Penggunaan Kain Jarik Batik
Barang murah itu untuk nan tak punya uang
. Tapi itu pendapat orang nan belum melihat gaya orang kaya nan punya banyak uang berburu barang murah. Benar-benar murah, bukan murah baku orang kaya itu, melainkan barang murah baku masyarakat umum. Jangan dikira orang nan tinggal di rumah bagus dan besar di kawasan elit itu tak tahu bagaimana hayati dengan barang murah. Mereka mungkin sangat cerdas memanfaatkan barang murah lalu dijual dengan harga mahal, tak terkecuali sprei. Sprei murah itu mudah mendapatkannya.
Berburu Sprei dengan Harga Murah
Barang murah dapat terlihat murahan. Tapi barang nan tadinya mahal pun dapat menjadi murah kalau cara membelinya dengan tak dengan teknik nan jitu. Hal nan pertama harus dilakukan ialah sering melihat katalog para penjual sprei grosiran. Biasanya kalau berganti musim, berganti juga rancangan.
Para pedagang itu memang berusaha menciptakan satu pencitraan terhadap produk mereka. Pembeli saja nan seringkali masuk ke dalam ‘permainan’ para pedagang kreatif tersebut. Oleh sebab akan ganti rancangan atau motif itulah, stok lama akan dihabiskan. Apalagi kalau bukan dengan memberikan diskon eksklusif buat pembelian dengan jumlah nan telah ditentukan.
Oleh sebab sering melihat katalog, tentunya akan tahu niscaya harga satu produk sprei sebelum dan sesudah didiskon besar walaupun harus membeli dalam jumlah tertentu. Misalnya, satu sprei bagus dijual dengan harga Rp 500 ribu sebelum didiskon. Setelah didiskon, harganya menjadi Rp 200 ribu tapi dengan syarat membeli 3 buah sprei.
Tentu saja harga ini membuat harga sprei murah sekali. Untuk mensiasatinya, cara atau langkah kedua mendapatkan sprei murah ialah dengan mengajak teman membeli sprei tersebut. Hal itu sebab dengan membelinya bertiga, artinya sama saja dengan membeli satu sprei murah seharga Rp 200, bukan?
Langkah ketiga, pasang tenggat waktu agar teman nan sedang dirayu itu cepat memberikan keputusan. Kalau tidak, maka akan sangat sulit mendapatkan sprei murah tersebut. Orang lain nan mempunyai banyak uang tentunya juga menginginkan barang serupa. Apalagi kalau dia mempunyai hajatan dan ingin mengganti semua sprei di rumahnya.
Dengan adanya tenggat waktu itu, pencarian teman nan mau bersama-sama membeli barang murah itu dapat lebih agresif. Teman nan mau, niscaya langsung mengiyakan. Bagi nan tak mau, tinggalkan saja. Mobilitas cepat ini absolut dilakukan agar barang murah dapat diraih.
Sekarang, bagaimana cara membujuk teman agar mau bersama-sama membeli sprei murah tersebut? Pertama, jangan pernah membuang katalog harga sprei pada bulan-bulan sebelumnya. Katalog itu akan menjadi bukti bahwa pada satu masa harga sprei itu memang mahal. Harga premium itu tentunya menunjukkan kualitas sprei itu sendiri. Apalagi kalau katalog nan dipegang ialah katalog milik grosir sprei nan telah terkenal dengan desain dan bahan sprei berkualitas tinggi. Wanita mana nan tak tergiur memiliki sprei latif yang menawan dengan kualitas bagus tapi harga jungkir balik?
Kedua, terangkan kalau dengan sprei harga Rp 200 ribu itu, sang teman dapat memberikannya buat orang lain sebagai hadiah pernikahan atau menjualnya kembali kepada orang nan mungkin belum tahu tentang diskon tersebut. Harga nan murah itu niscaya akan membuat banyak orang tergiur. Bayangkan ketika ACE Palembang mengadakan Midnight Sale dengan barang-barang termasuk sprei dijual murah saja, orang-orang hingga menahan kantuk dan berani berhutang. Dengan barang murah tapi berkualitas itu mereka dapat menjualnya dengan harga baku walaupun dikredit.
Dengan memberikan bayangan seperti itu, maka rayuan kepada teman tentunya tak akan selalu mendatangkan tangan kosong. Bukti telah menunjukkan bahwa cara ini telah membuat beberapa orang mendadak menjadi penjual ulung. Gaya rayuan ini ternyata menular. Teman nan tadinya mengaku tidak mempunyai talenta dagang, akhirnya terpaksa harus menjual barang-barang murah berkualitas bagus nan telah dibelinya dengan cara patungan tersebut. Tanpa disadari banyak talenta terpendam menyeruak ke permukaan sebab terpengaruh dari berburu barang murah.
Membuat dan Menjual Sprei Sendiri
Teknik kedua mendapatkan sprei murah ialah dengan cara membuat dan menjual lagi sprei itu. Orang nan mempunyai selera dan mampu mengetahui mana kain nan bagus dan mana kain nan kurang bagus serta mampu menjahit sprei, tentunya akan lebih memilih memuaskan dahaganya berbelanja barang-barang sprei ke pusat-pusat penjualan kain spesifik sprei. Agar bahan sprei nan dibeli tak menumpuk di rumah, cobalah buat meminta contoh kain dari para pedagang kain tersebut.
Untuk dapat mempunyai jalur meminta contoh kain ini, pembeli harus pandai merayu penjual. Usahakan buat mengenal pemilik langsung toko kain tersebut dan ajaknya dia berkomunikasi ringan. Kalau pandai merayu, sekali saja membeli kain, contoh kain nan lain telah dapat dibawa pulang.
Buatlah desain sprei nan sekiranya disenangi oleh ibu-ibu nan sedang hamil dan ibu-ibu dengan anak balita serta ibu-ibu dengan anak-anak usia remaja. Pangsa pasar ini cukup terbuka lebar. Jangan lupa buat memberikan edukasi jenis kain dan motif nan sedang digemari. Terangkan juga bahwa sprei nan tak sering diganti akan banyak mengandung kuman dan dapat menyebabkan elergi serta menjadi salah satu pencetus asma. Kebersihan sprei menjadi salah satu hal nan sangat krusial dalam menjaga kesehatan.
Edukasi itu penting. Niatkan bukan buat merayu agar mereka membeli tetapi memang sebab hal itu benar. Dengan teknik penjualan ‘ Just-In Time ’ punya Toyota tersebut, pembuat sprei tak akan mempunyai tumpukan stok sprei dan tak akan kehabisan pembeli. Mobilitas pemasaran lebih luas. Kalau masih dapat menjahit sendiri, harga jual dapat ditekan dan para pelanggan akan mendapatkan sprei murah.
Kalau tak dapat menjahit sendiri, cari penjahit nan benar-benar mahir dan dapat diandalkan. Tetapi kalau tidak, cari orang nan mau belajar menjahit. Namun, cara ini cukup riskan. Sebaliknya, kalau beruntung, penjahit baru itu akan menjadi penjahit profesional nan hebat. Tentunya hal ini akan menjadi amal jariyah nantinya.
Jangan dikira kalau usia sprei itu akan sangat panjang dan orang-orang tak rajin membeli sprei serajin mereka membeli baju. Dengan semakin sadarnya banyak wanita bahwa sprei dapat menjadi penyebab penuaan dini, kini penjualan sprei terus meningkat. Sprei nan mempunyai tekstur kain nan kasar akan membuat paras cepat keriput. Begitu juga dengan sarung bantal dan sarung guling. Oleh karenanya, agar perawatan kulit terjaga dan paras tak boros, penggantian sprei harus dilakukan sesering mungkin. Pencerahan inilah nan membuat peluang penjualn sprei masih sangat terbuka.
Penggunaan Kain Jarik Batik
Kain jarik batik ternyata tak hanya buat dikenakan sebagai kain sehari-hari atau dikenakan ketika kondangan. Sama seperti jeans, semakin belel, kain jarik batik semakin hangat dan lembut. Fenomena inilah nan membuat banyak orang menggunakan kain jarik atau kain panjang batik sebagai sprei murah meriah. Tentu saja kain jarik batik nan dimaksud ialah kain jarik batik nan mempunyai kualitas cukup bagus dan kainnya lembut.
Kain jarik batik warisan pun akan terasa begitu lembut dan penuh nostalgia ketika menjadi sprei. Untuk udara nan cukup panas seperti di kota Palembang, sprei murah meriah dari kain jarik batik ini sangat cocok sebab menyerap keringat. Pencuciannya juga mudah dan keringnya pun cepat. Hanya dalam waktu tiga jam penjemuran, sprei dari kain jarik batik itu sudah dapat dipakai lagi. Jadi, bagi nan hanya mempunyai dua helai kain batik, rasanya sudah cukup buat menutupi satu loka tidur berukuran queen. Nah, siapa bilang sprei murah itu susah dicari?