Perhelatan Olahraga Tradisional
Bicara tentang olahraga tradisional, maka tak terlepas dari daerah asal olahraga tersebut. Hal ini sebab olahraga tradisional tak terlalu dikenal secara nasional, tetapi sangat populer di daerah asalnya. Bisa dikatakan hanya sedikit olahraga tradisional nan populer secara nasional seperti karapan sapi Madura.
Realita, ketidakpopuleran olahraga tradisional, ditambah era globalisasi dengan kecanggihan tehnologi, telah membuat olahraga ini semakin tergerus zaman. Olahraga ini semakin tidak dikenal, tergantikan, dan terlupakan.
Cara Sehat Ala Lokal
Mengapa anak-anak dahulu fisiknya lebih tangguh, tak cengeng atau gampang mengeluh, lincah, sehat, dan penuh semangat? Ya, boleh jadi ini sebab permainan mereka nan menyehatkan fisik dan mental mereka.
Bukan menghakimi, tetapi faktanya anak-anak abad 20 memang lebih doyan menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar komputer buat bermain game atau Playstation (PS). Padahal, para ahli seperti asosiasi dokter di Amerika semakin resah sebab PS menyebabkan kecanduan dan imbas negatif, seperti penyakit kejiwaan nan cukup parah.
Anak-anak abad 19 ke bawah bermain olahraga tradisional di sore hari, kemudian pulang sebelum magrib. Bandingkan saat ini dengan pola anak-anak abad 20 nan bermain PS. Sehabis pulang sekolah, mereka langsung bermain PS sampai lupa waktu. Ketika liburan, lebih parah lagi. Pulang pagi jam 3 gara-gara bermain PS menjadi hal nan biasa.
Tidak salah jika para ahli merasa resah. Selain menyebabkan kecanduan, penyakit kejiwaan, dan keguncangan jiwa nan mempengaruhi pola kehidupan, PS secara jasmani menyebabkan kejang otot, pusing, ketegangan mata, pengelihatan kabur, dan sakit kepala.
Berbeda 180 derajat dengan permainan anak atau orang dewasa abad 19 ke bawah atau bisa disebut olahraga tradisional. Hal ini sebab selain bersifat menghibur, juga menyehatkan bagi para pemainnya. Apa saja olahraga itu?
1. Betengan
Bagi nan dilahirkan di abad 19 ke bawah, niscaya tak asing dengan permainan menyehatkan ini. Bagaimana tak menyehatkan? Permainan ini menuntut kecepatan berlari dan ketangkasan. Permainan ini disebut betengan sebab para pemainnya memiliki benteng nan harus dijaga serta berusaha buat menembus benteng lawan.
Olahraga ini terdiri dari dua tim dengan jumlah orang nan sama di setiap timnya. Masing-masing tim memiliki benteng nan diwakili berupa pilar/ pohon/ tiang. Para pemain memiliki tugas buat menjaga dan menyerang benteng lawan.
Tim satu dengan nan lainnya saling menyerbu benteng dengan memancing anggota tim versus buat keluar benteng agar benteng tak terjaga. Anggota tim dianggap "mati" dan keluar dari permainan jika dia terkena "sentuh" tim versus nan mengejarnya. Aturannya, anggota nan berhak mengejar atau nan memiliki kekuatan buat mematikan ialah orang nan paling lama berada di benteng/memegang benteng.
Nah, uniknya bukan hanya mengolahraga. Namun, secara mental, para pemain diajak buat bersemangat dalam berkompetisi, membangun jiwa saling tolong-menolong, mengatur strategi, sportivitas, dan bekerja sama.
2. Sepak Takraw
Sepak takraw ialah transformasi olahraga di zaman kesultanan Melaka nan dikenal sebagai sepak raga (Melayu: keranjang). Dalam bahasa Thai disebut takraw . Mulanya, olahraga ini dimainkan dengan bola nan terbuat dari rotan. Dalam perkembangan selanjutnya, bola dibuat dari fiber dengan diameter 41-43 cm.
Tahun 1940-an, olahraga ini bertransformasi menjadi olahraga nan dimainkan dengan jaring dan peraturan angka. Selain itu, pemain juga tak lagi berdiri membentuk lingkaran, tetapi dimainkan dalam lapangan badminton.
Olahraga ini melatih otot kaki dan keseimbangan. Pasalnya, nan boleh menyentuh bola hanyalah kaki dan kepala. Posisi para pemain bertahan juga tak diputar, sedangkan setiap tim dan pemain tak boleh menyentuh bola 3 kali berturut-turut. Dalam sepak takraw ini, dibutuhkan ketepatan dalam mengembalikan bola agar jatuh di lapangan lawan.
Setiap tim terdiri atas 3 orang. Pemain depan bertindak sebagai "Apit kanan" dan "Apit kiri". Tugasnya ialah mengawal sasana di depan dan mematikan bola di sasana lawan, sedangkan pemain belakang bertindak sebagai "Tekong". Tugasnya ialah melakukan sepakan/ service awal dan mengawal sasana di belakang.
Sepak takraw ini dipertandingkan di kejuaran bergengsi seperti King's Cup World Championships. Kejuaran ini terakhir diadakan di Bangkok, Thailand tahun 2008 lalu. Di Indonesia, olahraga ini di bawah naungan "Persatuan Sepaktakraw Indonesia". Pada Sea Games ke-26 tahun 2011, regu putra meraih mendali perak. Regu putra sukses mengalahkan Malaysia di semi final. Namun, harus mengakui keunggulan Thailand di final dengan 0-3.
Di regu putri, Indonesia meraih mendali perunggu. Regu putri kalah dengan Vietnam di semi final dengan skor 0-3. Akhirnya, mendali emas sukses dipertahankan Thailand setelah menumbangkan Vietnam dengan skor 3-0. Sementar di nomor tim, tim putra dan putri sama-sama meraih mendali perak.
Ternyata geliat olahraga ini masih tetap ada. Bahkan, dipertandingkan baik nasional maupun internasional, seperti sepak takraw ini.
3. Karapan Sapi
Apa nan terkenal dari Pulau Madura? Jika Anda ditanya seperti ini, niscaya jawabannya kalau bukan garamnya, ialah karapan sapinya. Ya, selain dikenal sebagai Pulau Garam, karapan sapi juga telah menduniakan Madura.
Karapan Sapi ini lahir dari ide Pangeran Katandur asal Pulau Sapudi, Sumenep. Karapan sapi ini bukanlah tradisi turun-temurun. Namun, lebih pada kebanggaan masyarakat Madura. Karapan sapi ialah perlombaan balapan sapi nan diikuti oleh sepasang sapi dengan jokinya.
Sepasang sapi terdiri dari 2 sapi. Sapi sebelah kanan disebut Pangluar, sedangkan sebelah kiri disebut Pangdalam. Sapi-sapi ini dipasangi Keleles di punggungnya, semacam alat nan bisa dinaiki joki dengan tambahan panggonong nan digunakan buat menyatukan sapi.
Sebelum karapan sapi digelar, sapi-sapi terlebih dahulu akan diarak mengelilingi arena pertandingan dengan iringan alat musik Seronenan khas Madura, sedangkan joki akan memakai baju adat Madura/ Pesa'an. Sandang ini berupa pakaian dan celana hitam dengan kaos berwarna belang merah dan putih. Nah, sapi-sapi ini akan menempuh jeda sekitar 100-150 meter dengan lama pacuan sekitar 10-15 menit.
Terdapat berbagai macam karapan sapi di Madura, antara lain sebagai berikut.
- Karapan sapi kecil (karapan sapi kene' ). Karapan ini diadakan ditingkat kecamatan. Sapi-sapi nan dipertandingkan ialah sapi-sapi kecil. Sapi-sapi kecil ini akan menempuh lintasanya sepanjang 110 meter, sedangkan pemenangnya akan ikut pertandingan karapan sapi besar.
- Karapan sapi besar (karapan sapi raja/ gubeng ). Karapan sapi ini diadakan di taraf ibukota kabupaten. Biasanya perhelatan digelar hari Ahad. Sapi-sapi pada pertandingan ini menempuh lintasan sepanjang 120 meter.
- Karapan sapi undangan (karapan sapi Onjhangan ). Karapan sapi ini diadakan oleh para joki undangan, baik dari dalam maupun luar kabupaten. Karapan ini hanya digelar buat peringatan hari-hari besar.
- Karapan sapi karisidenan. Karapan sapi ini diadakan di taraf kabupaten di seluruh Madura. Karapan sapi ini bisa dikatakan sebagai karapan sapi puncak nan memperebutkan piala presiden bergilir.
- Karapan sapi jar-jaran. Inilah karapan sapi latihan. Karapan ini diadakan sinkron dengan kesepakatan para instruktur sapi.
Selama ini, karapan sapi nan digelar memang dibumbui dengan penyiksaan terhadap hewan nan dipertandingkan. Artinya, buat memacu sapi lebih cepat, joki melukai sapi di bagian pantatnya dengan dipaku atau diparut. Penyiksaan inilah nan membuat para ulama prihatin.
Akhirnya, buat pertama kalinya pada 2 Februari 2012 lalu, digelar karapan sapi tanpa kekerasan oleh Bakorwil Pamekasan. Dua puluh empat pasang sapi terbaik dipertandingkan buat menyukseskan acara ini. Dengan acara ini, diharapkan karapan sapi ini bisa tetap dilestarikan tanpa embel-embel penyiksaan terhadap sapi.
Apalagi, olahraga tradisional ini diyakini bisa menumbukan nilai nan bisa dijadikan bekal buat menjalani kehidupan, yaitu nilai kerja keras, kompetisi, sportivitas, dan ketertiban.
4. Pencak silat
Olahraga nan satu ini ialah olahraga nan sudah dipertandingkan secara internasional, yaitu di taraf Sea Games. Pencapaian ini tak terlepas dari usaha buat mengembangkan pencak silat nan dirintis sejak 1969.
Saat itu, buat pertama kalinya, pencak silat dipertandingkan secara nasional, yaitu pada PON VIII tahun 1973. Pada perkembangan selanjutnya, pencak silat telah disebarluaskan ke Belanda, Belgia, Luxemburg, Denmark, Jerman barat, Suriname, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Perancis, dan Inggris.
Banyak aliran/perguruan pencak silat di Indonesia. Diperkirakan sekitar 820 genre pencak silat di Indonesia. Pencak silat ini di bawah naungan IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). IPSI menggunakan 4 jalur pembinaan, yaitu:
- jalur pembinaan seni;
- jalur pembinaan olahraga;
- jalur pembinaan kebatinan; dan
- jalur pembinaan bela diri.
Perhelatan Olahraga Tradisional
Angin nan mulai menumbangkan olahraga tradisional sepertinya benar-benar dirasakan oleh pemerintah. Maka tak salah jika pemerintah mengadakan FORNAS (Festival Olahraga Rekreasi Nasional) di Parkir Timur Gelora Bung Karno Jakarta 2011 lalu. Hal ini buat menggeliatkan kembali olahraga lokal sekaligus menjadikannya sebagai daya tarik pariwisata dan rekreasi.
Hal serupa juga dilakukan DISPORA (Dinas Pemuda dan olahraga) Provinsi Bangka Belitung 3-4 Mei 2012 lalu. Melalui festival olahraga tradisional dan senam kesehatan jasmani (SKJ) ini, DISPORA berharap bisa membangkitkan kecintaan generasi muda kepada olahraga inil.
Nah, kampiun festival ini akan mengikuti ajang nasional olahraga tradisional nan direncanakan akan dihelat di Kupang, NTT pada pertengahan September 2012 nanti, sedangkan perhelatan SKJ pada bulan Agustus 2012.
Banyak cara nan ditempuh buat mengeksiskan olahraga tradisional ini dan sebenarnya tak banyak nan harapkan. Kecuali, menginginkan generasi mudanya mencintai dan melestarikan khasanah budaya ini. Inilah olahraga tradisional, khasanah budaya nan masih bertahan di era global.