sosial nan harus diberikan kepada penduduk lokal nan tak mau repot mencari uang cukup besar. Uang ini tentu saja akan menambah beban biaya produksi. Dengan demikian harga produk semakin mahal.
Begitu banyaknya hal nan akan mempengaruhi harga produk. Belum hal-hal nan termasuk dalam pengiriman barang. Pengiriman ini dapat melalui darat, bahari atau udara. Kalau dapat mendapatkan perusahaan ekspedisi nan cukup lumayan murah tetapi berkualitas, harga produk dapat ditekan. Apalagi kalau mempunyai pabrik pengolahan sendiri nan tempatnya tak berjauhan dengan loka pemasaran. Hal ini tentu saja akan menunjang planning memberikan harga nan murah kepada para konsumen.
Tips Taktik Dalam Global Pemasaran
Nah, berikut beberapa tips tentang taktik dalam global pemasaran ritel dengan memanfaatkan rumus 4P dalam marketing mix namun dengan penajaman seperlunya, nan mungkin perlu Anda tahu. Tips ini sendiri masih memungkinkan dikembangkan sehingga taktik tersebut akan semakin bagus dan laba akan semakin meningkat. Tanpa adanya modifikasi atau pembaruan dalam taktik pemasaran, sebuah perusahaan akan sulit buat berkembang. Ingatlah bahwa konsumen semakin cerdas dan tahu apa nan mereka inginkan.
Harga (Price)
Salah satu indikator nan sangat menentukan keputusan pembelian konsumen, khususnya terhadap barang-barang jenis consumer goods atau kebutuhan sehari-hari ialah soal harga. Pertanyaannya, kalau masing-masing minimarket tersebut mendapatkan barang dari grosir nan sama, mengapa dapat terjadi disparitas harga di antara mereka?
Kalau dicermati, ternyata disparitas harga itu hanya terdapat pada jenis item barang eksklusif dan tak pada item lainnya. Sedangkan dalam perspektif konsumen, ketika mereka mendapatkan atau menemukan adanya disparitas harga pada satu item saja, langsung menyimpulkan bahwa harga semua barang di suatu minimarket lebih murah dibandingkan lainnya. Jadi Anda nan bergerak dalam usaha ritel modern dapat menerapkan taktik ini dengan memanfaatkan pola persepsi konsumen nan generalis.
Produk (Product)
Masalah produk nan turut mempengaruhi persepsi konsumen dalam memilih loka belanja ialah aspek kuantitas dan aspek kualitas produk. Aspek kuantitas berhubungan dengan kelengkapan dan keragaman produk nan mampu disediakan pengelola minimarket.
Namun aspek ini dapat diperkuat dengan membuat prioritas berdasarkan segmen konsumennya. Kalau konsumennya lebih banyak mahasiswa tentu barang kebutuhan mereka nan harus lebih lengkap dan lebih beragam. Beitu juga konsumen terbesar Anda ialah ibu rumah tangga, dan sebagainya. Sedangkan aspek kualitas barang berhubungan erat dengan pola manajemen produk dalam bisnis ritel. Tak sedikit minimarket nan tidak peduli dengan kebersihan produk nan dijualnya hingga berdebu atau terlalu lama lakunya.
Perputaran barang nan lambat, akan membuat konsumen juga makin enggan berbelanja. Karena itu perhatikan taktik pemasaran global ritel dengan mengutamakan pergantian barang buat periode eksklusif meski barang nan diganti sama. Konsumen sporadis ada nan mau membeli barang nan masa kadaluarsanya sudah mendekati tanggal nan tertera di bungkusnya. Kalau mereka menemukan hal tersebut beberapa kali, mereka mungkin tak mau lagi datang.
Lokasi (Place)
Faktor place ini bukan saja menyangkut lokasi secara demografis namun juga kualitas lokasi toko sebagai loka nan nyaman bagi konsumen saat berbelanja. Makin dekat lokasi ritel dengan pemukiman konsumen makin loyal pula konsumen dalam berbelanja. Karena itu perliharalah konsumen khusus Anda, khususnya menurut radius demografi nan jelas.
Sedangkan buat kenyamanan, selain kualitas pendingan ruangan (air conditioning) nan baik, juga penataan rak buat penempatan produk nan lapang. Karena itu perhatikan faktor ini sebab hal tersebut akan sangat mempengaruhi kenyamanan konsumen saat berbelanja.
Promosi (Promotion)
Promosi bagi minimarket waralaba biasanya sudah dilakukan kantor pusat. Namun pengelola minimarket sebaiknya jangan melewatkan aspek ini, sebab ternyata efeknya sangat signifikan bagi tumbuhnya konsumen loyal.
Promosi nan bisa dilakukan pengelola minimarket dalam taktik pemasaran ritel ialah dengan memberikan cinderamata atau insentif belanja bagi konsumen dengan nominal belanja tertentu. Cinderamata ini dapat berupa kalender, mainan anak-anak, atau barang lain nan disesuaikan dengan segmentasi nan dibidik peritel. Promosi nan sederhana namun mengena tentunya akan efektif.
Pelayanan
Hal lain nan menjadi satu pertimbangan mengapa seorang konsumen mau datang dan datang lagi ke sebuah toko kelontong, minimarker, atau loka belanja lainnya ialah sebab mendapatkan pelayanan nan bagus. Tidak perlu disapa kalau cara menyapa tak dari hati. Tidak perlu tersenyum kalau senyum itu tak dari hati nan terdalam. Orang niscaya tahu mana pelayan nan benar-benar melayani dan mana nan hanya melakukan pekerjaannya semata.
Orang juga tahu mana senyum SOP atau senyum nan sinkron dengan baku saja dan mana senyum nan sesungguhnya. Kalau benar-benar melayani, maka kehadiran konsumen akan disambut dengan tangan terbuka. Bagaimanapun konsumen ialah sosok nan sangat diharapkan selalu hadir di toko. Untuk itulah, pelatihan penjaga toko perlu dilakukan demi menjaring konsumen nan lebih banyak.