Sejarah berdirinya Media Indonesia
Media Indonesia ialah salah satu nama media cetak nan tergolong sebagai media nasional. Keberadaannya dikelompokkan sebagai media harian, sebab terbit setiap hari kecuali pada hari libur nasional nan ditetapkan pemerintah.
Berita nan dimuat harian ini tak bersifat primordial atau kedaerahan. Meskipun berkantor pusat di Jakarta, namun informasi nan dimuatnya merupakan warta nan terjadi di seluruh penjuru tanah air. Itulah mengapa, meskipun lebih berkonsentrasi di wilayah Jawa dalam hal pendistribusiannya, media ini tetap dikategorikan sebagai media nasional.
Sebagai media cetak harian, Media ini memiliki posisi seperti harian Kompas, Republika, Koran Tempo atau juga Jawa Pos. Meski demikian, nama harian ini nisbi lebih banyak dikenal di kawasan perkotaan saja. Berbeda dengan harian Kompas atau Jawa Pos nan dalam proses pendistribusiannya jauh lebih merata sehingga lebih dikenal oleh masyarakat.
Meski demikian, secara generik kualitas warta nan disajikan harian nan berlogo kepala elang ini tak kalah dengan harian lainnya. Warta politik merupakan sajian primer dalam setiap pemberitaannya. Sementara buat warta lain, seperti olah raga dan hiburan, masih lebih condong sebagai pelengkap warta saja daripada menjadi warta primer atau headline buat dimuat di halaman utama.
Sebagaimana media cetak lainnya, Media ini sangat memiliki ketergantungan terhadap pemasukan dari iklan sebagai sumber dana mereka. Hal ini tentu saja selain mengandalkan pemasukan nan didapat dari penjualan media ini setiap harinya.
Sejarah Media Indonesia
Media ini sendiri sudah berdiri sejak 19 Januari 1970. Harian ini tergabung dalam kelompok usaha nan bernama Media Group di bawah kepemimpinan Surya Paloh. Surya Paloh sendiri merupakan salah satu tokoh pers nasional nan sudah cukup dikenal di global jurnalistik. Meski demikian, basisnya sebagai seorang pengusaha, menjadikan pamornya di global pers masih dianggap dibawah pamor seorang Jacob Oetama, nahkoda dari Kompas.
Secara nasional, tiras nan dimiliki Media ini masih berada di bawah Kompas, Jawa Pos, Republika atau Koran Tempo. Hal ini disebabkan konsentrasi distribusi nan dilakukan oleh harian ini lebih banyak menyasar konsumen di kota-kota besar saja. Selain itu, peredaran Media ini pun lebih banyak berpusat di kawasan Jawa, Sumatera serta Bali saja.
Pada saat ini Media ini memiliki saudara muda nan bergerak di bidang media elektronik, yaitu Metro TV. Stasiun televisi ini sendiri hadir sejak buat memperkuat gambaran perusahaan sebagai media nan cerdas dengan cara tak menayangkan warta nan berbau gosip atau infotainment.
Dengan kehadiran stasiun televisi ini, secara tak langsung membantu memperkenalkan harian ini pada masyarakat. Karena dalam salah satu segmen Metro TV, ada acara nan mengupas tentang warta nan dimuat oleh harian Media ini. Selain itu, para redaktur harian Media ini pun diberikan waktu spesifik setiap hari pukul 23.30 WIB buat menyampaikan sedikit bocoran tentang warta apa saja nan akan terbit di harian tersebut esok harinya.
Di sisi lain, Media ini hadir bukan sekadar sebagai perusahaan media massa saja. Bersama kelompok Media Group, harian Media ini menggalang dana humanisme dari masyarakat buat disalurkan ketika terjadi bala di tanah air. Diantaranya ialah donasi humanisme pada saat Tsunami Aceh, Gempa di Yogyakarta, letusan gunung Merapi serta berbagai bala lain di tanah air. Dana ini dikumpulkan melalui rekening nan dibuka di beberapa bank tanah air. Hasil dari aktivitas ini kemudian dilaporkan kembali kepada masyarakat, melalui kolom spesifik nan ada di harian tersebut.
Hal ini merupakan salah satu wujud peranan sosial nan dilakukan oleh sebuah kelompok usaha media. Sehingga mereka tak hanya sekedar tampil buat menjadi kontrol pemerintah dan sosial, namun lebih jauh dapat hadir sebagai pelopor dan wadah buat menunjukkan rasa humanisme pada masyarakat Indonesia.
Media Indonesia, Pembawa Suara Rakyat
Mendapatkan informasi dan warta ter-aktual dan terpercaya memang tak mudah. Apalagi dengan berkembangnya media-media nan ada, baik media cetak maupun media online. Tidak semua orang memang tertarik membaca. Apalagi jika membaca tulisan nan panjang dan tak menarik. Tapi, media cetak nan satu ini tetap eksis di tengah gencar munculnya media-media baru tersebut.
Media ini merupakan salah satu koran nasional nan bertahan hingga saat ini. Dengan moto : pembawa suara rakyat , Media ini menyajikan warta serta memberikan informasi tentang situasi dan kondisi nan terjadi di tanah air. Nah, tak ada salahnya kan kalau Anda lebih mengenal tentang koran ini.
Dengan adanya koran ini maka berbagai informasi nan aktual dan terpercaya tersajikan di depan anda. Semuanya dikemas dalam bentuk dan wacana nan apik. Jadi sangat disayangkan sekali jika kita tak membacanya.
Informasi nan silih berganti berdatangan dari semua arah, baik mengenai informasi politik sampai tindak kriminal semuanya diulas dalam media nan satu ini. Isinya pun sangat berbobot dengan pengolahan bahasa nan santun dan lugas buat semua kalangan pembaca. Pastikan anda membaca media ini sebagai pelengkap hausnya informasi nan anda perlukan setiap harinya.
Sejarah berdirinya Media Indonesia
Koran generik nasional ini didirikan pada tahun 1970, tepatnya pada tanggal 19 January 1970 di Jakarta. Koran ini pada awalnya diterbitkan oleh sebuah forum nan bernama yayasan Berita Indonesia. Kemudian, mengalami perubahan manajemen, nan pada akhirnya Media ini berada di bawah perusahaan PT. Gambaran Media Nusa Purnama. Pemilik koran ini yaitu Surya Paloh dan pendiri Media Indonesia, yaitu Teuku Yousli Syah.
Editorial Media Indonesia
Sesuai dengan moto nan dimilki oleh koran ini, berusaha menyajikan warta sebagai pembawa suara rakyat. Editorial Media ini paling digemari buat dibaca. Rubrik editorial inilah nan menarik minat dari pembaca koran dan selalu ditunggu-tunggu. Berbeda dari koran generik nasional lainnya nan lebih mengutamakan warta utama, Media ini justru lebih dicari dengan rubrik editorialnya. Editorial ini merupakan opini dan pendapat dari redaksi dari koran ini mengenai masalah maupun peristiwa nan sedang terjadi (aktual). Kini, editorial Media ini bisa dinikmati di media nan lain, yaitu di stasiun televisi Metro TV nan ditayangkan setiap pagi.
Menjelajah Global Maya
Kini Media ini tak hanya bisa dinikmati lewat media cetak saja namun Anda dapat membaca warta nan disajikan lewat media online di www. mediaindonesia.com . Pembaca nan tak sempat buat membeli koran bisa membaca warta terbaru di sana. Kemudahan dalam tekhnologi, bisa membantu Anda dalam mengakses setiap informasi.
Sudah saatnya buat berubah melalui teknologi informasi nan menyediakan berbagai wahana informasi nan anda perlukan. Membaca sebuah koran tak lagi hanya dilakukan dengan membuka selembar kertas besar nan terpampang menutupi wajah.
Namun juga dapat dilakukan hanya dengan membuka notebook atau ipad bahkan handphone sekali pun dapat digunakan buat membaca koran. Tidak seperti waktu dulu nan hanya dapat dilakukan ketika anda sudah membeli sebuah koran di pedagang asongan.
Semuanya tak lain ialah berkat kemajuan dari teknologi nan terus berkembang, maka media ini pun ikut mengalami perkembangan zaman. Masyarakat nan sekarang lebih banyak melek terhadap teknologi juga disuguhi dengan hadirnya koran ini di global digital.
Isinya pun tak berbedan dan sama dengan nan ada di versi cetaknya. Cuma anda tak akan semudah membaca di koran nan tinggal membalik halaman saja. Yang harus dilakukan ialah mengklik beberapa link nan ada di dalam laman nan telah disediakan.
Kecepatannya buat berganti halaman pun bergantung pada kemampuan dari kecepatan nan sedang anda gunakan. Jika anda memiliki kecepatan internet nan baik maka akan cepat sekali buat membuka dan membaca laman selanjutnya sinkron dengan nan anda pilih.
Namun jika kecepatan internet nan anda gunakan sangatlah lambat maka silahkan ditunggu sebentar buat membaca laman nan akan anda baca. Pastinya anda tak akan kecewa sebab meskipun harus menunggu buat beberapa saat sebab kecepatan internet nan lamban tetapi semua itu terbayarkan dengan hadirnya informasi nan telah disediakan oleh koran ini.
Nah, Anda siap buat membaca koran hari ini?