Popularitas Dongeng Anglingdarma dan Sangkuriang
Anda mungkin pernah mendengar kalimat bijak, warga negara nan baik ialah warga negara nan menghargai sejarah dan para pahlawannya. Kalimat ini tentu saja ada benarnya. Dan, salah satu cara termudah menjadi warga negara nan baik ialah dengan membaca lagi titik balik perjuangan bangsa dan peninggalan budayanya. Tidak terkecuali nan bernama dongeng Bahasa Jawa .
Definisi Dongeng Bahasa Jawa
Bangsa Indonesia ialah bangsa nan multikultur, sehingga tiap provinsinya memiliki warisan budaya dongeng nan berbeda. Dongeng sendiri ialah satu cerita nan diadaptasi dari kejadian fiktif ataupun kenyataan, nan mengandung nilai-nilai moral dan pesan-pesan nan baik.
Kegiatan mendongeng sebelum tidur sudah menjadi bagian dari Norma masyarakat Indonesia sejak dahulu. Kebudayaan dan kepercayaan masyarakat setempat mempengaruhi dongeng-dongeng nan diceritakan secara turun temurun itu, seperti cerita rakyat.
Terbukti dari kisah-kisah rakyat nan banyak terdapat di seluruh daerah di Indonesia nan berkisah tentang terbentuknya suatu daerah seperti Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dan lain sebagainya.
Selain cerita rakyat nan khas dengan kebudayaan nan beragam, muncul pula dongeng hewan atau nan biasa disebut fabel nan menceritakan kehidupan hewan di mana hewan-hewan tersebut bisa berbicara dalam bahasa manusia.
Cerita rakyat nusantara ini banyak sekali nan beredar. Hampir di setiap daerah mempunyai cerita rakyat. Cerita rakyat merupakan salah satu folklor Indonesia nan mempunyai nilai kebudayaan nan sangat tinggi.
Di dalam cerita rakyat tersebut banyak implisit pesan-pesan moral nan bisa diambil oleh para pendengarnya. Untuk itu, sebagai orang tua alangkah baiknya menceritakan kepada sang buah hatinya cerita rakyat nusantara.
Semua cerita rakyat tersebut merupakan salah satu jenis folklor di Indonesia. Di indonesia, kebudayaan folklor sudah ada sejak zaman dahulu kala. Istilah folklor berasal dari bahasa Inggris, yaitu folk, nan berarti sekelompok nan mempunyai tanda pengenal berupa fisik, sosial, dan kebudayaan buat membedakannya dengan kelompok lain, dan lore , nan berarti tradisi dari tanda pengenal tersebut.
Jadi, folklor ialah bagian dari kebudayaan nan disebarkan dan diwariskan kepada generasi mudanya dengan cara tradisional, baik dalam bentuk lisan atau dalam bentuk isyarat dengan menggunakan alat bantu isyarat.
Dahulu, dongeng atau cerita rakyat juga terkadang diceritakan di loka generik atau gedung. Misalnya, di Ambon dikenal dengan nama baileu, di Tapanuli dengan sopo godang dan di Jawa dengan nama pondopo.
Tentunya, isi dongeng nan disampaikan mengenai tokoh-tokoh pahlawan atau kisah-kisah anak durhaka, orang-orang miskin nan mendadak kaya dan sebagainya. Intinya, cerita rakyat ialah cerita nan miliki muatan pelajaran dan sebagai penghibur hati bagi pendengarnya.
Dongeng dapat jadi murni imajinatif dengan citra raksasa atau sosok lainnya, dengan tanpa meninggalkan pesan moral. Rata-rata, dongeng berbahasa Jawa sudah mengadaptasi semua nilai-nilai ini.
Sekarang, dongeng berbahasa Jawa juga sudah diadaptasi menjadi cerita nan lebih modern dan mudah diterima masyarakat zaman sekarang, tanpa meninggalkan cerita inti atau pesan moralnya.
Anda perlu menyadari bahwa Bahasa Jawa memang unik. Pada setiap kata nan dimiliki ternyata memberikan pengertian nan berbeda, atau sebaliknya ada pengertian nan sama, tetapi diberikan kata nan berbeda. Tentunya, jika Anda tak memahami bisa menjadikan kesalahpahaman dalam berkomunikasi.
Secara bertahap, Anda bisa saja mempergunakan kata-kata bahasa Jawa buat beberapa jargon nan terkait dengan masyarakat. Hal ini sangat menguntungkan bagi perkembangan bahasa Jawa di lingkungan masyarakat nan heterogen.
Bukan berarti Anda menghilangkan peranan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, tetapi setidaknya bisa mengingatkan kembali masyarakat eksistensi bahasa Jawa di lingkungannya.
Apalagi, sekarang ini, etnis suku Jawa sudah tersebar hampir di seluruh bagian wilayah negeri ini. Ini bukan ingin menjawakan Indonesia, tetapi setidaknya hal tersebut merupakan sebuah pertanggungjawaban moral atas eksistensi suku nan ada.
Orang Jawa sudah ada di mana-mana dan mereka tak boleh kehilangan jati dirinya serta harus bisa menjadi teladan bagi saudara-saudaranya, sehingga mampu berkiprah lebih baik buat masyarakatnya. Untuk itu, dongeng bahasa Jawa bisa menjadi sebuah cara nan digunakan buat melestarikan dan memperkenalkan bahasa dan kebudayaan Jawa.
Sampai sekarang, dongeng seperti Bawang Merah Bawang Putih, Legenda Timun Mas, ataupun cerita-cerita pewayangan, sudah dikenal masyarakat secara luas sebab ditampilkan dalam bentuk baru lewat media televisi.
Popularitas Dongeng Anglingdarma dan Sangkuriang
Dua contoh cerita dongeng nan hampir sama dengan cerita aslinya, namun popular di masa sekarang ialah Anglingdarma dan Sangkuriang. Anglingdarma bahkan pernah dijadikan serial sampai puluhan episode di salah satu stasiun TV partikelir Indonesia beberapa tahun lalu. Sementara Legenda Sangkuriang juga sering sekali diceritakan kembali atau diparodikan di beberapa tayangan komedi.
Anglingdarma dalam dongeng bahasa Jawa ialah sosok nan digambarkan sebagai titisan Batara Wisnu. Dia punya keahlian dapat berbicara dengan segala jenis hewan. Di cerita aslinya, Anglingdarma ialah keturunan langsung dari Arjuna, salah satu tokoh pewayangan Pandawa Lima. Ini dapat dimungkinkan sebab kisah pewayangan Mahabarata sendiri sebenarnya terjadi di pulau Jawa.
Anglingdarma ialah pemimpin dan pendiri kerajaan Malawapati. Dia sempat diasingkan rakyatnya sebab mengingkari sumpah sehidup semati nan sudah dibuatnya dengan Setyawati, istrinya sendiri.
Sementara Sangkuriang ialah dongeng nan berasal dari Sunda. Legenda ini tak pernah ada manuskripnya sebab terkenal pada zaman dahulu lewat cerita dari mulut ke mulut. Kisahnya sendiri berawal dari Dayang Sumbi nan mengusir sendiri putranya nan bernama Sangkuriang sebab kesalahan nan dibuat putranya.
Ketika dewasa, Sangkuriang nan sudah lupa dengan sosok Dayang Sumbi, tak sengaja berjumpa ibunya dan jatuh cinta padanya. Sangkuriang pun melamar Dayang Sumbi, tapi Dayang Sumbi meminta syarat dibuatkan satu bahtera nan sangat besar selama satu malam saja. Karena tak berhasil, Sangkuriang pun sangat kesal dan menendang bahtera itu sampai terbalik. Cerita inilah nan mendasari dongeng asal muasal gunung Tangkuban Bahtera di Jawa Barat.
Sebagai orang tua, harus bisa membiasakan anaknya buat mencintai kebudayaan sendiri dan melatihnya agar melestarikan kebudayaan tersebut. Dengan begitu, kebudayaan nusantara akan terus ada sampai di masa nan akan datang.
Menceritakan kembali cerita-cerita rakyat nan ada di Indonesia ini, maka akan membantu melestarikan kebudayaan folklor Indonesia. Apabila cerita rakyat tersebut tak ada nan melestarikan, yaitu tak disampaikan kepada orang lain, maka lama-lama folklor tersebut akan hilang ditelan zaman dan anak cucu kita tak akan mengenal folklor, khususnya cerita rakyat.
Apabila Anda tak mampu buat membeli buku dongen atau cerita anak sebab harga buku anak nan nisbi mahal, maka Anda tak usah bingung apa nan harus diceritakan kepada anak.
Dengan bekal pengetahuan Anda mengenai cerita rakyat nusantara, Anda bisa menyampaikannya kembali kepada anak-anak Anda sinkron dengan bahasa Anda, tanpa harus membeli sebuah buku.
Apabila Anda kurang mengetahui tentang cerita rakyat, Anda bisa mencarinya di internet buat kategori cerita rakyat nusantara. Mudah bukan buat mengenalkan pada anak apa itu kebudayaan Indonesia melalui cerita rakyat.
Untuk menceritakan cerita rakyat nusantara agar menarik bagi anak, Anda harus piawai dan memahami triknya. Berikut ini ada beberapa langkah nan harus Anda lakukan.
- Ceritakan dongeng dengan menggunakan bahasa nan cukup mudah dicerna anak-anak atau bahasa nan sudah popular di telinga mereka.
- Bedakan gaya bicara antar setiap tokoh. Fungsinya, agar anak-anak mudah buat menangkap pesan dengan mengingat gaya bicara tokoh nan diceritakan.
- Gunakan alat bantu bercerita, seperti boneka, wayang, buku, dan sebagainya. Fungsinya, agar si anak dapat dengan mudah menangkap pesan.
- Libatkan juga mereka di saat menceritakan cerita rakyat dengan cara bertanya atau dengan obrolan ringan. Tujuannya, agar diketahui apakah mereka menikmati atau tidak. Selain itu, ini cara termudah buat terekam dalam memori mereka mengenai pelajaran-pelajaran nan layak dipetik.
Buku-buku dongeng nan beredar di Indonesia sudah banyak nan beredar. Akan tetapi, dongeng nan beredar tersebut di penguasaan oleh buku dongeng dari luar. Buku dongeng dari Indonesia sendiri malah sedikit.
Sekarang ini, buku-buku dongeng dari luar lebih menarik perhatian anak-anak ketimbang buku dongeng dari dalam negeri. Hal tersebut sebab penyajian buku dongeng dari luar lebih menarik dan bagus.
Buku dongeng biasanya disertai oleh gambar ilustrasi agar lebih menarik perhatian sang anak. Pada buku dongeng nan dari luar, penyajian gambar nan bagus dan menarik bisa mengalahkan kualitas gambar buku dongeng dalam negeri. Itulah salah satu penyebab mengapa buku dongeng dari luar lebih populer pada saat ini.
Padahal, dongeng nan berasal dari Indonesia bermanfaat bagi pengetahuan sang anak. Anak bisa lebih mengenal kebudayaannya sendiri dan mengembangkan folklor Indonesia.
Cerita rakyat, terutama dongeng bahasa Jawa, memang harus diceritakan kepada anak-anak, agar mereka dapat meniru peran tokoh-tokoh nan baik di dalam cerita tersebut dan mengenal kebudayaan daerah. Selain itu, mereka pun dapat diajak buat menjauhi konduite tokoh-tokoh nan tak baik di dalam cerita tersebut. Semoga bermanfaat.