Mading Kesehatan - Ayo, Berbagi Ilmu Kesehatan

Mading Kesehatan - Ayo, Berbagi Ilmu Kesehatan

Mading kesehatan erat kaitannya dengan global menulis. Menulis itu perlu media, sebab media nan mampu memberikana masukan apakah tulisan nan diramu sudah berbobot atau tak atau apakah tulisan nan dimiliki sudah memiliki karakteristik khas atau tidak. Bahkan, apakah tulisan nan ditulis sudah menunjukkan pribadi sebagai pakar atau tidak? Untuk orang nan bergerak di global kesehatan, mading kesehatan ialah salah satu jalan buat membuat Anda menjadi ahli di bidang kesehatan.



Mading Kesehatan - Ayo, Berbagi Ilmu Kesehatan

Jika Anda kuliah di bidang kedokteran atau di bidang akademi keperawatan , biasanya ada mading atau majalah dinding kesehatan. Tulisan-tulisan nan ada di dalamnya spesifik bicara tentang kesehatan meski kebanyakan di mading terselubung berita-berita tentang kesehatan atau potongan-potongan kutipan tentang kesehatan nan diambil dari internet.

Memang, hal tersebut tidaklah menjadi masalah. Namun, alangkah lebih baik bila majalah dinding kesehatan diisi dengan tulisan sobat-sobat nan kuliah di kampus tersebut. Cobalah buat ikut memberikan opini. Jangan pernah takut salah. Toh, tulisan tersebut hanya bentuk upaya pembelajaran.

Jika nantinya ada nan salah, biasanya akan ada orang nan memberikan tanggapan di mading tersebut. Akhirnya, Anda pun tertarik buat mendalaminya. Apakah nan dikritik tersebut memang sahih salah atau tulisannya sendiri nan benar? Di sinilah arti pembelajaran tersebut.



Belajar Menulis di Mading

Belajar mestinya bukanlah hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga dilakukan di luar kelas. Belajar akan lebih baik bila dilakukan sendiri, lalu bila ada nan mengkritik, barulah dipahami bahwa apa nan dipahami selama ini ialah salah. Kesalahan inilah nan membuat kita menjadi lebih cepat mengerti. Hanya takut salah ini juga nan membuat banyak orang ragu dalam menulis di mading kesehatan . Jika tulisan nan ditulis cuma anggapan pribadi, tentu saja itu salah. Namun, bila tulisan nan ditulis dengan menggunakan sumber rujukan, kenapa harus takut salah.

Akan lebih baik lagi bila menuliskan ihwal nan dipelajari di perkuliahan. Mungkin ada klarifikasi lain nan belum dipahami oleh teman-teman di kelas dari gambaran dosen, lalu sobat Ahira menjelaskannya di mading nan disediakan kampus. Ini ialah salah satu amal baik nan dapat diberikan. Tak perlu mengharapkan honor, nan krusial kita dapat berbagi ilmu.

Yakinlah, tulisan demi tulisan nan dipajang di mading akan memberikan kegunaan terhadap diri sendiri dan juga bagi orang lain. Apa nan dituliskan akan terikat kuat di dalam memori melebihi dari sekadar menghapal. Menghapal dapat menyebabkan cepat lupa, tetapi kalau menulis akan mudah mengingatnya. Pasalnya, cukup hanya dengan melihat judul tulisan, sobat Ahira dapat paham apa kandungan nan ada di dalam tulisan tersebut.



Bukan Hanya Opini Saja nan Dapat Dipajang

Sobat Ahira tidak hanya menampilkan opini atau tulisan-tulisan nan sifatnya menjelaskannya. Kalian dapat memajang jenis-jenis tulisan lainnya. Toh, tidak ada ketentuan khusus. Hanya saja, akan lebih baik bila tulisan nan dipajang di mading ialah tulisan seputar kesehatan.

Sobat Ahira dapat menulis tentang resensi buku. Kalian dapat mengkaji buku-buku tentang kesehatan nan baru. Kalian dapat mengupas keunggulan dan kelemahan buku. Bahkan, kalian dapat membandingkan buku nan diresensi dengan buku-buku nan memiliki tema sama. Sungguh, kalian dapat membagi banyak ilmu dengan memanfaatkan mading nan ada.

Bahkan, jika memiliki kemampuan menuliskan cerita pendek alias cerpen, tidak ada salahnya membuat cerpen seputar global kesehatan. Sobat Ahira dapat mencantumkan isi bahasan nan disampaikan dosen di perkuliahan. Hanya saja, sobat Ahira sudah menuliskannya langsung dalam contoh kasus rekaan.
Sungguh, banyak hal lain nan dapat dilakukan di mading.

Jika memiliki kemampuan membuat komik pembelajaran, tidak ada salahnya membuatnya di mading. Tampilkan dengan bentuk cerita nan berbicara tentang kesehatan. Tentu saja, ini bermanfaat untuk orang-orang nan kurang suka membaca cerita atau tulisan nan panjang.

Jadikanlah mading sebagai loka belajar menulis. Sekalipun merasa tidak memiliki talenta menulis, cobalah jadikan mading sebagai media nan membuat sobat Ahira dapat menulis. Jenis tulisan apa pun nan ditulisakan akan memberikan akibat positif, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.



Setelah di Mading, Cobalah Menulis di Surat Kabar

Setelah mahir menulis di mading, cobalah buat menulis di surat kabar. Sobat Ahira akan dapat menembus surat kabar dengan mudah. Pasalnya, sobat Ahira sudah terbiasa menulis di mading. Bahkan, kita pun tak sulit lagi mencari bahan, pasalnya tulisan karya sendiri nan ada di mading dapat dijadikan sumber rujukan. Terlebih lagi saat ini, menulis menggunakan komputer atau laptop , maka dengan mudahnya dapat meng copy-paste kan tulisan nan dimiliki.

Apakah itu boleh? Tentu saja boleh, sebab tulisan tersebut memang milik sendiri, bukan milik orang lain. Jadi tidak perlu izin. Jika selama ini menulis di mading juga mengikuti apa nan menjadi pembicaraan kesehatan nan ditulis di media, maka akan memudahkan sobat Ahira dalam menulis di surat kabar.
Bahkan, tulisan-tulisan nan ditulis di mading pun jika dikirim ke media, kemungkinan besar akan dimuat. Pasalnya, masih sedikit orang-orang kesehatan nan menulis di media, sehingga kesempatan tulisan-tulisan nan sudah dimuat di mading dapat dipublikasikan.

Penulis memiliki seorang teman nan berlatarbelakang pendidikan. Ia memang sarjana kebidanan. Namun, ia sangat suka menulis dan melahap buku-buku kedokteran. Karena keterbatasan dana buat kuliah, ia hanya menyelesaikan pendidikannya pada jenjang D3.

Namun ia punya Norma menulis di mading selama perkuliahannya. Ketika ada pembahasan tentang kesehatan di media, pada saat itu tentang flu burung, ia memanfaatkan tulisan nan pernah ditulisnya di mading dengan memperbaiki sedikit kosa kata nan dirasa kurang cocok atau layak. Setelah itu, dikirimnya ke surat kabar. Tanpa ada penolakan, tulisannya dimuat.

Meski tidak dapat melanjut pendidikannya, namun buku-buku tentang kesehatan dilahapnya semua sehingga ia pun sudah dianggap bagaikan pakar. Setiap tulisan nan dikirimkannya ke surat kabar tidak ada penolakan. Setiap kali mendapatkan honor dimanfaatkannya buat membeli buku baru. Bila ada informasi terkini, dibuatnyalah artikel lalu dipublikasikannya di surat kabar tersebut

Suatu hari, ia sibuk dengan kegiatan di kantornya hingga ia tidak menulis lebih dari tiga minggu. Oleh redaktur kesehatan, ia di-SMS buat mengirimkan tulisan-tulisan tentang kesehatannya. Plus, jika ia menulis, maka honornya akan ditingkatkan. Akhirnya sejak saat itu, ia bagaikan kolumnis di media tersebut. Gelar dokter memang belum dimilikinya, tetapi ilmu dokter sudah dimilikinya berkat dirinya menjadi penulis.

Hingga kini, ia selalu mengisi rubrik kesehatan di harian Analisa Medan . Tulisannya selalu ditunggu-tunggu oleh pihak redaktur. Hal ini terjadi lantaran ia sudah terbiasa menulis dan juga menunjukkan bahwa sangat sedikit sekali orang-orang kesehatan menulis. Padahal menulis ialah proses buat berbagi ilmu kepada orang lain. Namun hal ini kurang disadari oleh mereka.

Karena itu, sobat Ahira jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan buat menulis di mading kesehatan. Asahlah kemampuan menulis. Jangan pikirkan khasiatnya sekarang, sebab kegunaan tersebut akan hadir di lain waktu nan memang lebih tepat sobat Ahira butuhkan. Semoga bermanfaat.