Dangdut Heboh - Aktualisasi diri Seni nan Kebablasan

Dangdut Heboh - Aktualisasi diri Seni nan Kebablasan

Musik dangdut ialah musik nan cukup menghebohkan atau sering pula disebut dangdut heboh . Dangdut heboh ialah bagian dari seni. Seni hakikatnya ialah menyuguhkan keindahan. Menuangkan aktualisasi diri atas nama kreativitas. Seni sendiri berusia sama tuanya dengan sejarah peradaban manusia.

Perkembangan seni dari masa ke masa tentu ikut pula berkembang bergerak maju sinkron kreativitas manusia nan semakin luas. Sayangnya, atas nama seni pula, hal-hal nan seharusnya tak dijadikan sebuah tontonan malah dilanggar dan diekspos sedemikian rupa. Ambillah contoh perkembangan musik dangdut. Musik dangdut heboh sebab banyak diekspos.

Musik nan sangat merakyat dari lapisan atas sampai bawah ini merupakan salah satu ajang kreativitas nan tidak habis-habisnya. Namun, seiring dengan peningkatan kreativitas nan diikuti oleh kebutuhan akan hiburan nan berbeda dan pemasukan pendapatan nan meningkat, dangdut pun kini semakin bervariasi penampakannya.

Banyak nan bagus dan memiliki nilai seni tinggi terlebih jika dibawakan oleh penyanyi dangdut profesional nan sangat menguasai teknik bernyanyi dangdut, baik itu penyanyi baru maupun penyanyi senior. Namun ada pula jenis dangdut heboh nan seronok, baik dari syair maupun lenggak-lenggok penyanyinya.

Hal nan paling mengherankan banyak sekali goyangan atau gerakan nan tak sepatutnya berada atau kasarnya menodai sebuah nilai seni. Anda dapat bayangkan jika gerakan kayang atau jungkir balik dan sebagainya masuk ke ranah dangdut heboh? Yang tercipta memang dangdut heboh nan menuai banyak kontroversial.



Dangdut Heboh - Perjalanan Panjang Dangdut Indonesia

Musik dangdut di Indonesia memiliki catatan perjalanan panjang nan sudah ada sebelum penamaaan “dangdut” itu sendiri lahir. Kulturisasi atau paduan antara bangsa serumpun, yaitu Indonesia dan Malaysia kerap terjadi dalam perkembangan musik dangdut. Walaupun akhirnya musik dangdut Indonesia lebih mendominasi dan berkembang sendiri dengan penuh rona dan dinamika. Salah satunya berkembang menjadi dangdut heboh nan kontroversial.

Seorang pelopor musik dan maestro dangdut Indonesia ialah Munif Bahasuan, pernah mengatakan bahwasanya ia tak tahu persis bagaimana istilah dangdut itu lahir. Karena sejak awal 1940-an, sebenarnya sudah banyak musik nan berirama seperti dangdut namun belum diberi nama apa pun. Ini mulai terlihat pada lagu “Kudaku Lari” dari penyanyi A. Harris pada 1963 nan memberikan rona baru dengan memasukkan unsur gendang ala India pada orkes nan aslinya hanya sebuah harmonisasi alat-alat musik seperti gitar, harmonika, bas dan mandolin.

Munif Bahasuan, orang nan disebut sebagai pelopor musik dan maestro dangdut Indonesa, mengatakan tak tahu dari mana istilah tersebut muncul. Karena, menurutnya, pada 1940-an telah banyak sekali musik nan muncul berbau dangdut, namun belum disebut musik dangdut. Munif mengatakan lagu Kudaku Lari , nan dinyanyikan A Harris pada 1953, ialah salah satu lagu pelopor musik nan saat ini disebut sebagai dangdut ini. Alasannya, lagu tersebut sudah berani menambahkan suara gendang khas India pada orkes nan awalnya hanya menggunakan gitar, harmonium, bas, dan mandolin.

Selain penyanyi A. Harris, pada tahun tersebut juga lahir penyanyi-penyanyi seperti Juhana Satar, Erna Gangga, dan Hashnah Thahar. Kemudian, terjadi booming lagu-lagu berirama melayu nan datang dari negara serumpun yaitu Malaysia.

Sebagaian dari Anda mungkin mengenal P. Ramlee. Penyanyi Malaysia nan dikatakan masih memiliki garis keturunan dari Aceh. P. Ramlee dengan lagunya nan sangat terkenal “Engkau Laksana Bulan dan Azizah” menjadi hits di mana-mana. Kemudian popularitasnya masih ditambah lagi dengan bermain film layar lebar.

Kemudian berpindah pada era Said Effendi nan mempunyai kumpulan lagu populer nan ia ciptakan sendiri, seperti misalnya Bahtera Laju, Timang-timang, dan Fatwa Pujangga , serta lagu karya orang lain, seperti Semalam di Malaysia (Syaiful Bahri) dan Di Ambang Sore (Ismail Marzuki).



Dangdut Heboh Sekaligus Kontroversial

Peradaban nan semakin maju justru seharusnya semakin membuat pembaharuan di segala bidang bukannya membuat segala sesuatu kembali ke zaman kebodohan. Bukankah dahulu sebelum manusia mengenal kebiasaan dan pembaharuan, manusia juga berada dalam situasi dan kondisi nan kurang lebih sama seperti sekarang. Tidak memakai baju, atau memakai pakaian namun minim bahan. Melakukan hal-hal nan di luar adab seperti membunuhi bayi perempuan, dan menjadikan wanita sebagai pelengkap kehidupan saja, bukan partner atau kawan nan sejajar.

Pun dengan dangdut heboh, sebenarnya dangdut heboh ini soal selera juga. Beberapa kalangan mungkin saja setuju dengan dangdut heboh nan memompa darah kelaki-lakian atau melihat hal itu sebatas penghiburan semata. Namun apabila hal tersebut (dangdut heboh) mulai merasuk pada kehidupan generasi muda, khususnya anak-anak, tentu akan lain ceritanya.

Bisa Anda bayangkan jika penikmat dangdut heboh nan justru dapat dinikmati bebas di kampung-kampung atau daerah-daerah nan tidak tersentuh media ini ialah anak-anak berusia balita sampai anak baru gede? Bukankah akibat nan ditimbulkan dangdut heboh ini akan lebih hebat? Pikiran nan polos nan seharusnya berisi nilai-nilai baik dan nilai-nilai luhur kehidupan malah rusak dengan tontonan dangdut heboh nan seronok bahkan keterlaluan hanya demi hiburan dan uang semata.

Sebenarnya, di sini penulis tak ingin mengkategorikan dangdut heboh sebagai dangdut murahan sebab pada dasarnya akar dari sajian dangdut heboh ini ialah sebuah seni. Seni nan memiliki definisi luas dan taraf apresiasi nan beragam. Namun, bagaimanapun semua berpulang pada pemahaman akan hal tersebut.

Bagaimana mengkounter eses negatif nan terjadi pada anak-anak di bawah umur namun maksud dari hiburan dan materi tadi tetap tersampaikan. Karena jika berbagai pihak dalam hal ini, pihak penyelenggara dan pelakon dangdut heboh bersikeras akan tetap menampilkan seni pertunjukan semacam itu, tentu akan sulit pula menghapusnya. Tetapi minimalnya, mereka mau sedikit saja peduli dan tak memikirkan laba semata dari dangdut heboh.

Kontroversi pun mulai meruak berkenaan hal ini. Masyarakat butuh hiburan, penyelenggara dan pelakon dangdut heboh butuh pemasukan uang. Lalu kenapa tak bersinergi saja menjadi sebuah kerja sama apik nan mendidik serta layak dikonsumsi semua umur?



Dangdut Heboh - Aktualisasi diri Seni nan Kebablasan

Mungkin masih lekat dalam ingatan bagaimana para artis dangdut memprotes keras para penyanyi dangdut baru nan melejit justru sebab kehebohan goyangannya. Apa itu berarti mereka takut tersaingi? Atau justru berusaha melindungi image dangdut nan akan rusak sebab ulah segelintir penyanyi baru nan berdalih membawa “angin segar” pada musik dangdut (yang menurut mereka) mulai terus-menerus dan membosankan?

Dalam ekonomis penulis, sebenarnya, para artis dangdut senior itu justru ingin melindungi dangdut itu sendiri. Mereka sudah tak lagi memikirkan bakal terusik mata pencahariannya sebab hadirnya pedangdut baru dengan dangdut heboh. Mereka memahami bahwasanya dangdut itu ialah musik merakyat nan dapat menjadi pemersatu bangsa.

Pertunjukandangdut heboh sendiri merupakan sebuah tradisi nan berkembang sejak zaman dahulu. Kesenian leluhur nan berakar dari kesenian dangdut dan saweran ini justru termodifikasi sedemikian rupa menjadi kepentingan nan terselimuti hiburan dan uang. Seni merupakan perkembangan ciptaan tanpa batas namun jangan biarkan generasi muda mengonsumsinya tanpa arahan dan bimbingan bahkan tak ada sensor atau filter sama sekali. Ini nan keterlaluan!

Proses penyampaian musik dangdut nan tak hiperbola seperti dangdut heboh semestinya dapat menjadi media seni pembawa perubahan ke arah peradaban nan jauh lebih maju bukannya malah mundur ke belakang. Dangdut ialah seni pertunjukan sekaligus olah vocal nan menawan. Bukan suguhan lenggokan seksi dan baju minim apalagi atraksi nan hiperbola yang erotis dan mengada-ada.

Doktrin erotisme dampak budaya permisifitas ini dapat merusak perkembangan mental dan jiwa generasi muda nan masih rentan dan polos. Apa jadinya jika nan masuk rekaman bawah sadar mereka justru kesenian dangdut heboh tanpa sensor nan vulgar.