Kejujuran Benar-benar Membawa Keindahan
Banyak sifat nan selalu inheren dengan diri manusia, mulai dari nan kurang baik hingga nan patut ditiru. Salah satunya nan harus selalu dimiliki oleh setiap manusia ialah sifat jujur. Sifat inilah nan akan membawa manusia ke kehidupan nan semestinya dan akan menuju ke arah nan lebih baik.
Seperti kita sendiri telah mengetahuinya bahwa kita haruslah buat memiliki dan menegakkan sifat nan sangat krusial ini. Orangtua kita pun dahulu ketika kita kecil sering buat mengingatkan bahwa dengan bersikap seadanya atau jujur ialah nan akan membuat kita tenang.
Benar sekali memang sebab di saat kita sedang dilanda sebuah masalah dan pada akhirnya kita mampu buat berbuat seperti itu, kebenaran nan akan datang kepada kita. Dalam setiap keadaan kita dituntut buat bisa menjunjung tinggi konduite tersebut. Banyak kasus nan kita tahu dengan tak bisanya menusia bersikap seperti itu maka akan datang suatu kesulitan nan mungkin akan terus menerus.
Pada zaman kita bersekolah pun guru kita senantiasa buat menekankan kepada anak didiknya agar bisa berperilaku jujur. Tentu itu dijadikan sebagai suatu sikap nan harus diutamakan, selain keutamaan sikap-sikap lainnya nan harus dilakukan setiap anak. Tatkala seorang anak telah mengaplikasikannya maka hal itu akan berimbas ketika anak tersebut menginjak usia dewasa.
Hal itu rupanya sudah mengakar di hati kita sebagai manusia nan mencintai kehidupan nan bersih. Dalam sekolah, dalam keluarga, dalam bermasyarakat semuanya perlu buat meningkatkan dan menjunjug setinggi mungkin hal itu. Dalam benak kita seharusnya ditanamkan ketika kita tak dapat dan tak mau buat melakukan sikap tersebut maka kita telah menjadi manusia nan gagal. Dengan begitu, kita akan selalu utuk takut ketika tak melakukan kejujuran dalam setiap tindakan.
Negeri Jujur Hanya Impian
Suatu negara akan dipenuhi oleh berbagai orang dengan pemikiran nan berbeda-beda. Hal itu akan mendorong majemuk sikap nan dapat berpengaruh terhadap perkembangan suatu negeri. Itupun rupanya terjadi dengan negara tercinta kita ini, Indonesia.
Sudah bukan menjadi misteri generik kalau Indonesia sudah menjadi negara nan sangat kaya, baik kaya akan hal positif, namun kaya juga akan hal negatifnya. Hal ini bukanlah buat berbangga sebab telah mempunyai predikat seperti demikian. Justru sebaliknya buat dapat diubah dan diperbaiki.
Hal negatif nan menjadi urutan paling tinggi ialah banyaknya kasus korupsi nan menggerogoti negeri ini. Banyak pejabat nan terlibat di dalamnya, dari mulai nan duduk di kursi nan empuk hingga nan hanya duduk di tikar. Satu pertanyaan buat kasus tersebut, sudah hilangkah sifat jujur dalam hati mereka?
Tanpa kita jawab pun kita akan mengetahuinya bahwa sahih adanya mereka tak mempunyai suatu sifat nan mulia tersebut. Seandainya masih dimiliki maka negara ini akan higienis dari kasus nan sangat merugikan bangsa dan rakyat ini.
Banyak sekali godaan nan menjangkiti mereka. Bagaimana tidak, jabatan nan dimilikinya tentu akan dengan mudah datangnya majemuk kemudahan, nan justru kemudahan itu tak disertai dengan ketulusan. Ketika datang pada mereka suatu tawaran buat melakukan proyek maka jika mereka mempunyai tanggung jawab buat bersikap seharusnya, dijamin kasus korupsi tersebut tak inheren pada mereka.
Inti dari kejujuran buat setiap manusia ialah berani berkata ‘tidak’ buat hal-hal nan bukan seharusnya. Seharusnya kita nan memiliki harta dan jabatan dapat memiliki tanggung jawab kepada diri sendiri bahwa kita memang mempunyai kekuatan dalam batin kita buat tak ikut terjerumus.
Lihat saja semakin ke sini semakin banyak saja para anggota dewan nan terlibat ke dalam lubang hitam “kekayaan setan”. Mereka lemah akan godaan nan datang bertubi-tubi dan menggiurkan itu. Mereka hanya memikirkan kondisi buat mereka sendiri tanpa memikirkan nasib masyarakat kecil nan berada dalam keadaan serba kesulitan.
Jika kita sebagai warga negara dapat berandai-andai kepada mereka nan memiliki hati nan jujur, entah apa jadinya negeri ini. Mungkin saja dapat memiliki kemakmuran dan disegani oleh bangsa lainnya. Akan tetapi, sepertinya buat melihat para aggota dewan tersebut dalam keadaan baik masih perlu waktu, 5 tahun, 10 tahun, atau sampai kiamat pun tak akan pernah terlihat?
Kejujuran Benar-benar Membawa Keindahan
Sudah menjadi bukti bahwa setiap konduite dan perkataan kita jika dilakukan dengan sebenarnya maka akan timbul imbas positif. Hal itu dapat dilakukan di mana dan dalam keadaan apa saja bergantung sedang apa kita saat ini.
Satu yag paling menarik ialah ketika kita sedang melakukan suatu interaksi dengan pasangan, nan dalam artian seang menjalin rumah tangga. Membina rumah tangga ialah menyatukan dua insan, serta dua keluarga besar nan pastinya akan berbeda karakter. Antara suami dan istri haruslah slaing terbuka satu sama lain agar bisa membuat interaksi tetap harmonis.
Setidaknya hal itulah nan menjadi landasan bagi rumah tangga dalam membangun agar tetap kokoh. Dengan besrikap terbuka secara tak langsung suami maupun istri telah melakukan suatu kejujuran nan memang harus dilakukan.
Jangan pernah ragu buat bersikap terbuka dalam rumah tangga sebab dengan begitu akan timbul rasa saling percaya di antara keduanya. Sikap tersebut akan menjadi suatu estetika di kala membina rumah tangga. Ketika suami akan pergi buat melakukan suatu pekerjaan, hendaknya memberitahu kepada istri akan tujuan nan sebenarnya. Dengan begitu, sang istri pun akan timbul rasa sayang nan semakin berlipat.
Begitu pun denga sang istri, sangat tak boleh buat menyembunyikan apapun dari sang suami. Terkadang hal nan kecil sekali pun alangkah baiknya buat tetap diketahui oleh suami. Hal-hal kecil seperti itulah nan kadang membuat kita sebagai pelaku rumah tangga tak bersikap jujur. Memang satu pertanyaan sederhana nan dilontarkan, seperti “sedang ada di mana?” dapat berarti ganda buat nan bertanya.
Pertama, pertanyaan tersebut dapat sangat berarti, tapi juga dapat menjadi tak berarti. Sangat berarti ketika nan bertanya memang sangat atau sedang membutuhkan dirinya. Atau hanya sekadar ingin mengathui keberadaannya. Namun, dapat menjadi tak berarti tatkala pertanyaan tersebut tak dijawab alias diacuhkn begitu saja dan menganggapnya sebagai basa basi.
Makna kejujuran dan rasa afeksi akan terlihat dari hal-hal nan sangat sederhana sekalipun. Dengan begitu, rasanya sangat disayangkan ketika kita tak dapat melakukan suatu hal nan dengan mudah dapat kita lakukan. Dikatakan mudah sebab melakukan sikap nan mulia tersebut sangatlah mudah, serta sama sekali tak memberatkan.
Adapun nan terasa memberatkan ialah ketika kita harus melakukan suatu kebohongan. Hal itulah nan sesungguhnya patut diartikan sebagai sesuatu nan berat dilakukan. Jikalau hal itu terjadi di saat rumah tangga sedang berlangsung maka hampir dipastikan keretakan dan interaksi nan tak serasi akan terus menerus menempel pada kehidupan kita.
Tidak bisa dipungkiri memang bahwa akan ada banyak atau mungkin sesekali dalam melakukan suatu kebohongan, meskipun hanya dalam tingkat nan kecil. Namun, sekali lagi alangkah baiknya buat tak melakukannya.
Seperti nan telah banyak diungkapkan oleh beberapa ulama dan pemuka agama manapun bahwa sebaik-baiknya dalam bersikap ialah dengan mengutamakan kejujuran. Dengan bersikap seperti itulah maka semuanya akan terasa sangat indah. Iming-iming estetika tersebut memang sahih adanya dan bukan merupakan suatu kebohongan belaka.
Kejujuran bisa dilakukan di mana saja dan sedang dalam keadaan apapun. Setelah kita melakukan hal itu, lama ataupun sebentar kita akan merasakan hasilnya. Dan itu merupakan suatu anugerah nan tak terbantahkan oleh hal apapun. Untuk itu, mulailah dari sekarang buat meminimalkan sikap maupun perkataan nan menjurus ke arah kebohongan. Dengan melakukan kebenaran akan terasa sangan menyejukkan.