Menghargai Musuh
Shalahuddin terkenal dengan kemampuannya berperang di padang pasir, karenanya dijuluki dengan singa padang pasir . Selain kepiawaiannya berperang, dia juga terkenal santun kepada mitra maupun lawan. Hal ini sangatlah terkenal sampai-sampai sastrawan barat membuat puisi dan karya sastra mengenai Shalahuddin Al-Ayubi.
Perayaan hari lahir nabi Muhammad SAW, merupakan salah satu konsep budaya dari Shalahuddin Al-Ayubi nan biasa kita kenal dengan Maulid Nabi. Shalahuddin dilahirkan di kota Tirkit sebelah barat bahari Baghdad pada tahun 1137 dari keluarga Kurdish. Dia memperoleh ilmu keagamaan di Damaskus dan kemiliteran dari pamannya seorang panglima perang Turki.
Perang Salib
Pada pemerintahan Shalahudin sedang terjadi perang salib nan kedua, Yerusalem dikuasai oleh pasukan salib. Pada saat itu pasukan salib dipimpin oleh raja Yerusalem Guy de Lusignan nan sedang dalam masa gencatan senjata.
Perang salib ketiga dipicu dengan penyerangan terhadap kafilah dari Mesir ke Damaskus, seluruh rombongan peziarah tersebut tewas dibantai oleh Reginald de Chattilon seorang penguasa kastil nan merupakan bagian dari kerajaanYerusalem. Hal ini tentu saja membatalkan perjanjian gencatan senjata antara Damaskus danYerusalem.
Pada tahun 1187 pasukan muslim menyerang kastil dan menaklukkan benteng-benteng pasukan salib. Pada perang Hattin, pasukan muslim mengepung pasukan salib di daerah Hattin.
Peperangan ini terjadi di bulan juli nan mempunyai suhu nan sangat panas. Karena baju pasukan muslim terbuat dari homogen kain katun maka kelelahan dampak kepanasan bisa dikurangi, berbeda dengan pasukan salib nan memakai pakaian besi.
Situasi ini bisa dipergunakan oleh Shalahuddin, dan dengan strategi peperangan nan dimilikinya. Hampir semua pasukan salib tewas oleh pasukan muslim, sebab suhu nan panas dan kuda-kuda mereka dipanah oleh pasukan Shalahuddin.
Pada peperangan ini sukses ditawan raja Yerusalem Guy Lusignan dan Reginald de Chattilon nan membantai kafilah dari Mesir nan langsung dipotong kepalanya. Sedangkan raja Yerusalem akhirnya dibebaskan beberapa tahun kemudian dengan tebusan .
Dalam pembebasan kota-kota nan dikuasai pasukan salib Shalahuddin selalu mendahulukan jalur-jalur diplomasi dan perdamaian. Begitu juga dengan pembebasan Yerusalem sukses dengan cara ini.
Setelah pengepungan beberapa hari akhirnya pasukan Yerusalem menyerah dengan syarat Shaladdin harus melindungi masyarakat non muslim dari pembantaian dan kebebasan menjalankan ibadahnya.
Menghargai Musuh
Setelah Yerusalem dikuasai, maka raja Inggris Richard I turun bersama pasukannya buat membenaskan Yerusalem. Berkali-kali Richard I menyerang pasukan singa padang pasir ini, tapi berkali-kali pula digagalkan oleh Shalahudin, bahkan ketika Raja Richard I sakit, Shalahudin menjenguk dan menghentikan peperangan serta mengirim obat-obatan kepada Raja Inggris ini.
Begitu santunnya hingga Raja Richard I ingin kembali ke Inggris pun, Shalahuddin memberikan kenang-kenangan kepadanya.
Setelah menguasai kota kudus tiga agama ini, Shalahudin pun memberikan kebebasan dalam menjalankan ibadah bagi kaum yahudi dan nasrani. Sampai akhir hayatnya sang singa padang pasir lebih banyak hayati di barak dari pada di istana megahnya.
Shalahuddin Al-Ayubi menghembuskan nafas terakhir pada 4 maret 1193. Yang cukup mengagetkan ialah peninggalan beliau, di dalam brankasnya hanya ditemui sepotong kain kafan nan selalu dibawa berperang dan beberapa dirham uang nan tak cukup buat menyelenggarakan jenazah beliau.
Hingga saat ini Shalahudin sang singa padang pasir dikenal sebagai pahlawan nan besar mempunyai pribadi nan simpati dan murah hati baik terhadap mitra maupun lawannya.