Bahasa Indian
Membicarakan Suku Indian , selalu menarik rasanya. Suku orisinil Amerika ini terkenal memiliki kebudayaan nan unik serta ciri nan kuat. Tidak terhitung banyaknya film nan mengupas tentang orang Indian, juga buku-buku nan ditulis dan riset nan dilakukan buat mempelajari salah satu suku tertua di global ini.
Sekitar 20.000 tahun nan lalu, orang-orang Asia datang ke Amerika Utara. Karena itu, ada kemiripan antara orang Indian dengan orang Asia. Mereka juga diklaim sebagai masyarakat nan pertama tinggal di Benua Amerika. Mereka mengembara ke Amerika melalui Selat Bering (yang menjadi pemisah titik paling barat Benua Amerika dan titik paling timur Benua Asia) dikarenakan mengikuti jejak dan perpindahan hewan buruan.
Namun, beberapa studi menunjukkan bahwa Suku Indian di Amerika Perkumpulan beberapa di antaranya berasal dari Amerika Selatan. Mereka nan kemudian mengembara ke Amerika Utara ialah mereka nan terusir oleh kelompok-kelompok lain nan lebih kuat.
Pengembaraan dan kehidupan nan nomaden pada satu waktu mencapai titik jenuh, lalu orang-orang Asia dan Amerika Selatan ini pun menetap di Amerika Utara. Di sana mereka berkembang menjadi berbagai suku. Selama beratus-ratus tahun mereka membangun peradaban dan masyarakat nan terorganisasi serta hayati dalam keharmonisan.
Orang Indian menempati sebagian besar wilayah Benua Amerika nan kini menjadi Amerika Perkumpulan jauh sebelum Bangsa Eropa tiba. Suku Indian terdiri atas berbagai subsuku nan menggantungkan hayati mereka dari alam dengan bertani, memancing, dan berburu.
Beberapa suku nan terkenal di antaranya Cherokee, Huron, dan Iroquis nan hayati di bagian timur Amerika. Lalu, Suku Pueblo, Navajo, dan Apache nan tinggal di bagian barat daya Amerika. Kemudian, Suku Sioux, Comanche, dan Cheyenne nan bermukim di The Great Plains.
Semua itu berubah ketika penjelajah Eropa tiba di Amerika Utara pada abad ke-16. Ketika mereka berjumpa penduduk asli, mereka salah mengira dan menyebut penduduk orisinil sebagai Indian sebab mereka menyangka bahwa mereka telah tiba di India atau di Benua Asia.
Pada saat itu, penjelajahan nan dilakukan Bangsa Eropa bernapaskan 3G (Gold, Gospel, dan Glory) nan mengancam eksistensi penduduk orisinil dimana pun mereka menjejakkan kaki, termasuk di Benua Amerika. Misi 3G inilah nan kemudian melahirkan kolonialisme nan menyingkirkan penduduk orisinil Amerika alias orang Indian.
Suku Indian nan paling terkenal ialah Suku Apache nan telah ada sejak lama sebelum Christoper Columbus menemukan Benua Amerika. Mereka saat itu bermukim di tenggara Arizona dan barat daya Meksiko. Mereka disegani sebab taktik perang nan tangguh serta kekuatannya.
Sejak kedatangan Columbus, Amerika dibanjiri oleh warga Eropa nan ingin memulai kehidupan baru di benua baru. Mereka tinggal dan menetap di sana. Bangsa kulit putih ini mulanya diterima dengan baik oleh orang Indian bahkan mereka memberikan penghormatan secara khusus.
Namun, lambat laun hasrat dan keserakahan bangsa kulit putih mulai terlihat ketika bangsa Eropa mengetahui bahwa tanah Amerika menyimpan potensi sumber daya alam nan melimpah. Dan, sebagian sumber daya tersebut berada di bawah kekuasaan orang Indian.
Orang-orang Indian pun kemudian mulai diusir paksa dari tanah kelahirannya. Bahkan, mereka diperlakukan secara tak adil dan kejam. Tidak sporadis mereka dibunuh di wilayah teritorialnya sendiri.
Banyak tanah orang Indian nan dibeli dengan harga nan tak pantas bahkan ada nan tak dibayar. Masyarakat Indian nan terusir mengungsi ke daerah hutan belantara agar terhindar dari tindakan kejam orang-orang berkulit putih.
Ketika konflik tersebut terjadi, Suku Apache ialah pihak nan paling depan menyiratkan permusuhan terhadap orang-orang berkulit putih, dan itu terjadi hingga kini. Suku Apache menaruh rasa kecewa dan dendam nan mendalam hingga mereka pun membantai setiap orang kulit putih nan mereka temui.
Nyawa dibalas nyawa ialah slogan nan mereka gaungkan saat itu. Apache ditakuti oleh bangsa kulit putih pada masa itu, sebab mereka hampir selalu memenangkan pertempuran dan merupakan suku nan paling keras melakukan perlawanan terhadap penguasaan kulit putih. Hingga pada tahun 1886, mereka harus menyerah kalah.
Kalau Anda pernah mendengar nama Geronimo, ia ialah kepala suku dari Chiricahua Apache nan memimpin perlawanan terhadap “orang kulit putih” periode 1829-1909. Ia melancarkan agresi nan dimulai dari negara bagian barat daya Amerika hingga ke Meksiko. Ia sempat tertangkap lalu diasingkan ke Florida namun dibebaskan dan kemudian menjadi tokoh nasional nan terkenal.
Peristiwa pembantaian massal nan dilakukan oleh orang kulit putih kepada masyarakat Indian pun tidak terhindarkan. Kekalahan pun akhirnya menjadi fenomena getir nan harus diterima oleh banyak orang Indian, sebab musuh mereka yaitu orang kulit putih ialah orang-orang nan memiliki teknologi cukup maju.
Mereka memiliki persenjataan modern dan lengkap. Mereka memiliki pistol dan senapan. Dampak perang populasi, orang Indian dan Suku Apache jumlahnya semakin berkurang.
Dan, sebagian besar dari mereka hayati di pedalaman. Saat ini, mereka telah berpindah dari utara ke selatan Amerika dengan jumlah populasi suku mencapai 11.000 ribu jiwa nan tinggal tersebar mulai dari New Mexico, Arizona, hingga Oklahoma.
Keangkuhan dan keinginan menjajah dari bangsa Eropa menyebabkan pertempuran dengan masyarakat Indian dengan korban nan tak sedikit di masing-masing pihak. Belum lagi bangsa Eropa saat itu menganggap kebudayaannya lebih maju dan menganggap kebudayaan penduduk orisinil lebih rendah alias primitif.
Perlawanan orang Indian terus berlangsung hingga abad ke-19. Mereka terus terpinggirkan oleh pembangunan nan dilakukan, bahkan ketika Amerika telah menjadi negara besar. Tanah-tanah mereka terus direbut dan melalui perjuangan nan sengit, akhirnya mereka dipindahkan ke daerah spesifik nan disebut reservat.
Keterampilan Indian
Hiasan kepala orang Indian terdiri atas berbagai macam bulu nan menunjukkan keterampilan perang mereka. Namun, keterampilan ini dipraktikkan sebelum abad 19. Setelah mendapatkan pendidikan dan terjadi akulturasi budaya, keterampilan ini hanya digunakan buat membela diri dan buat berburu binatang. Berbagai bulu tersebut menandakan keterampilan mereka, di antaranya:
- pernah mengalami cedera;
- pernah menggorok leher musuh;
- pernah membunuh dan menguliti kepala musuh; dan
- pernah membunuh seorang musuh.
Senjata Indian
Indian terkenal dengan keahliannya menggunakan busur dan anak panah, tomahawk, berbagai pisau, dan senjata lainnya. Sejak mereka mulai mendapatkan pencaplokan dari bangsa Eropa pada abad 16, mereka pun mulai mengenal senjata seperti senapan dan pistol.
Bahasa Indian
Karena Indian ialah suku besar nan terdiri atas sub-suku maka tiap sub-suku Indian memiliki bahasa sendiri-sendiri. Namun, komunikasi antarsub suku terjalin dengan baik melalui bahasa isyarat nan dapat dipahami setiap masyarakat Indian.
Kerajinan Indian
Orang Indian dikenal dengan keterampilan dan kerajinan tangan nan khas. Mulai dari kepala sampai ujung kaki Indian, dibuat sendiri berbagai ornamen berikut pernak-perniknya nan memiliki makna-makna tertentu.
Dalam film tentang orang Indian misalnya, Anda dapat melihat corak dan motif baju nan indah, terbuat dari bulu binatang nan ampuh menghalau dingin, juga hiasan kepala nan menarik. Begitupun dengan sepatu nan mereka gunakan, Anda dapat melihat bahwa sepatu orang Indian didesain dengan elegan bahkan sempat menjadi surat keterangan global fashion .
Reservat Modern Indian
Isu perebutan tanah orang Indian oleh pemerintah Amerika Perkumpulan atau oleh warga Amerika Perkumpulan menyebabkan banyak orang Indian kehilangan tanah mereka. Kondisi tanpa tanah ( landless ) ini menyebabkan banyak pejuang Hak Asasi Manusia ( human right defender ) mengadvokasi pemerintah buat mengembalikan sejumlah tanah nan dulunya dimiliki oleh Suku Indian.
Hasilnya, sekitar 6 juta ha wilayah di Arizona, New Mexico, dan Utah menjadi reservat modern atau daerah spesifik nan dihuni sekitar satu setengah juta orang Indian. Di reservat ini, orang Indian memiliki kewenangan buat mengelola sendiri huma nan diberikan sebagai sumber penghidupan mereka.
Sebagian orang Indian lainnya menempati wilayah perlindungan hutan sekaligus menjadi polisi hutan. Sejumlah suku sukses memperoleh tanah mereka kembali nan sebelumnya dikuasai oleh pemodal atau pengusaha, melalui gerakan protes dan demonstrasi seperti nan dilakukan oleh beberapa Suku Indian Pesisir Barat Bahari Pasifik.
Kini, sudah banyak orang Indian nan berbaur dengan warga Amerika Perkumpulan lainnya. Namun, sebagian membentuk koloni sendiri di mana kebutuhan akan pendidikan (sekolah), kesehatan (klinik), dan pasar dipenuhi dan diupayakan oleh mereka sendiri. Hal ini didasarkan atas trauma kekerasan masa lalu serta masih adanya sejumlah warga Amerika Perkumpulan nan bersikap diskriminatif terhadap masyarakat Indian.