Fasilitas nan Ada di Tanah Lot
Pulau Bali dikenal sebagai tujuan pariwisata global sebab banyak terdapat loka wisata menarik seperti Pantai Kuta, Pantai Sanur, Seminyak, Jimbaran, Nusa Dua, Tanah Lot , dan lain-lain. Selain itu, Bali juga terkenal dengan keunikan berbagai hasil seni budaya, khususnya bagi para wisatawan Australia dan Jepang.
Tanah Lot – Jangan Ditinggalkan
Setiap liburan tiba, Bali menjadi loka favorit rekreasi keluarga. Setiap loka wisata di Bali, niscaya banyak dikunjungi saat liburan, tidak terkecuali Tanah Lot. Banyak juga malah nan berpandapat bahwa tanpa mengunjungi Tanah Lot, berarti belum lengkat ke Bali.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa Pemandangan dan daya tarik serta daya magis nan dimiliki oleh objek wisata satu ini memang tidak ada duanya. Bagi nan percaya, kehadirannya di loka berdirinya salah satu pura nan sangat disegani di tanah Dewata ini, ialah satu hal nan sangat menggetarkan hati dan cukup merangsang jiw auntuk mengunjunginya. Pendapat dapat saja berbeda. Paling tak bahwa Tanah Lot ialah satu hal nan patut dikunjungi buat merasakan nikmat syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Bentuk pura nan unik. Bebatuan nan begitu gagah seperti tidak tergerus oleh hempasan ombak selama puluhan tahun. Tanpa rasa takut, para pengunjung pura berduyun-duyun menghampiri pura nan banyak terdapat ularnya tersebut. Hembuasan angin dan terpaan sinar mentari seolah tidak terasa oleh para pengunjung. Satu tujuan mereka, yaitu menyaksikan secara langsung dan dengan sangat dekat salah satu bentuk usaha manusia membuat satu karya agung di global ini.
Arsitektur pura memang latif dan mungkin tidak dapat ditemukan di belahan global lain. Satu maha karya manusia nan benar-benar mengagumkan. Walaupun tak boleh lupa bahwa nan lebih harus dikagumi ialah pencipta dan pemberi inspirasi kepada manusia-manusia bertelenta hebat nan mampu menghabiskan energi, pemikiran, dan dana buat membangun pura nan latif tersebut.
Kalau ke Bali, usahakan buat mengunjungi loka nan dianggap kudus oleh para penganut agama Hindu Bali ini. Walaupun tetap harus memelihara prinsip-prinsip keyakinan masing-masing dan juga menghargai prinsip-prinsip nan dipegang oleh umat Hindu Bali terhadap pura mereka, mengunjungi loka ini tetap akan memberikan perbedaan makna berbeda dan pemahaman bahwa ada orang-orang nan hayati pada masa nan telah lalu nan begitu berdedikasi kepada Tuhan, lingkungan, dan masyarakatnya. Semangat inilah nan harus dipupuk dan diteladani. Cara masyarakat Bali memelihara adat istiadat mereka dari pengaruh global luar nan begitu gencar juga harus diteladani. Keteguhan mereka perlu diacungi jempol.
Tanpa keteguhan hati buat tak terpengaruh oleh budaya asing, maka mungkin sudha sejak lama bangsa Indonesia ini kehilangan Bali nan latif dan menawan. Seharusnya semua anak bangsa Indonesia berusaha sekuat hati dan tenaga buat melestarikan setiap kebudayaan nan tak bertentangan dengan akidah agar tak diklaim oleh negara lain. Kalau Malaysia begitu perhatian mencari selah buat ‘merampok’ buday aasli Indonesia, mengapa bangsa Indonesia berupaya sekuat hati dan tenaga buat mengetahui dan melestarikan budaya milik sendiri tersebut?
Jangankan kebudayaan nan tak banyak dikenal oleh seluruh masyarakat Indoensia, kebudayaan nan sudah sangat dikenal dunia, seperti Tari Pendet dan Reok Ponorogo serta Rendang saja, masih akan diupayakan diambil secara tak terhormat oleh Malaysia.
Tanah Lot – Bukti Syukur Kepada Dewa
Tanah Lot merupakan salah satu objek wisata andalan di Bali. Di objek wisata ini terdapat dua pura di atas batu besar, yaitu satu terletak di atas bongkahan batu dan satu lagi berdiri di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini ialah bagian dari pura Dang Kahyangan dan termasuk pura bahari loka pemujaan dewa-dewa penjaga laut.
Bagi masyarakat Hindu Bali, menghargai dewa ialah satu bentuk pengungkapan rasa syukur nan mendalam. Rasa syukur itu ialah satu bentuk darma nan tidak bertepi kepada sang dewa nan telah memberikan penghidupan nan indah. Oleh sebab itulah, mereka begitu kuat dan sangat telaten menjaga loka kudus nan dijadikan sebagai loka pemujaan kepada dewa-dewa mereka. Tanpa melakukan pemujaan dengan baik dan benar, masyarakat Bali akan merasa bersalah dan berdosa. Tanah mereka nan latif ialah satu bentuk afeksi dewa nan harus dijaga dan dilestarikan dengan baik.
Legenda Tanah Lot
Berdasarkan legenda nan beredar di sana, pura Tanah Lot dibuat oleh seorang brahmana nan mengembara dari Jawa bernama Danghyang Nirartha. Orang ini sukses menyebarkan ajaran Hindu pada masyarakat Bali dan membuat Sad Kahyangan pada abad ke-16.
Bendesa Beraben, penguasa Tanah Lot saat itu, iri kepada Danghyang Nirartha sebab pengikut Bendesa banyak nan meninggalkannya dan beralih ke Danghyang Nirartha. Akhirnya, Danghyang Nirartha meninggalkan Tanah Lot sebab diusir oleh Bendesa Beraben.
Sebelum meninggalkan Tanah Lot, Nirartha memindahkan batu ke tengah pantai dengan kekuatan nan dimiliknya dan membangun pura di sana. Selain itu, ia pun mengubah selendangnya menjadi seekor ular penjaga pura. Sampai saat ini, ular tersebut masih ada dan termasuk jenis ular bahari dengan cirri-ciri ekor pipih seperti ikan, rona tubuhnya hitam berbelang kuning, dan memiliki racun tiga kali lebih kuat dari ular cobra. Legenda Tanah Lot ini diakhiri dengan bergabungnya Bendesa Beraben menjadi pengikut Danghyang Nirartha.
Ular-ular nan ada di pura tak boleh diganggu sebab ular-ular tersebut dianggap sebagai ular suci. Ada satu keyakinan bahwa bila berniat mengganggu ular nan tampak cukup jinak itu, maka akan ada musibah nan menimpa. Apapun kepercayaan itu, semua pengunjung harus menghormati dan tak boleh melanggar peraturan nan telah ditetapka. Bagaimana pun, Tanah Lot ialah bagian dari tinggalan budaya nan harus dilestarikan.
Lokasi Tanah Lot
Tanah Lot berada di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan (13km barat Tabanan). Di sebalah utara Pura Tanah Lot, berdiri sebuah pura di atas tebing nan menjorok ke laut. Tebing inilah nan menghubungkan pura dengan daratan dengan bentuk seperti jembatan melengkung.
Selain Pantai Kuta dan Pantai Sanur, Tanah Lot pun dikenal sebagai loka nan latif buat menikmati sunset (matahari terbenam). Para turis biasanya memenuhi loka ini pada sore hari buat menyaksikan estetika sunset di Tanah Lot.
Fasilitas nan Ada di Tanah Lot
Tempat parkir di sini cukup luas dan bersih. Sementara itu, di sepanjang jalan dari area parkir menuju area pura, banyak berjejer art shop nan menjual berbagai macam hasil kerajinan setempat dan banyak juga warung makan nan menawarkan aneka makanan dan minuman.
Odalan
Hari raya atau odalan di Pura Tanah Lot diperingati 210 hari sekali, sama seperti pretensi lainnya di Bali. Hari raya ini waktunya bedekatan dengan seremoni Galungan dan Kuningan, yaitu pada Hari Kudus Buda Cemeng Langkir. Ketika odalan ini diperingati, pura ini dipenuhi oleh orang nan akan bersembahyang.
Sunset
Tempat menyaksikan sunset terbaik di Bali ialah Tanah Lot. Apalagi jika menyaksikannya di atas tebing tinggi pada pukul 17.00-18.30 WITA. Di atas tebing ini terdapat restoran-restoran kecil. Jadi, selain dapat menikmati estetika sunset , Anda pun bisa menikmati lezatnya berbagai makanan nan disajikan restoran tersebut.
Tanah Lot ialah loka nan cocok buat melihat sunset . Bayangan sunset nan memantul di bahari akan menciptakan pemandangan sangat latif seperti siluet.
Prewedding
Di sekitar Pura Tanah Lot, banyak pasangan nan melakukan foto buat pernikahan atau prewedding sebab arsitektur bangunan pura sangat mendukung kegiatan ini, ditambah dengan panorama alam nan latif di sore hari. Tidak heran jika banyak calon pengantin nan mengabadikan momen prewedding nya di Tanah Lot.