Budaya Asing dari China - Proses Foot Binding
Sebutan budaya asing tentu saja diberikan pada budaya nan berasal dari negara lain. Dari negara nan bukan Indonesia. Pada kenyataannya, budaya asing dan budaya Indonesia tak sepenuhnya sama. Dua kebudayaan itu memiliki disparitas nan mencolok.
Berbicara tentang budaya asing dari kacamata sosial, kerangka berpikir jelek kerap kali menempel. Bahwa pengaruh budaya asing dinilai tak terlalu baik bagi keberlangsungan budaya daerah. Menjadi pengancam lunturnya nilai-nilai arif kebudayaan lokal ialah "tuduhan" nan kerap dialamatkan pada budaya asing. Kenyataannya, hal tersebut lagi-lagi bergantung pada para pelaku kebudayaan itu sendiri. Apakah tetap bangga dan mempertahankan budaya lokal, atau lebih memilih buat ikut "arus".
Di luar kerangka berpikir tersebut, budaya asing tetaplah budaya asing. Budaya tersebut memiliki bukti diri sendiri, kekhasan sendiri dan keistimewaan sendiri. Tanpa bermaksud buat memengaruhi kebudayaan lain, budaya asing tetap berdiri dengan sendirinya.
Di seluruh dunia, selalu ada tradisi unik nan berakar pada budaya di tiap-tiap daerah. Salah satu budaya asing nan terkenal misalnya foot binding di China. Dalam tradisi ini, kaki anak wanita diikat ( binding ) dengan ketat. Tujuannya agar pertumbuhan kakinya bisa dihambat. Bahkan, berhenti sama sekali.
Bagi orang China, kaki wanita akan dinilai latif dan cantik bila berukuran (super) kecil. Oleh sebab itu, tradisi ini tumbuh fertile di kalangan wanita-wanita bangsawan di istana. Tradisi masyarakat China tersebut merupakan salah satu budaya asing nan harus dihargai, bagaimana pun keadaannya.
Budaya Asing dari China - Foot Binding dan Latar Belakang
Budaya asing nan datang dari negeri China ini sebenarnya sudah berlangsung cukup lama. Dan buat saat ini, kebudayaan seperti itu sudah tak pernah dilakukan lagi oleh bangsa China. Sebuah bukti bahwa kebudayaan atau tradisi juga bisa berubah, bergantung dari cara pandang masyarakatnya nan berkembang.
Budaya asing ini dalam bahasa China, pengikatan kaki disebut chanzu , tetapi banyak juga nan menyebutnya jinlian nan artinya 'bunga lotus emas'. Hal tersebut disebabkan kaki wanita nan diikat akan menyerupai kembang lotus nan belum mekar. Budaya asing nan lahir dari tradisi masyarakat China ini terdengar cantik, tapi sesungguhnya sangat mengerikan.
Menurut budaya asing nan satu ini, ukuran kaki wanita ideal bagi mereka ialah bila berukuran kurang lebih 12 cm sampai 15 cm saja. Kaki nan paripurna ialah kaki nan ukurannya 7,5 cm. Kaki tersebut akan mendapat julukan sancun jinlian , atau golden lotus atau teratai emas .
Tidak ada catatan resmi sejak kapan tradisi ini dimulai. Tidak ada Yang ada hanya cerita rakyat dan legenda nan menceritakan bagaimana tradisi aneh ini dimulai. Budaya asing dari China nan dianggap aneh ini sepertinya cukup "misterius".
Namun, busaya asing ini ternyata juga masih memiliki sedikit "petunjuk". Ada sedikit catatan nan menuliskan bahwa tradisi ini mulai dikenalkan pada masa Dinasti Tang/Tangchao (618-907) di abad ke-10. Lalu, mulai menyebar pada zaman Dinasti Song (960-1297), namun sebatas di kalangan wanita bangsawan.
Tradsisi atau busaya asing dari China ini mulai dikenal luas dan diikuti oleh semua lapisan masyarakat pada zaman Dinasti Ming (1368-1644) dan Dinasti Qing (1644-1911) hingga akhirnya mulai dilarang saat Revolusi Sun Yat Sen pada 1911.
Meskipun demikian, ada juga kelompok nan menghindari tradisi ini, seperti etnik Manchu dan Hakka. Mereka menghindari budaya asing dari China ini bukan sebab alasan kemanusiaan, melainkan sebab mereka kelompok paling miskin dalam kasta sosial China, sedangkan foot binding identik dengan kalangan istana. Dampak tradisi ini, lebih dari satu milyar wanita China telah menjadi korbannya.
Budaya asing nan berasal dari China ini memang dinilai cukup mengenaskan, menyiksa dan memaksa para wanita China. Hingga akhirnya perlahan dan pasti, kebudayaan milik masyarakat China ini pun mulai dihapuskan.
Estetis pun kemudian menjadi sebuah tujuan dari budaya asing nan menyakitkan ini. Bahwa lelaki akan lebih tertarik dengan wanita berkaki kecil, bahkan sangat kecil. Dampak pengikatan ini, cara jalan wanita China pun bahkan berubah.
Secara tak langsung, budaya asing asal China ini memaksa para wanitanya buat mengubah cara jalan. Kebanyakan wanita China saat ini berjalan dengan sedikit menekukkan lutut dan menggoyangkan tubuhnya. Gerakan ini biasa juga dikenal dengan Lotus gait atau goyangan lotus. Gerakan tersebut sebenarnya ialah siasat nan dilakukan wanita China buat sedikit mengurangi rasa sakit pada kakinya.
Budaya Asing dari China - Proses Pengikatan dalam Foot Binding
Dalam budaya asing ini sejak si gadis kecil berusia 2 tahun, proses pengikatan sudah dapat dimulai. Untuk masyarakat desa, biasanya pengikatan baru dimulai pada usia 13 tahun sebab mereka harus membantu orang tua buat mengurus sawah dan perkebunan.
Namun, tak ada nan memulai budaya asing dari China ini di atas usia 13 tahun sebab tulang kaki sudah menjadi tulang keras nan sulit dibentuk. Berbeda dengan usia di bawah 13 tahun nan tulang kakinya masih merupakan tulang rawan.
Membayangkannya saja niscaya akan membuat Anda merinding dan takhabis pikir. Mengapa budaya meyakitkan seperti itu pernah dilakukan oleh bangsa semaju China. Sungguh budaya asing nan menyakitkan. Anda mau tahu bagaimana proses foot binding itu terjadi? Siap-siap mengernyitkan dahi kalau begitu.
Budaya Asing dari China - Proses Foot Binding
1. Budaya Asing dari China - Termin Perendaman
Proses pertama nan dilakukan dalam aplikasi budaya asing ini ialah perendaman. Secara logika, perendaman dilakukan mungkin agar kaki menjadi lebih lentur. Proses pengikatan dimulai dengan merendam kaki dengan campuran air panas, darah hewan, dan berbagai ramuan tumbuh-tumbuhan, dengan tujuan buat melembutkan kulit.
Namun, ada juga nan memasukkan kaki ke dalam perut domba. Kemudian, dibiarkan selama kurang lebih dua jam dengan tujuan nan sama. Termin awal dari budaya asing ini saja sudah sangat enggak banget
2. Budaya Asing dari China - Termin Pengikatan
Proses selanjutnya dalam budaya asing ini ialah pengikatan. Proses pengikatan dimulai dengan menyiapkan sepatu berbahan kain merah (simbol keberuntungan). Panjang sepatu kain tersebut ± 4-7 cm. Pemakaian sepatu ini harus melalui upacara keagamaan nan dilakukan di musim gugur agar pada musim dingin nanti kaki menjadi wafat rasa.
3. Budaya Asing dari China - Termin Pemijatan
Setelah kaki direndam, proses selanjutnya dalam proses aplikasi budaya asing dari China ini ialah pemijatan. Kaki dipijat dan digosok dengan tujuan buat menghilangkan kulit wafat dan buat mencegah timbulnya infeksi kuku kaki dipotong sependek mungkin.
4. Budaya Asing dari China - Termin Pemberian Tawas
Pemberian tawas dimaksudkan agar jaringan kulit dan pembuluh darah mengerut. Tawas disebar di antara jari-jari kaki. Adanya tawas juga bisa mengurangi risiko pendarahan dan pembusukan dampak keringat. Budaya asing ini benar-benar menyiksa.
5. Budaya Asing dari China - Termin Pembalutan
Tahap selanjutnya dalam budaya asing ini sepertinya menjadi tahapan paling menyakitkan. Kain nan akan digunakan direndam terlebih dahulu dalam darah ataupun ramuan tumbuh-tumbuhan, sama seperti saat merendam kaki. Saat kain masih basah, segera balutkan ke empat jari kaki dan lipat ke arah telapak kaki. Kemudian, pembalut ditarik kearah antagonis menuju tumit sehingga menekan tumit dan jari-jari kaki secara bersamaan. Ketika pembalut kering, ikatan kaki akan menjadi semakin erat.
6. Budaya Asing dari China - Termin Penjahitan
Terakhir ialah proses penjahitan. Kain nan telah membungkus kaki diikat di beberapa tempat. Maksudnya agar mencegah terurainya kain dan ikatannya. Setiap dua atau tiga hari sekali, ikatan akan dibuka, kaki akan dicuci dan dipakaikan tawas. Kemudian, diikat kembali dengan lebih erat. Agar mendapatkan hasil sempurna, si gadis kecil dipakaikan sepatu spesifik dan dipaksa buat berjalan berkeliling. Begitulah tahapan budaya asing ini hingga akhirnya kaki si wanita menjadi benar-benar kecil.
Tradisi nan aneh dan menyakitkan bukan?