3. Klenteng Kwan Sing Bio
Tuban ialah sebuah kabupaten di Jawa Timur nan telah banyak dikenal banyak kalangan dan tergolong mudah dijangkau. Pusat pemerintahan daerah kabupaten ini terletak di Kota Tuban sendiri nan berada persis di pinggiran pantai utara Pulau Jawa. Kabupaten Tuban terletak di ujung barat wilayah Jawa Timur pada jalur pantura dan berbatasan langsung dengan kabupaten Jawa Tengah, tepatnya Kabupaten Rembang.
Kabupaten Tuban memiliki beberpaa ikon unik nan selalu menjadikannya diingat oleh siapa pun nan pernah mengenalnya. Bahkan hanya dengan melewati kabupaten ini, sebuah pengalaman tidak terlupakan akan selalu membekas di hati. Tidak percaya? Coba kita lihat uniknya Tuban berikut ini.
1. Jalan Raya Deandless
Semua angkutan darat dari wilayah barat Pulau Jawa nan hendak menuju bagian Timur wilayah Pulau Jawa dan melewati jalur pantura harus melwati Kabupaten Tuban. Uniknya, hampir sepanjang jalur nan dilewati selalu berada di pesisir pantai dengan pasir putihnya. Pemandangan latif pun selalu terpampang secara gratis.
Pada beberapa loka juga terdapat kampung nelayan dengan perahu-perahu dan kapal nan diikat mengangguk-angguk terkena hantaman ombak pantai. Pengendara truk dapat bebas beristirahat di mana saja sambil menikmati semilirnya angin pantai. Pengendara mobil pribadi juga dapat bebas memarkir mobilnya dan bermain air bersama keluarga di pantai.
Pengendara sepeda motor bahkan dapat membawa motornya sampai ke pinggir pantai. Lebih asyik lagi, jalan raya peninggalan penjajahan Inggris membujur dari Rembang sampai wilayah Lamongan. Praktis, hampir seluruh Kabupaten Tuban memang dilewati jalur Deandless ini.
2. Terminal Primer Kota
Apa indahnya sebuah terminal? Nah, itu dia pertanyaan nan sering muncul ketika mendengar kata terminal primer ini. Jika kita berkendara dari arah barat menuju timur pada malam hari, sebelum memasuki Kota Tuban akan terlihat gemerlap lampu-lampu kuning nan sangat indah. Letaknya persis di tepi pantai. Tidak ada nan menyangka bahwa areal nan luas dengan dihiasi lampu pijar itu ialah sebuah terminal.
Pengendara mobil pribadi dan sepeda motor diperbolehkan memasuki terminal, menikmati indahnya pantai sambil makan seafood, bakso, dan minum segarnya es degan. Warung seafood nan banyak berdiri di Kota Tuban memiliki citarasa nan sangat lezat sebab bahan-bahan nan digunakan selalu langsung dari laut.
Kepiting, rajungan, dan cumi-cumi dimasak dengan cara apa pun, tetap saja terasa enak. Siap-siap saja nambah nasinya sebab porsi ikan nan disediakan selalu berjumlah besar. Rasanya bintang lima, harganya kaki lima.
3. Klenteng Kwan Sing Bio
Tempat beribadah warga pemeluk agama Budha dan Kong Hu Cu ini merupakan salah satu klenteng tertua dan terbesar di Asia Tenggara. Letaknya persis di tengah Kota Tuban, di antara Terminal lama dan Alun-alun. Klenteng dengan patung kepiting raksasa di gerbang pintu masuknya ini tepat berada di pinggir jalan raya menghadap ke laut.
Bisa dibayangkan, seperti apa nikmatnya beristirahat di dalam klenteng ini. Tunggu dulu, ada nan lebih unik lagi. Jika memang ingin beristirahat dalam waktu nan cukup lama, kita dapat mengisi buku tamu. Selain itu, ada sebuah kejutan buat para tamu, terutama nan sedang dalam perjalanan jauh.
Mereka dianggap sebagai musafir dan selalu mendapatkan pelayanan terbaik seperti loka tidur perdeo (meskipun hanya berupa bed spon ), toilet nan bersih, tak lupa satu porsi makan siang/makan malam/sarapan gratis. Klenteng ini memang terkenal dengan pelayanannya nan selalu mengistimewakan para musafir, apa pun agamanya.
Di dalam klenteng, kita dapat melihat patung-patung para dewa, lilin-lilin nan berukuran raksasa, diorama sejarah pendirian klenteng, bangunan arsitektur klenteng nan unik, atau mencoba mengambil ramalan buat diri pribadi terutama menyangkut pekerjaan, rejeki, nasib, dan jodoh.
4. Wisata Religi Makam Sunan Bonang
Di sebelah timur Klenteng Kwan Sing Bio, tepatnya di sebelah Alun-alun, terdapat sebuah wisata religi bagi umat Islam, yaitu makam dan Masjid Sunan Bonang. Beritirahat di areal wisata ini sangat menyenangkan. Berbagai kuliner khas dan oleh-oleh khas Tuban dijajakan dengan harga nan sangat murah.
5. Goa Akbar
Tidak jauh dari Masjid Sunan Bonang (sekitar 1 km ke arah selatan), terdapat sebuah goa nan menjadi salah satu ikon Kota Tuban. Nama Goa Akbar memang pantas diberikan sebab ukuran goa ini nan superbesar. Di dalamnya, bahkan dapat digunakan buat sembahyang Jumat pada masa perjuangan melawan penjajah.
Goa ini terletak persis di atas pasar dan pemukiman penduduk kota. Sesekali, boleh mencoba masuk ke rumah warga dan mencoba menjejakkan kaki ke tanah. Maka nan terdengar ialah suara "dung – dung – dung" sebab di bawah rumah itu terdapat rongga-rongga gua. Bahkan, rongga-rongga goa itu menjalar sampai ke bawah perkampungan penduduk di bagian timur alun-alun. Kalau dihitung jaraknya dari pintu utama, Goa Akbar dapat mencapai radius 3 km.
Rumah-rumah, jalanan, dan lapangan di perkampungan ini selalu mengeluarkan suara "dung – dung – dung" ketika dilewati orang nan berjalan atau berlari.
6. Es Legen dan Buah Lontar/Siwalan
Keluar dari kota menuju ke timur ke arah Kota Lamongan, kita akan disambut para pedagang es legen nan berasal dari tetesan getah dari pelepah pohon lontar (siwalan). Ada puluhan warung penjaja es legen dan buah lontar sepanjang sekitar 2 km saling berhadapan di pinggir jalan raya menuju Lamongan ini. Pengendara tinggal parkir di sembarang loka dan dapat langsung menikmati kesegaran dan kelezatan makanan di sini.
Es legen ini memiliki rasa seperti minuman bersoda nan menyegarkan. Para penjaja minuman ini juga menjual buah lontar atau siwalan nan mirip sekali dengan buah kelapa. Satu buah lontar dapat berisi 5 – 6 daging buah nan di dalamnya juga terdapat air nan menyegarkan. Buah siwalan memilik rasa manis dan sedikit asin. Jika masih muda, dagingnya sangat empuk seperti kelapa muda. Jika sudah tua, dagingnya akan sulit sekali digigit sebab sudah terlanjur mengeras seperti daging kelapa sawit.
Kadang, salah satu warung ada nan mengolah daging lontar ini menjadi dawet siwalan. Daging buah lontar dipotong kecil-kecil menyerupai dawet, diberi air santan dan gula aren cair. Kemudian, disajikan bersama es batu. Lezat namun tetap menyegarkan. Es dawet siwalan sangat sporadis dijual di luar kota ini dan patut dicoba oleh siapa pun nan melewati kota goa ini.
7. Goa Ngerong
Tidak salah jika Tuban juga dijuluki sebagai kota goa. Di wilayah kabupaten ini terdapat banyak sekali goa. Selain Goa Akbar di tengah kota, terdapat goa nan cukup terkenal lagi di pinggiran kota, yaitu Goa Ngerong. Jika ke arah Kota Lamongan, pada pertigaan Pakah, pengendara dapat langsung belok ke kanan ke arah selatan menuju ke kota Kecamatan Rengel. Di sinilah Goa Ngerong berada.
Goa ini cukup unik sebab di dalamnya terdapat genre sungai nan tak pernah kering. Di dalam sungai ini banyak hayati ikan-ikan, homogen ikan wader nan besarnya racak, yaitu sebesar 2 hingga 3 jari manusia dewasa. Belum terdengar kabar ada ikan di dalam Goa Ngerong nan memiliki ukuran superbesar. Padahal, ikan-ikan itu sudah ada semenjak ratusan tahun nan lalu.
Jumlahnya pun seperti tak pernah bertambah atau berkurang. Semuanya tetap seperti dahulu, tak ada nan berubah. Warga setempat pun menganggap ikan-ikan itu sebagai ikan keramat dan tak diperbolehkan buat diambil dan dibawa pulang oleh para pengunjung.
8. Karaoke dan Pub
Nah, ada nan unik lagi dengan Kota Tuban nan dari zaman dahulu sudah tersentuh oleh upaya dakwah, baik dari umat Islam maupun umat Budha dan Kong Hu Cu. Di sepanjang jalur pantura bagian barat kota ini berjajar puluhan pub dan karaoke. Entah siapa nan paling dahulu mendirikannya. Yang jelas, pub dan karaoke ini seperti tak pernah mati, selalu ada saja pengunjungnya.
Bisa jadi, nan datang ke sana ialah orang-orang dari luar kota nan memang mencari hiburan dan menjauh dari hiruk pikuk kota atau penduduk kabpuaten ini memang banyak nan memiliki pendapatan berlebih dan bahagia dengan hiburan model ini.
Tuban memang sebuah kota nan unik dan patut buat dikunjungi. Walaupun sekadar lewat saja, satu atau dua jam menimati keunikan kota ini akan selalu memberi kenangan latif tersendiri.