Album Superman Is Dead
Kasar, berandalan, beringas, dan menakutkan itulah mungkin kesan pertama nan Anda peroleh ketika melihat sekumpulan anak punk jalanan nan memakai banyak anting besar di telinga, pelipis mata, hidung, bibir, ditambah tatanan rambut nan menyerupai duri landak. Model rambut nan biasanya ditata ialah gaya mohawk atau feathercut nan biasanya dilengkapi dengan pengecatan berwarna terang.
Belum lagi penampilannya nan dilengkapi dengan sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit berwarna hitam, pakaian nan sudah bladus, dan celana jeans nan ketat. Kesan nan muncul bagi orang nan pertama melihat dan dibesarkan dalam kebiasaan nan konvensional pastilah negatif.
Punk selalu ditafsirkan negatif, di Indonesia. Seseorang nan berdandan demikian selalu dicap sebagai perusuh, asosial, pemabuk, bahkan kriminal. Dalam paradigma masyarakat kita, dandanan seperti itu identik dengan anak punk jalanan. Bagaimana pun memang kita tak dapat menyalahkan serta merta pikiran semacam itu karena pikiran lahir secara wajar, secara alami, secara naluriah.
Tidak ada nan dapat menghalangi pikiran dan imajinasi. Bahkan, diri kita sendiri pun tak dapat menghalangi apa nan namanya pikiran dan imajinasi. Suatu pandangan nan telah mewabah bahkan telah menjadi semacam doktrin terhadap anak-anak kita.
Tentu saja sepatutnya kita tak bersikap demikian. Mengecilkan, menganggap remeh, mencemooh, atau berpandangan picik. Itu semua disebabkan kita tak mengetahui apa itu punk sebetulnya. Kita hanya tahu dan itu pun dari omongan orang nan belum tentu kebenarannya bahwa punk identik dengan kekerasan, pemberontakan, dan tak dapat diatur.
Punk sesungguhnya merupakan subbudaya. Punk merupakan jenis musik, dapat juga ideologi hidup, ideologi dalam bidang sosial dan politik. Punk lahir di London, Inggris. Punk merupakan gerakan anak muda dari kaum pekerja nan mengkritik keadaan sosial, ekonomi, politik, ideologi, dan agama nan sedang mengalami kekacauan sehingga meningkatnya taraf pengangguran dan kriminalitas.
Punk mengkritik melalui lagu-lagu mereka nan berbau insinuasi terhadap situasi nan ada dengan lirik nan apa adanya, sederhana, disertai beat notasi nan cepat dan menghentak.
Anak punk jalanan sering mendapat cibiran dari masyarakat nan merasa lebih baik. Padahal sesungguhnya belum tentu mereka memiliki kepedulian dan kepekaan terhadap berbagai permasalahan seperti anak punk menyikapinya. Gaya anak punk menyalurkan aspirasinya melalui lagu dirasa tak menjual atau komersil dan tak bisa diterima di masyarakat nan hayati dengan kenaifan.
Itu sebabnya perusahaan-perusahaan rekaman enggan mengorbitkan grup musik anak punk. Padahal lirik-liriknya mampu menggugah kepeduliaan masyarakat dari sikap apatis terhadap persoalan-persoalan nan sedang dihadapi bangsa. Anak punk akhirnya tak mendapat loka di kalangan masyarakat.
Stasiun televisi pun enggan menayangkan aktualisasi diri mereka melalui lagu karena lirik-liriknya dinilai terlalu subversif. Akhirnya mereka hanya memiliki media di jalanan dengan cara mengamen. Inilah nan kemudian menyebabkan mereka disebut sebagai anak punk jalanan.
Saat ini, anak punk jalanan telah mampu menunjukkan kepada masyarakat bahwa mereka merupakan kelompok sosial nan patut diakui, dihargai, dan terintegrasi dalam lingkungan. Terbukti, di kota-kota besar, anak punk telah membuat usaha rekaman sendiri nan lazim disebut dengan indie label.
Mereka merekam lagu-lagu mereka sendiri, mempromosikan dan mendistribusikannya secara sendiri pula melalui media toko kecil komunitas nan kita kenal sebagai distro. Oleh karena itu, tidak perlu heran jika distro-distro di kota-kota besar banyak mengedepankan sisi fashion berbau genre punk.
Hal tersebut merupakan langkah militan nan dilakukan anak punk jalanan buat merubah stereotip masyarakat dan mengakbrabkan diri dengan masyarakat.
Lebih dekat dan akrab menjadikan mereka tak dikecam sebagai pembuat rusuh. Saat ini, fashion , khususnya distro telah identik dengan kreativitas anak punk nan menunjukkan bahwa anak punk bukanlah berandalan. Mereka tahu betul dengan pepatah nan menggema di Indonesia: Tak kenal maka tidak sayang.
Idola Anak Punk Jalanan – Superman Is Dead
Walau secara musik, musik punk lebih didengar oleh golongan orang minoritas bahkan mungkin penggemarnya hanya sebatas anak punk jalanan saja namun ada juga kok grup musik punk nan dikenal oleh orang banyak dan lagu-lagunya pun menjadi favorit. Grup musik punk ini ialah Superman Is Dead.
Superman Is Dead atau nan sering disingkat dengan nama SID ialah sebuah grup band punk nan berasal dari Bali, Indonesia pada tahun 1995. SID bermarkas di Poppies Lane II, Kuta. Anggota dari Superman Is Dead berjumlah tiga orang mereka ialah Bobby Kool mengisi posisi sebagai gitaris dan vokalis, Eka Rock mengisi posisi sebagai bassist dan Jerinx nan mengisi posisi sebagai drummer.
Pada awal kemunculan SID ialah band nan terpengaruh gaya musik dari grup punk luar negeri Green Day dan NOFX, kemudian beralih ke band dengan aliran Punk n’ Roll seperti band Supersuckers, Living End dan Social Distortion.
Awal pembentukan band idola anak pun jalanan ini ialah dari seorang personel dari Band Heavy Metal Thunder, Jerinx nan sekarang ialah drummer di SID. Ia memutuskan buat membuat sebuah band baru, lalu ada juga Bobby Kool nan dulu ialah personil dari Band New Wave Punk Diamond Clash nan sekarang menjadi gitaris dan vokalis di band SID.
Nah, pada awal berdiri band SID ini lebih sering membawakan lagu-lagu dari Green Day dengan nama band Superman Is Silver Gun. Setelah beberapa waktu band ini mengalami pergantian personel dengan masuknya Eka Rock kemudian berganti nama menjadi Superman Is Dead. Superman Is Dead maksudnya ialah manusia paripurna itu tak ada, mereka hanya sebuah khayalan orang-orang saja contohnya super hero ini hanya ada dalam cerita saja. Penggemar dari band punk nan laki-laki diberi nama Outsider sedangkan buat Yang wanita namanya Lady Rose.
Album Superman Is Dead
Selama rentan waktu 17 tahun band ini pun berhasil mengeluarkan beberapa album punk nan lagunya digemari oleh anak punk jalanan bahkan pecinta punk dari kalangan menengah juga. Berikut diantaranya;
Album Kuta Rock City
Album ini dirilis pada tahun 2003 di bulan Maret dibawah label Sony Music Indonesia. Lagu andalan dari album ini berjudul “Punk Hari Ini” dan “Kuta Rock City”. Selain lagu baru, beberapa lagu lama dari band indienya juga dimasukan ke album ini. Berkat album pertamanya ini nama SID semakin dikenal oleh anak punk jalanan atau semua kalangan pecinta musik punk. Inilah titik balik dari perjalanan musik punk nan selalu dianggap tak bernasib cerah ini.
Album The Hangover Decade
Album ini dirilis pada tahun 2005 dengan memasukkan beberapa dari lagu lamanya, diantaranya Long Way to The Bar., Beyond This Honesty, Bad Bad Bad dan TV Brain.
Album Black Market Love
Album ini dirilis pada thun 2006 nan bercerita tentang keadaan politik dan sosial, ketamakan manusia dan tentang kemarahan alam. Juga lebih kaya dengan alat musik tambahan seperti keyboard, terompet dan akordion. Dengan lagu-lagu seperti Menginjak Neraka dan Bukan Pahlawan.
Album Angels & the Outsiders
Album keempat ini dirilis pada tahun 2009. Dalam album ini juga tema lagu-lagunya masih seputar masalah sosial, demgan masih memainkan musik khas mereka punk rock dengan sentuhan rock n roll. Album nan sangat fantastis, hingga SID berkesempatan buat tampil di Amerika dalam acara Warped Tour Festival Amerika Serikat.
Ayo jangan meremehkan dan membenci anak punk jalanan ya, sebab mereka terlihat garang dari penampilan saja. Namun dari lirik lagunya nan sangat membangun dan dapat mengritik dengan sangat lugas, juga dari kesetiakawanan itu juga perlu kita lihat.