Amerika
Mengetahui sejarah dari perkembangan jurnalistik krusial bagi sebagian besar orang nan menyukai global jurnalistik. Tentu saja perkembangan ini pun berkaitan dengan perkembangan jaman serta teknologi. Sejarah adanya istilah jurnalis hingga kini dikenal oleh sebagian besar masyarakat global mengenai kiprah dari jurnalis, tentu memberikan pengaruh pada cara pandang setiap orang mengenai hayati ini.
Manusia tak dapat lepas dari berita, baik itu bermanfaat dalam perjalanan hidupnya ataukah tidak. Warta serta global tulis menulis memiliki kaitan nan erat dengan kehidupan. Terlebih lagi manusia termasuk makhluk nan dikaruniai akal oleh Tuhan buat berpikir serta sifat mudah lupa sebab keterbatasan akalnya. Sebab itulah nan menjadikan manusia butuh global jurnalis.
Apalagi saat ini hak menyuarakan sesuatu melalui media cetak maupun elektronik sangat dijunjung tinggi dan dihargai oleh berbagai pihak. Hal tersebut menjadikan setiap diri dari masyarakat global belajar dan berlatih mengeksplorasi kemampuan di bidang jurnalisnya. Belajar dengan diawali dari istilah jurnalis hingga perkembangan jurnalistik selanjutnya.
Dalam perkembangan jurnalistik , terkait penentuan jurnalis pertama dan kapan kegiatan jurnalistik pertama dilakukan, para pakar senantiasa merujuk pada Romawi masa Julius Caesar (100-44 SM). Jules meneruskan tradisi raja-raja terdahulu buat menyiarkan kabar mengenai keputusan senat di papan pengumuman, Acta Diurna. Jules berpikir, walaupun kekuasaannya tanpa batas, ia harus mendapatkan inisiasi dari publik Roma.
Istilah Jurnalis
Romawi pada masa Jules memang terkenal di dunia. Wajar saja jika mengetahui sejarah jurnalis terutama istilah pertama muncul didasarkan masa itu. Sejak saat itu, dikenal istilah Jurnalis nan berasal dari kata diurnalis atau mereka nan menjadi juru tulis senat.
Padahal, jika para pakar sains percaya adanya agama, perkembangan jurnalistik sudah ada pada masa sebelum Jules. Misalnya, catatan Eumenes, 363 SM. Ia telah membuat kisah orang-orang ternama masa itu, dari Alexander nan agung sampai Aristoteles. Lebih jauh lagi beribu tahun ke belakang ialah masa Nabi Nuh as.
Konon, saat banjir besar menghantam bumi atau berakhirnya zaman es, riak jurnalistik sudah terbangun. Nabi Nuh as. membutuhkan kabar nan seksama dan faktual tentang kondisi daratan. Dikirimlah jurnalis dadakan, namun dapat dipercaya sebab memiliki kemampuan "radar magnetis" dan otak kecil alat navigasi di hidungnya. Ya, jurnalis dadakan nan dimaksud yaitu peran burung merpati.
Si Burung Merpati barangkali pangkatnya seorang reporter pemeriksaan nan diminta mencari tahu kadar kesurutan air. Merpati terbang berkeliling hingga menemukan ranting zaitun nan menyebul di lautan. Ranting itu dipatuk, lantas dibawa sehingga Nabi Nuh mengetahui kabar seksama mengenai surutnya air.
Itulah pertama kalinya istilah jurnalis dikenal hingga sekarang. Peran burung merpati pun bisa dijadikan sumber dari jurnalis tentang informasi nan dibutuhkan oleh manusia. Hal itu juga menunjukkan peran jurnalis dalam kehidupan manusia seperti ulasan di atas. Pada dasarnya global jurnalis tak bisa dipisahkan dari manusia ketika menjalani kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya akan disampaikan pula bagaimana perkembangan jurnalistik di negara lain dengan wilayah serta kondisi astronomi maupun geografi nan berbeda dengan Romawi. Masing-masing memiliki kisah nan dijadikan bagian sejarah perkembangan global nan berkaitan dengan kehidupan manusia mengenai kabar ataupun informasi.
China
Pada perkembangan jurnalistik selanjutnya, tradisi tulisan berlanjut di China. Surat kabar pertama pun lahir. Surat kabar nan dimaksud memiliki nama King Pao. Adapun isi dari s urat kabar tersebut yaitu mengabarkan tentang titah kaisar. Titah tersebut bukan titah biasa sebab bersumber dari seorang kaisar. Hal tersebut menunjukkan bahwa kabar tersebut harus dilakukan oleh siapapun dan tak boleh dibantah oleh siapapun.
Itulah keistimewaan dari titah seorang kaisar di manapun kaisar tersebut berada. Lantas, jurnalis tulis menulis sedikit surat berkembang di Eropa tepatnya pada zaman kegelapan Eropa. Hal tersebut mendapat loka manis di Asia. Pada masa itu, orang Eropa mengandalkan para penyair dari hall ke hall buat mengabarkan kisah para raja dan pahlawan.
Perkembangan jurnalistik terus berlanjut hingga menjadi hal nan berarti berlangsung pada abad pertengahan. Yakni, hadirnya mesin cetak dengan peranannya nan sangat membantu global jurnalis. Guttenberg (1450), dengan izin Tuhan, benar-benar merevolusi dunia. Selanjutnya kehadiran mesin cetak telah membawa jurnalisme ke titik 100 persen.
Kemudian, lahir media massa pertama di Eropa nan tak ditujukan buat para raja semata. Yakni, Gazzeta di Venesia. Tepatnya di wilayah kota Italia juga merasakan peranan mesin cetak itu. Wajar saja, mesin nan memudahkan fungsi tangan dalam memperbanyak tulisan buat global jurnalis nan dikabarkan pada khalayak.
Sebagaimana umumnya kota Italia nan menganggap raja atau doge sebagai patron, kota dan para pengurusnya bersikap mandiri. Kemandirian informasi di Venesia inilah nan melahirkan Gazzeta. Oleh sebab itu, hal ini menjadi hal nan krusial mengenai sejarah ditemukannya mesin cetak pertama kalinya.
Selain itu, perkembangan jurnalistik di Asia, Afrika maupun Eropa dengan diwakili oleh masing-masing negara telah menunjukkan hal positif. Ternyata global tulis menulis terutama dalam hal nan bersifat informatif juga sangat mempengaruhi dunia. Cara pandang dan wawasan manusia terbuka luas dengan hadirnya jurnalis dalam kehidupan. Berikut ini ulasan perkembangannya lebih lanjut di Amerika.
Amerika
Dunia jurnalistik biasanya sering disebut dengan istilah pers seiring perkembangan teknologi dan informasi di seluruh dunia. Wajar saja jika pada akhirnya istilah jurnalis sporadis dipakai daripada pers. Adapun perkembangan jurnalistik di Amerika tak jsuh berbeda dengan di China, Italia, maupun Romawi sebagai wilayah dikenalnya istilah jurnalis.
Adapun di Amerika Utara, perkembangan pers mengikuti sejarah unik penjajahan Inggris pada dataran kolonialnya. Orang kolonial Amerika Utara itu, bahkan, memulihkan nama journalism sebagai kegiatan pencarian berita. Tentu saja kegiatan nan membutuhkan keahlian sebab mencari warta krusial buat disampaikan kepada si penerima atau pembaca sekaligus pendengar warta tersebut.
Sementara di tanah Inggris sendiri, lahir Oxford Gazzete. Nama newspapper mulai digunakan menggantikan Gazzete nan berbau pizza Italia. Itulah mulanya perkembangan global tulis menulis di Inggris nan ingin memiliki ciri sendiri daripada wilayah lainnya sekalipun sama-sama di Eropa.
Pada masa awal revolusi industri, masa Descartes usai mencerahkan Eropa dengan filsafat ilmunya, jurnalistik mulai dipandang sebagai ilmu baru di ranah sosial. Meski terkesan baru, tapi ilmu tersebut sukses dikenalkan kepada masyarakat. Karl Bucher dan Max Weber di Universitas Basel Swiss memperkenalkan cabang baru ilmu persuratkabaran, Zeitungkunde pada 1884.
Itulah upaya nan tak bisa dipisahkan dari global jurnalistik yaitu dekat dengan masyarakat. Jika masyarakat telah mengenalnya dengan baik, tentu ilmu jurnalistik akan terasa biasa dan menyenangkan dalam kehidupan. Proses sosialisasi ilmu jurnalistik tersebut berjalan lancar dengan ditunjukkan penerimaan positif dari masyarakat.
Selain itu, di Amerika Utara, lahirlah sekolah beken dalam urusan jurnalis. Sekolah tersebut dikenal dengan nama Columbia School of Journalism. Sekolah nan lahir pada 1912 oleh Joseph Pulitzer. Hal nan luar biasa pun terjadi pada abad ke-20. Pada abad tersebut, kepakaran dan profesi semakin mencair.
Ilmu dan teori jurnalisme semakin berkembang, kode etik dilahirkan, teknik pemberitaan diperluas. Nama-nama harum, seperti Hunter S. Thompson, Hearst, atau Tom Wolfe, mengembangkan jurnalisme sebagai teknik dan konglomerasi. Hal itu dijadikan bukti adanya perkembangan jurnalistik dilihat mulai dari awal adanya jurnalistik hingga tersebar di seluruh wilayah dunia.
Perkembangan global tulis-menulis nan menjadi bagian krusial dalam kehidupan manusia sejak dulu hingga sekarang. Oleh karena itulah, manusia harus pandai memilih perkembangan hal krusial dalam kehidupannya. Dikatakan krusial tentunya bisa memenuhi kebutuhan informasi dan lainnya nan menjadi bagian hidupnya.
Sejarah perkembangan jurnalistik tak cukup hanya sebatas diketahui saja. Alangkah baiknya jika disesuaikan dengan keinginan dan kemampuan menulis dalam majemuk bidang kehidupan. Menulis sinkron anggaran dan tata cara nan dimiliki oleh global jurnalistik. Meski tak mudah, tapi semua bisa dipelajari dan dilatih sejak dini.
Adanya kemampuan ataupun tak dalam global jurnalis, semua bisa diupaykan jika ada keinginan. Terlebih lagi, saat ini perkembangan mesin ketik, cetak, informasi dan lainnya dalam bidang kehidupan terus mengalami perkembangan menuju arah positif bagi kehidupan sehari-hari.