Kucing Putih Persia nan Sakit
Para pecinta kucing biasa sangat menyukai kucing putih. Warnanya nan sangat generik dengan boneka dan kelinci peliharaan ini menjadi nilai tambah bagi kucing putih. Salah satu kucing putih nan sering mendapatkan perhatian spesifik ialah kucing persia. Kucing persia ialah salah satu kucing peliharaan nan memiliki harga jual nan lumayan mahal.
Kucing putih persia ini menjadi salah satu produk bisnis nan laris. Dengan bulu halusnya nan berwarna putih, membuat kucing putih persia sangat cocok menjadi sahabat manusia. Sayangnya, dengan bulunya nan berwarna putih, membuthkan perhatian nan sangat khusus. Bulu putihnya harus terjaga dari kotoran nan selain membuatnya terlihat dekil juga dpat membuat bulu-bulu kucing putih persia ini menjadi rontok.
Perawatan Kucing Putih Persia
Kucing putih layaknya manusia sebagai makhluk hayati membutuhkan perhatian dan perawatan nan cukup. Terutama buat bulu-bulunya nan putih serta harus selalu higienis dan sehat. Untuk itu berikut ini ialah beberapa hal nan harus diperhatikan dalam merawat berbagai jenis kucing, terutama kucing putih persia.
1. Sapih pada Usia 4 Minggu
Seperti halnya bayi manusia, anak kucing juga harus disapih dalam pemberian susunya. Akan tetapi tentunya berbeda dengan anak manusia nan disapih pada usia 2 tahun, sebab biasanya ibu kucing akan mulai menyapih anaknya ketika menginjak usia 4 minggu.
Ketika menginjak usia 8 minggu mulailah berikan anak kucing persia putih ini makanan padat, namun kucing ini masih tetap dapat diberi susu. Satu nan harus diingat jangan memisahkan anak kucing dengan ibunya hingga usianya menginjak 8 minggu, sebab membuat anak kucing lebih manja terhadap pemiliknya.
2. Hindarkan Susu Sapi
Kucing putih persia alergi dengan susu sapi, sebab bisa membuatnya diare. Untuk itu, berilah susu spesifik buat kucing. Apabila kucing putih ini mengalami diare selama lebih dari 24 jam tanpa henti, maka segera bawa ke dokter hewan.
3. Perhatikan Kebersihan Air
Air buat kucing harus bersih, segar dan terjaga. Berilah kucing air minum nan mudah dijangkau dan jauh dari toiletnya.
4. Berikan Makanan Khusus
Tidak seperti kucing lainnya nan dapat diberi makan apa saja, kucing putih persia membutuhkan makanan khusus. Untuk kucing dewasa bisa diberikan makanan kering atau makanan kaleng, bahkan keduanya. Akan tetapi, makanan nan diberikan memang makanan spesifik buat kucing.
Berbeda dengan kucing dewasa, anak kucing membutuhkan nutrisi nan berbeda. Memelihara anak kucing, tentunya sama rumitnya dengan bayi manusia, kita juga harus memberikan makanan nan memiliki nutrisi lengkap bagi pertumbuhan.
Jika membelikan makanan di pet shop , baca dan ikutilah petunjuk nan tertulis pada kemasan makanan. Apabila terdapat tulisan " COMPLETE", hal ini menandakan bahwa makanan kucing tersebut memiliki semua kandungan nutrisi nan lengkap serta bisa membuat kucing tetap sehat. Akan tetapi, jika tulisan nan tertera ternyata tulisan " COMPLEMENTARY", hal tersebut menandakan bahwa selain mengonsumsi makanan tersebut, kita harus memberikan kombunasi makanan lainnya nan bisa melengkapi kebutuhan nutrisi kucing.
Perhatikanlah, anak kucing putih persia nan masih berusia 8-12 minggu membutuhkan makanan dalam seharinya sebanya 4 kali. Namun jika telah berusia 3 hingga 6 bulan dalam sehari berikan makan sebanyak 3 kali. Sedangkan anak kucing nan telah berusia 6 bulan ke atas dalam sehari cukup diberi makan 2 kali. Makanan kering biasanya bisa disimpan buat jangka waktu lama, namun agar tak bosan, dalam pemberiannya selingilah dengan makanan basah.
5. Perhatikan Suhu Sekitar
Anak kucing putih persia umumnya harus berada dalam suhu nan hangat. Tubuh mereka nan sangat kecil membuat anak kucing ini suka berpelukan satu sama lain buat mempertahankan kehangatan suhu tubuhnya. Untuk itu, berilah sinar lampu pada kandang dan selimuti mereka agar tetap hangat.
6. Sediakan Little Tray
Agar kotoran kucing tak berceceran di rumah, sediakan litter tray plastik nan telah diisi dengan pasir. Beri koran sebagai alas litter tray untuk menjaga agar pasir tak tumpah ketika kucing menggali pada saat membuang kotorannya. Namun ingat, jangan menggunakan tanah kebun, sebaiknya belilah pasir kucing di pet shop . Hal ini buat menjaga kucing tertular penyakit apabila ada kucing lain nan membuang kotorannya pada litter tray plastik tersebut.
Karena, kucing putih persia memiliki daya tahan tubuh nan tak sekuat kucing lokal, sehingga biasanya kucing persia harus divaksin terlebih dahulu. Selain itu, pasir dari tanah kebun bisa membuat bulu kucing persia putih menjadi kotor. Litter tray ini bisa diletakan di loka nan sepi dan terpencil seperti pojokan rumah, namun bisa diakses kucing dengan mudah.
Selain itu, letakan litter tray jauh dari loka makan dan minum, sebab biasanya kucing putih persia akan kehilangan selera makan jika litter tray terletak di dekat loka makan dan minum mereka. Litter tray ini juga harus dibersihkan dan sering diganti pasirnya agar bisa mereka gunakan dengan nyaman. Litter tray nan sudah bau dan penuh kotoran bisanya tak akan nyaman digunakan lagi.
7. Sisir Bulunya Dua Kali Sehari
Kucing putih persia memiliki bulu nan sangat halus dan panjang. Untuk itu, kita harus merawatnya dengan sangat hati-hati. Sisirlah bulu kucing putih persia ini setiap hari, dengan intensitas 2 kali selama sehari. Gunakanlah sisir logam agar bulunya tak kusut serta tetap higienis dan berkilau. Apabila bulu kucing putih Persia ini telah kusust, cepat-cepatlah meminta donasi kepada dokter nan profesional. Segera tangani, sebab bulu nan kusut bisa membuat kulit mereka terluka sebab tertarik.
8. Lakukan Perawatan Sejak Bayi
Perawatan bulu kucing putih persia ini juga harus dilakukan sejak mereka masih bayi. Gunakan tisu bayi buat menyeka bulu mereka setiap hari. Tisu bayi sangat bagus digunakan. Formulasi tisu nan harum dan lembut buat bayi ini tak akan menyebabkan kucing putih persia menjadi alergi dan bulu mereka menjadi harum.
Kucing Putih Persia nan Sakit
Kucing putih persia memiliki tubuh nan cukup rentan. Sebagai pemilik, kita harus memperhatikan kondisi tubuh kucing putih persia ini. Perhatikan tanda-tanda indikasi sakit pada mereka. Tanda-tanda ini sangat generik buat semua jenis kucing, baik kucing angora dan jenis lainnya, yaitu:
- Terlihat indolen dan lelah.
- Sering menggelengkan kelapanya dengan berlebihan.
- Selera makan bisa menurun dengan drastis atau pun naik dengan drastis, begitupun dalam mengonsumsi air. Hal ini membuat berat badannya akan naik atau turun dengan drastis.
- Munculnya cairan nan tak wajar pada beberapa lubang di tubuh kucing, seperti pada mata kucing, hidung, dan telinga.
- Kucing putih persia ini akan kesulitan buat membuang kotorannya.
- Menjadi hiperaktif dan sanga agresif.
- Terdapat bagian tubuh nan membengkak. Bahkan kucing putih ini akan kesulitan berjalan dan berdiri.
Apabila kucing putih persia kita memiliki ciri-ciri seperti di atas, kucing putih persia tersebut harus segera dibawa ke dokter buat ditangani. Jangan terlambat, sebab bisa memperburuk kondisi tubuh kucing putih tersebut.
Menyukai kucing persia lalu memutuskan buat memilikinya, secara langsung mengharuskan Anda buat merawatnya dengan baik. Tips-tips perawatan di atas dapat membantu Anda.