Pariwisata Sebagai Salah Sumber Pendapatan Ekonomi India
Tahukan Anda keadaan ekonomi India? Dalam sistem ekonomi India , pemerintah pusat maupun negara bagian memiliki peran krusial sebagai regulator dan perencana. Pemerintah juga berperan melalui kepemilikan perusahaan publik.
Keterlibatan pemerintah dalam skala besar dimulai pada 1950-an, sebagai cerminan nasionalisme dan sosialisme pemerintahan pasca kemerdekaan nan dipimpin oleh Jawaharlal Nehru. Keterlibatan pemerintah juga bertujuan mempercepat pembangunan dan pertumbuhan ekonomi buat memenuhi kebutuhan penduduk India nan kian bertambah.
Ekonomi India Hingga 1991
Rencana ekonomi lima tahun India pertama kali berjalan pada 1951. Sepanjang dasawarsa berikutnya, negara mengambil alih sektor-sektor kunci eksklusif dan menanam investasi, sementara sektor partikelir lebih banyak dikontrol pemerintah.
Tarif dan aturan-aturan lain diberlakukan buat melindungi industri dalam negeri. Selain itu, berbagai program reformasi agraria dijalankan.
Secara umum, hasilnya positif, terutama jika dibandingkan dengan banyak negara berkembang nan lain. Pertumbuhan ekonomi India, kecuali ketika terjadi bala kekeringan pada 1979 dan 1987, cukup mantap. Yakni, sekitar 3,6% per tahun antara 1965 dan 1980-an dan lebih dari 5% pada 1980-an.
Inflasi dan utang nasional secara generik tetap rendah. Hasil pertanian meningkat secara signifikan dan hantu kelaparan massal bisa dihindarkan. Selain itu, basis bagi industri modern telah dibangun.
Pada 1991, P.V. Narasimha Rao menjadi perdana menteri dan melakukan perubahan krusial dalam kebijakan ekonomi. Banyak kontrol terhadap sektor partikelir nan dihapus dan monopoli negara pada bidang-bidang tertentu, seperti transportasi udara, diperlonggar.
Secara umum, ekonomi India menjadi terbuka dengan adanya pengurangan kontrol tarif dan dorongan bagi pihak asing buat berinvestasi. Perubahan-perubahan tesebut dilakukan terutama buat meraih angka pertumbuhan nan lebih tinggi.
Namun, pemerintah juga perlu memotong belanja publik dan mengurangi inflasi, pembayaran utang, dan defisit neraca pembayaran, nan meningkat tajam dampak Perang Teluk dan utang pemerintah pada akhir 1980-an.
Pada 1991 dan 1992, pertumbuhan ekonomi riil menurun hingga 1,1%, tetapi pada 1996 meningkat menjadi di atas 6,5%.
Perubahan ekonomi India pada level nasional juga tecermin di level negara bagian. Negara-negara bagian memiliki kontrol signifikan terhadap kebijakan internal dan menafsirkan kebijakan nasional dengan cara masing-masing.
Di beberapa negara bagian, seperti West Bengal, pemerintah lebih banyak mengontrol ekonomi dibandingkan negara bagian lain. Sementara itu, negara-negara bagian lain, seperti Maharashtra, secara tradisi lebih berorientasi pasar.
Namun, sejak 1991, hampir semua negara bagian telah membuka pintu bagi penanaman kapital asing, mengurangi kontrol terhadap sektor swasta, dan mengizinkan privatisasi perusahaan negara.
Beberapa negara lebih sukses dalam penerapan kebijakan ini. Lima negara bagian besar, nan penduduknya merupakan sepertiga populasi India, yaitu Andhra Pradesh, Gujarat, Karnataka, Maharashtra, dan Tamil Nadu telah mendapatkan dua pertiga proposal investasi partikelir sejak 1991 dan 60% kredit bank komersial.
Sebaliknya, tujuh negara bagian, nan jumlah penduduknya merupakan 55% populasi India, hanya memperoleh 30% proposal investasi partikelir selama periode nan sama. Ketujuh negara bagian tersebut ialah Assam, Bihar, Madhya Pradesh, Orissa, Rajasthan, Uttar Pradesh, dan West Bengal.
Pertumbuhan Pesat Ekonomi India
Sejak 1997, pertumbuhan ekonomi India rata-rata mencapai lebih dari 7% sehingga angka kemiskinan berkurang sekitar 10%. India meraih pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 9,6% pada 2006, 9,0% pada 2007, dan 6,6% pada 2008.
Pertumbuhan pada tahun fiskal nan berakhir 31 Maret 2009, semula diharapkan antara 8,5-9%. Namun, direvisi oleh sejumlah ahli ekonomi menjadi 7% sebab krisis keuangan nan mengakibatkan perlambatan laju ekonomi India.
Portofolio asing dan arus investasi langsung meningkat secara signifikan pada tahun-tahun belakangan. Mereka menyumbangkan $255 miliar cadangan devisa pada Juni 2007.
Penerimaan pemerintah dari privatisasi sekitar $3 miliar pada tahun fiskal 2003-2004, tetapi sejak itu program privatisasi mandek.
Amerika Perkumpulan merupakan kawan dagang primer India. Perdagangan bilateral kedua negara mencapai hampir $50 miliar pada 2008. Barang ekspor primer AS antara lain reagent diagnostik dan laboratorium, pesawat terbang dan suku cadangnya, mesin canggih, kapas, pupuk, besi tua, dan perangkat keras komputer.
Adapun barang impor AS dari India meliputi tekstil dan pakaian, produk pertanian, batu mulia dan permata, produk kulit, bahan kimia.
Sektor perangkat lunak nan tumbuh pesat mendorong ekspor jasa dan memodernisasi ekonomi India. Ekspor perangkat lunak mencapai $28 miliar pada tahun fiskal 2006-2007, sementara pendapatan dari bisnis outsource mencapai $8,3 miliar pada 2006-2007.
Penetrasi komputer pribadi menyentuh angka 14 per 1.000 orang. Pada 2010, jumlah telepon seluler meningkat hingga hampir 300 juta.
Utang luar negeri India pada akhir 2008 hampir $230 miliar, meningkat dari $126 miliar pada 2005-2006. Donasi asing sekitar $3 miliar pada 2006-2007.
Amerika Perkumpulan menyediakan donasi sekitar $126 juta. Sementara Bank Global berencana menambah donasi ke India senilai $3 miliar per tahun, dengan fokus pada bidang infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan pembangunan daerah pedesaan.
Pada 2009, PDB India mencapai $1,243 triliun sehingga ekonomi India menjadi terbesar kesebelas di dunia. Jika paritas daya beli dijadikan ukuran, ekonomi India merupakan terbesar keempat di dunia, yakni $3,561 triliun dengan pendapatan per kapita $3.100.
Dengan pertumbuhan rata-rata PDB 5,8% pada dua dasawarsa terakhir, India merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.
Pariwisata Sebagai Salah Sumber Pendapatan Ekonomi India
Sumber penyumbang terbesar bagi ekonomi India memang berasal dari sektor industri, seperti industri teknologi informasi, pertambangan, dan tekstil. Gebrakan India dalam bidang ekonomi memang cukup terlihat. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi India nan melesat jauh dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya.
Tak hanya sektor industri nan memberikan sumbangsih terhadap ekonomi India, sektor pariwisata pun ikut andil dalam pertumbuhan ekonomi India. Begitu banyak loka wisata di Inda nan mampu menghasilkan devisa bagi ekonomi India. Salah satu loka wisata di India nan sangat terkenal dan termasukl warisan budaya global ialah Taj Mahal.
Objek wisata Taj Mahal ialah sebuah istana nan terletak di Agra, India. Istana ini dibangun atas keinginan Kaisar Mughal Shah Jahan sebagi hadiah buat istrinya, Mumtaz Mahal. Pembangunan Taj Mahal menelan waktu 23 tahun (1630-1653). Bangunan ini termasuk maha karya arsitektur India zaman dulu.
Pembangunan Taj Mahal melibatkan lebih dari 20.000 pekerja nan terdiri atas tukang batu, tukang emas, dan pengukir terkenal dari seluruh dunia. Kubah menara Taj Mahal terbuat dari bahan marmer putih nan dipadukan dengan seni mozak nan indah. Taj Mahal ini termasuk salah satu dari tujuh keajaiban dunia.
Perusahaan Otomotif - Pendongkrak Ekonomi India
Ekonomi India - TVS Motor
Perusahaan-perusahaan otomotif di India nan berkembang pesat sampai ke luar negeri telah mendomngkrak ekonomi India, salah satunya TVS Motor. TVS Motor Company merupakan perusahaan nan memproduksi kendaraan roda dua atau motor terbesar ketiga di India dan masuk dalam sepuluh terbesar di dunia. Wajar jika perusahaan ini juga ikut andil dalam memajukan ekonomi India.
Perusahaan otomotif pendongkrak ekonomi India ini merupakan anak perusahaan dari TVS Group nan memiliki karyawan sebanyak 40 ribu orang dengan jumlah konsumen 15 juta orang. Dengan konsumen nan sangat banyaktersebut, ekonomi India dari waktu ke waktu terus menagalami peningkatan.
Perusahaan otomotif pendongkrak ekonomi India ini memproduksi sepeda motor, skuter, moped, dan becak bermesin. TVS Group menjadi perusahaan tunggal penghasil kendaraaan roida dua dari India nan sukses memperoleh Penghargaan Deming pada 2002 sebab dianggap konsisten menjaga mutu dan kualitas. Inilah bukti kebangkitan ekonomi India, terutama pada sektor otomotif. <