Sungai Nil Mesir - Objek Pariwisata Mesir
Sungai Nil nan terletak di Afrika ini merupakan satu dari dua sungai terpanjang nan ada di dunia. Sungai nan mengalir sepanjang 6650 km ini membelah negara Ethiopia, Zaire, Kenya, Uganda, Tanzania, Rwanda, Burundi, Sudan, dan Mesir.
Sungai Nil Mesir ini memiliki peran nan sangat krusial dalam sejarah peradaban bangsa Mesir sejak ribuan tahun nan lalu. Salah satu kontribusi nan diberikan oleh sungai terpanjang di global ini ialah kemampuannya dalam menghasilkan tanah nan fertile melalui sedimentasi sepanjang daerah genre sungai.
Kesuburan tanah inilah nan membuat penduduk Mesir kebanyakan mengembangkan pertanian dan sejarah peradaban nan dimulai sejak ribuan tahun nan lalu.
Sejarah Sungai Nil Mesir
Sungai Nil dikenal sebagai sungai nan menghanyutkan Nabi Musa a.s . agar terhindar dari upaya pembunuhan nan dilakukan oleh Firaun terhadap bayi laki-laki nan baru lahir. Oleh karena itu, sungai ini menjadi sungai nan kaya akan sejarah nabi, terutama bagi umat Islam dan Kristen nan mengenal Musa sebagai nabi mereka.
Kisah ini bahkan diabadikan dalam surat Thaaha nan berbunyi, “Letakkan ia (Musa) di dalam peti, kemudian hanyutkanlah ia ke sungai Nil, maka niscaya sungai itu akan membawanya ke tepi supaya diambil oleh Firaun musuh-Ku dan musuhnya. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu afeksi nan datang dari-Ku, dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku.”
Selain itu, kisah tentang penghanyutan nabi Musa ini juga tertuang dalam surat Al Qashash nan berbunyi, “Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; susuilah dia, dan apabila kamu risi terhadapnya maka jatuhkanlah ia ke sungai Nil. Dan janganlah kamu risi dan janganlah pula bersedih hati sebab sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu dan menjadikannya salah seorang dari para Rasul.”
Ayat di atas tentu memberikan petunjuk kepada kita mengenai kisah Nabi Musa nan dihanyutkan demi kepentingan besar di negara tersebut. Sungai Nil sendiri berasal dari bahasa Yunani, Neilos, nan berarti lembah sungai. Sungai ini identik dengan sejarah Mesir Antik nan hingga sekarang membawa Mesir ke dalam nama sejarah peradaban, kehidupan, dan berbagai perkembangan kehidupan di dunia.
Kontribusi Sungai Nil Mesir
Seperti nan sudah disebutkan di atas, Sungai ini memberikan banyak kontribusi terhadap perkembangan pertanian dan peradaban penduduk Mesir. Bahkan perkembangan tersebut juga sangat memengaruhi kehidupan ekonomi masyarakat di negara tersebut.
Negeri nan sejak zaman dulu dikenal sebagai negeri Firaun ini merupakan loka Musa dilahirkan. Hal ini dibuktikan dengan adanya sejumlah inovasi arkeologis nan berhuungan dengan kisah Nabi Musa dan Firaun dan peninggalan raja-raja Mesir lainnya. Sungai nan mengairi wilayah mesir sebesar 20 km persegi ini diandalkan sebagai sumbangan terbesar buat membuat huma pertanian menjadi subur.
Data statistik juga menyebutkan bahwa sekitar 35 persen penduduk Mesir terdiri atas para petani dan peternak hewan nan telah melakukan dua kegiatan tersebut sejak zaman dulu. Hasil pertanian nan diberikan oleh masyarakat Mesir tersebut antara lain ialah tebu, kapas, tomat, kurma, dan bawang. Tidak heran jika Mesir juga merupakan pengekspor terbesar kedua dan pengekspor kapas kelima di dunia.
Kondisi pertanian tersebut juga semakin baik setelah dibangunnya bendungan Aswan sebab tanpa bendungan tersebut, sebagian besar wilayah Mesir akan mengalami banjir nan disebabkan oleh luapan Sungai Nil.
Akan tetapi, banjir nan muncul tersebut tak hanya membuat masalah bagi rakyat Mesir sebab huma pertanian nan siap panen menjadi rusak, melainkan juga membawa banyak nutrisi dan mineral nan membuat tanah di wilayah sekitar Sungai Nil menjadi lebih fertile dan cocok buat dijadikan huma pertanian nan ideal.
Bendungan Aswan tersebut tak hanya digunakan buat menangkal banjir, tapi juga digunakan buat menghasilkan tenaga listrik sekaligus menyediakan irigasi buat huma pertanian. Dalam catatan sejarah Sungai Nil, sungai tersebut mengalir ke tujuh daerah, yakni Pelusiac, Titanic, Mendesian, Phatnitic, Sebennytic, Bolbitine, dan Canopic.
Akan tetapi, setelah Bendungan Aswan dibangun, Sungai Nil mengairi dua cabang uatama, yaitu The Damietta (yang berhubungan dengan Phatnitic) di sebelah timur dan Rosetta (yang berhubungan dengan Bolbitinic) pada bagian barat Sungai Nil.
Sejumlah kota antik dan modern nan berada di Sungai Nil ialah Alexandria, Avaris, Bilbeis, Bubastis, Canopus, Damanhur, Leontopolis, Mendes, Mansoura, Pelusium, Port Said, Rosetta, Sais, Tanis, Zagasig, dan Kairo.
Sungai Nil Mesir - Objek Pariwisata Mesir
Selain sebagai sumber daya alam nan dapat memberikan pengaruh terhadap peradaban dan kehidupan masyarakat Mesir, Sungai Nil juga memberikan kontribusi di bidang transportasi dan pariwisata.
Sungai ini memberikan aset nan sangat besar bagi penduduk Mesir buat mendatangkan banyak devisa dari kedatangan para wisatawan asing. Dengan meningkatnya kegiatan pariwisata di wilayah ini, maka masyarakat pun mendapatkan kesempatan buat mendirikan hotel mewah dan berbintang di sepanjang bantaran Sungai Nil.
Kedatangan para wisatawan kebanyakan dilakukan buat menyaksikan estetika sungai terpanjang di dunia, serta bagaimana peradaban Mesir Antik masih meninggalkan artefak budaya mereka di wilayah ini.
Data statistik menyebutkan bahwa sektor pariwisata Kota Mesir dapat menghasilkan sampai satu miliar dolar AS per tahunnya bagi devisa negara Mesir. Berbagai produk kerajinan tangan berupa suvenir dijual di sepanjang wilayah pariwisata ini, dari mulai miniatur piramida hingga patung Sphinx.
Aliran Sungai Nil Mesir
Sungai Nil memiliki kelebihan dan keistimewaan dibandingkan dengan sungai lain nan ada di dunia. Sungai ini terletak pada garis 3.30 derajat Lintang Selatan sampai 31 derajat Lintang Utara atau dapat juga disebut sebagai sungai nan memotong lebih dari 34.5 derajat garis Lintang.
Biasanya, sungai lain akan mengalir ke arah timur atau ke barat, sedangkan Sungai Nil mengalir melalui daerah-daerah nan memiliki iklim nan bervariasi dan bermacam-macam.
Sungai Nil bersumber dan mengalir dari daerah nan memiliki iklim tropis dan berdataran tinggi, lalu melewati beberapa sumbernya nan lain di daerah semitropis sampai akhirnya melewati lembah pegunungan nan beriklim subtropis.
Sungai Nil juga melewati daerah Sudan nan dipenuhi hujan pada musim panas dan kekeringan pada musim dingin. Setelah itu, sungai tersebut juga membelah daerah padang pasir nan bermuara di Mesir dengan iklim bahari tengah.
Dengan begitu, Sungai Nil bisa dikatakan sebagai sungai nan mengalir dari daerah hijau nan terletak di garis khatulistiwa menuju daerah padang pasir nan sangat tandus di wilayah Benua Afrika Utara sehingga setiap Sungai Nil mengalir satu langkah, maka sebagian air pun akan hilang.
Semakin air bergerak ke hilir, maka semakin berkurang pula airnya. Hal ini tentu berbanding terbalik dengan sungai lain nan akan semakin ke hilir, semakin banyak air nan mengalirnya.
Keunikan genre sungai ini tak hanya merupakan keajaiban global nan banyak memikat para wisatawan buat datang ke negeri peradaban, tapi juga sebagai bukti adanya kekuasaan Tuhan mengenai majemuk hal nan tak dapat dilukiskan secara logis.
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa Sungai ini bukan hanya kreasi Tuhan nan memberikan kontribusi besar-besaran di bidang pertanian, peternakan, perdagangan, dan pariwisata, tapi juga sebagai salah satu simbol bagi umat manusia buat lebih bersujud kepada Penciptanya.