Beasiswa Kuliah ke Luar Negeri
Kuliah ke luar negeri , why not ? Saat ini peluang belajar ke luar negeri, khususnya kuliah terbuka cukup besar. Tidak ada salahnya kuliah di luar negeri.
Hadist Rasulullah SAW pun menyararankan agar mencari ilmu hingga ke negeri Cina. Dengan konteks bahwa di luar semenanjung Arab, negara atau kawasan nan memiliki keilmuan nan tertinggi ialah Cina. Hal nan kita bisa petik yaitu janganlah berhenti mencari ilmu bahkan jika harus mencarinya di loka nan jauh dari tanah kelahiran kita dan walaupun banyak aral nan melintang.
Tujuan Kuliah ke Luar Negeri
Kembali lagi ke topik, lalu apa nan diperlukan buat kuliah ke luar negeri? Pertama niat. Apa niat kita ketika kita memutuskan buat kuliah ke luar negeri? Apakah hanya gengsi? Apakah ingin mendapatkan agunan pekerjaan nan baik? Apakah hanya memuaskan keinginan travelling? Atau hanya murni ingin mencari ilmu? Sedikit banyak niat mempengaruhi usaha dan hasil kita ketika kuliah.
Sudah menjadi hal generik bahwa para pejabat, pengusaha, dan orang nan memiliki keluasan rezeki lainnya menyekolahkan anak mereka ke luar negeri. Gengsi biasanya menjadi alasan utama, terlepas dari prestasi nan mereka peroleh.
Universitas nan dimasukinya pun biasanya nan tak menetapkan persyaratan terlalu ketat. Kecuali bila memang orang tersebut memiliki kemampuan dan kemauan nan tinggi, dapat saja masuk universitas nan bergengsi.
Banyak pula mereka nan berasal dari keluarga sederhana bahkan ada nan sangat miskin. Namun dengan upaya, keteguhan dan niat bisa menempuh pendidikan tinggi di luar negeri dengan prestasi nan mengagumkan. Strata sarjana, dilanjutkan dengan master, lalu doktoral. Apakah tanpa uang kita dapat kuliah di luar negeri ? Jawabannya BISA.
Beasiswa Kuliah ke Luar Negeri
Banyak program beasiswa nan ditawarkan. Seperti NEC buat kuliah di Belanda, beasiswa Monbusho dari Jepang, ataupun beasiswa nan diorganisir oleh DAAD, sebuah organisasi nirlaba nan mengorganisisr ribuan beasiswa dari ratusan perguruan tinggi di Jerman.
Sejak sebelum jaman kemerdekaan banyak putra putri bangsa dikirim buat kuliah di luar negeri, biasanya Belanda. Sebut saja Mohamad Hatta. Alasan kuliah di luar negeri dari dulu hingga sekarang masih sama, yaitu kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah. Apakah benar? Dapat iya dapat tidak. Namun nan pasti, universitas-universitas di luar negeri memberikan kesempatan dan dana nan mencukupi buat melakukan riset dan pengembangan.
Kadang kala malah disponsori oleh perusahaan besar. Hal ini menjadi simbiosis mutualisme antar mahasiswa, universitas, dan perusahaan. Biasanya jlka seperti ini niat nan terpenuhi ialah mencari ilmu, belajar hayati mandiri, mengenal kebudayaan lain, mencari pasangan hayati lain ras, dan mendapat kepastian pekerjaan. Yang terakhir sebab perusahaan sponsor riset memutuskan merekrut Anda menjadi karyawan.
Yang niscaya buat kuliah di luar negeri tak hanya dibutuhkan uang, namun juga kemampuan, sebab di sana kita akan bersaing dengan warga negara lain nan mungkin memiliki baku kemampuan diatas rata-rata orang Indonesia. Kemampuan prestasi dan rekam jejak nan baik absolut dibutuhkan buat bisa diterima di universitas unggulan.
Networking ataupun jaringan nan baik juga sangat dibutuhkan buat mendapatkan informasi dan pengalaman, baik mengenai beasiswa maupun kehidupan di luar negeri. Segala aral nan melintang harus dilawan dengan kegigihan. Namun diatas semuanya, izin dari Tuhan semesta alam ialah hal nan mutlak.