Jenis-Jenis Bakteri
Apaka nan Anda ketahui tentang proses pewarnaan gram bakteri ? Kita niscaya tahu bahwa majemuk bakteri ada di sekitar kita. Namun dengan mata telanjang sulit buat melihat wujud bakteri tersebut. Mengapa demikian? Sebab, bakteri ialah organisme nan berukuran sangat kecil atau disebut dengan mikroorganisme.
Tiap-tiap mikroorganisme memiliki struktur, bentuk, dan cirri khas sendiri-sendiri sebagai pembeda bukti diri dari satu jenis bakteri dengan jenis bakteri lainnya. Oleh sebab itu, perlu pengidetifikasian agar mudah mengenal jenis-jenis bakteri nan ada. Salah satu cara pengidentifikasian bakteri dilakukan dengan metode pewarnaan gram bakteri.
Pengertian Pewarnaan Gram Bakteri
Pewarnaan gram bakteri , merupakan metode spesifik nan dilakukan oleh para peneliti buat mengamati holistik bentuk sel bakteri guna mengetahui sifat bilogisnya ketika dilakukan serangkaian pengecatan. Jasad renik atau mikroorganisme sukar terlihat meskipun dengan donasi lampu atau alat pencahayaan lainnya. Oleh sebab itulah metode ini membutuhkan zat pewarna buat memudahkan pendeteksian. Kegunaan metode ini antara lain:
- Secara holistik metode pewarnaan gram bakteri ini berguna buat mengetahui bentuk jasad dari setiap bakteri nan terlihat, baik nan berupa basil, kokus, sprilum dan lain sebagainya.
- Memperjelas ukuran dari tiap-tiap bakteri, ragi, maupun fungi.
- Memastikan struktur luar dan dalam dari jasad bakteri, ragi, dan fungi.
- Mengetahui sifat fisik dan kimia dari dari reaksi nan terlihat ketika proses pewarnaan dilakukan.
Teknik Pewarnaan Bakteri
Berdasarkan hasil eksperimen nan pernah dilakukan oleh para ahli/peneliti di bidang ini, ada empat macam teknik pewarnaan bakteri, yaitu:
Pewarnaan diferensial
Teknik pewarnaan diferensial merupakan teknik nan dilakukan buat mengetahui perebedaan antara sel-sel dari tiap-tiap mikroba. Pewarnaan diferensial dibagi lagi menjadi dua jenis pewarnaan:
Pewarnaan Gram
Seperti nan tertulis di atas, teknik pewarnaan ini memang dimaksudkan buat membedakan bakteri dalam dua kelompok besar yaitu gram negatif dan gram positif. Keberhasilan metode gram sangat bergantung pada dinding sel. Oleh sebab itu teknik pewarnaan gram ini tak bisa dilakukan pada mikroorganisme nan tak memiliki dinding sel seperti genus nocardia dan mycoplasma .
Pewarnaan Tahan Asam
Teknik pewarnaan asam basa diterapkan pada bakteri nan menganduk lemak dalam kosentrasi nan cukup tinggi. Lapisan lemak nan tebal pada bakteri akan menyulitkan proses penyerapan warna. Karena itu dibutuhkan zat pewarna spesifik seperti karbolfukhsin nan telah melalui proses pemanasan. Dengan peberian zat pewarna ini, maka rona akan terserap oleh jasad bakteri dan tak dapat dilunturkan meski dengan larutan asam alkohol sekalipun. Itulah mengapa pewarnaan ini disebut sebagai pewarnaan tahan asam.
Pewarnaan Sederhana
Teknik pewarnaan sederhana merupakan teknik nan diterapkan pada jasad-jasad renik dengan menggunakan larutan tunggal dari suatu pewarna pada olesan atau lapisan tipis nan telah difiksasi. Pemilihan zat rona nan digunakan pada teknik pewarnaan sederhana ini ialah ungu kristal, biru metilen, dan fukhsin-karbol. Umumnya holistik zat rona umumnya mengandung alkalin.
Pewarnaan Negatif
Teknik pewarnaan negatif, merupakan teknik nan memerlukan homogen pewarna asam seperti eosin atau negrosin dan mekanisme pewarnaannya bukan dilakukan pada mikroorganisme, melainkan pada sel-sel mikroba tersebut. Pada teknik ini olesan tak mengalami pemanasan dan perlakuan nan hiperbola dari bahan-bahan kimia. Sehingga proses pendeteksian dapat lebih mudah dilakukan dan keakuratan penentuan sel lebih terjamin.
Pewarnaan Struktural
Teknik pewarnaan struktural merupakan teknik pewarnaan nan hanya mewarnai satu bagian dari sel mikroba saja. Contoh penerapan metode pewarnaan struktural seperti pewarnaan:
Endospora
Endospora termasuk kuman nan memiliki dinding tebal, maka proses pewarnaan spora harus dilakukan dengan cara pemanasan terlebih dahulu, agar cat malachite nan digunakan buat mewarnai dapat menembus pori-pori spora. Setelah zat pewarna meresap, maka perlu dilakukan penguncian pori-pori dengan cara mencuci pori-pori agar zat pewarna tetap inheren sekalipun dilakukan pelunturan menggunakan alkohol.
Kapsul
Bahan pewarna buat menerapkan teknik ini ialah larutan kristal violet panas. Untuk penguncian rona dibutuhkan larutan tembaga sulfat dan garam buat melakukan teknik pewarnaan pada latar belakangnya.
Flagel
Pemberian suspense keloid garam asam tanat nan tak stabil dibutuhkan dalam teknik pewarnaan flagel. Suspense keloid garam tanat akan bereaksi membentuk presipitat tebal pada dinding sel dan flagel.
Jenis-Jenis Bakteri
Dari hasil penerapan metode pewarnaan nan dilakukan para pakar di seluruh dunia, maka dihasilkanlah beberapa bakteri nan sukses di deteksi. Bakteri-bakteri tersbeut digolongkan berdasarkan jenisnya masing-masing. Ingin tahu apa saja bakteri-bakteri tersebut? Berikut jenis-jenisnya:
Bakteri berdasarkan kebutuhan energi
Terbagi atas bakteri aerob dan bakteri anaerob. Bakteri aerob ialah bakteri nan energi kehidupannya membutuhkan oksigen bebas. Bakteri nitrosomonas, thiobacilus, dan nitrobakter dapat digolongkan ke dalam bakteri aerob ini. Sedangkan bakteri anaerob ialah bakteri nan energi kehidupannya tak membutuhkan oksigen bebas. Bakteri clostridium denitrificans ialah termasuk bagian dari bakteri anaerob ini.
Bakteri berdasarkan jumlah dan letak flagel
Terbagi atas bakteri peritrik, bakteri amfitrik, bakteri monotrik, bakteri atrik, dan bakteri lofotrik. Bakteri nan mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya disebut bakteri peritrik. Bakteri nan mempunyai dua falgel pada bagian ujung-ujungnya disebut bakteri amfitrik. Bakteri nan memiliki satu flagel pada ujungnya disebut bakteri monotrik. Sedangkan bakteri nan tak memiliki satu flagel pun pada bagian tubuhnya disebut bakteri atrik. Dan, bakteri nan memiliki sekumpulan flagel pada salah satu bagian ujung tubuhnya disebut dengan bakteri lofotrik.
Bakteri berdasarkan suhu pertumbuhan
Dibedakan atas bakteri mesofil, bakteri termofil, bakteri psikorofil, dan bakteri hipertermofil. Bakteri mesofil merupakan bakteri nan terdapat pada tanah, air dan tubuh vertebrata. Bakteri ini mampu hayati pada suhu 250-400 C. Lain hal dengan bakteri psikorofil nan mampu bertahan hayati pada suhu rendah sekitar 00 C- 300 C.
Oleh sebab itu bakteri ini paling banyak ditemukan di dasar lautan, daerah kutub dan pada makanan-makanan nan didinginkan di lemari es/ freezer. Sedangkan bakteri termofil hanya bisa bertahan hayati pada kisaran suhu 450 C-750 C. Bakteri termofil biasanya ditemukan pada air laut, tanah, dan juga pada susu. Untuk bakteri hipertemofil, daya tahan tubuhnya dapat hayati pada suhu di atas 750 C. Jadi tak menutup kemungkinan bakteri ini dapat ditemukan di air panas atau ruangan bersuhu tinggi.
Bakteri berdasarkan ciri dinding sel melalui pendeteksian sistem pewarnaan gram
Dapat dibedakan atas bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram positif merupakan bakteri dengan dinding sel berlapisan peptidoglikan nan cukup tebal. Misalnya bakteri neisseria gonorrhoeae, clostridium botulinum, vibrio cholera, dan treponema pallidum. Sedangkan bakteri gram negatif merupakan bakteri dengan dinding sel berlapisan peptidoglikan nan tipis. Misalnya bakteri streptococcus mutans, propionibacterium acnes, Escherichia coli , dan staphylococcus aurens.
Bakteri berdasarkan caranya memeroleh makanan
Dibagi atas bakteri autotrof dan bakteri heterotrof. Bakteri autotrof merupakan bakteri nan dapat mensintesiskan makanannya sendiri dari bentuk anorganik menjadi bentuk organik. Sedangkan bakteri heterotrof hanya mampu bergantung pada organism lain buat memperoleh makanan.
Demikian uraian singkat mengenai metode pendeteksian pewarnaan gram bakteri. Semoga bisa menambah pengetahuan kita semua.