Memperoleh Nilai Positif Dari Wisata Desa
Mengunjungi Kota Magetan Jawa Timur dengan keelokan telaga Sarangannya, serasa kurang lengkap jika tak mengunjungi berbagai sentra UKM nan juga menjadi wisata andalan Kabupaten Magetan.
Hasil karya dari sentra kerajinan anyaman bambu di desa Ringinagung bahkan telah menembus pasar dunia. Bagi pencinta produk protesis tangan-tangan terampil anak negeri nan berkualitas tinggi, sentra kerajinan kulit akan memanjakan konsumen dengan berbagai jenis tas, jaket dan sepatu kulit berkualitas.
Tidak kalah menariknya dengan hal nan ditawarkan di atas, ialah kesempatan buat menikmati makanan khas tepatnya makanan ringan khas Kota Magetan. Penggemar makanan ini akan puas dengan kemanjaan nan ditawarkan oleh rasa khas lempeng puli yang gurih dan renyah.
Jenang Candi nan legitnya membuat rindu, serta keunikan rasa jrangking ( si kerupuk ketan panggang ) nan akan membuat kita serasa tak dapat berhenti mengunyahnya.
Sentra unik lain nan layak dikunjungi ialah sentra Kormelo , manisan nan terbuat dari kulit jeruk Pamelo nan juga merupakan komoditi unggulan Kabupaten Magetan.
Setelah terbuai pesona Telaga Sarangan nan eksotik, belanja kerajinan bambu dan kulit nan berkualitas, menikmati berbagai makanan ringan khas Magetan, kota kecil di sudut Jawa Timur ini masih memanjakan pengunjung dengan sebuah wisata desa nan akan melengkapi kenangan mengunjungi kota Magetan. Apakah itu? Menikmati hidangan Ayam Panggang di desa Gandu.
Lokasi dan Sejarah Ayam Panggang Gandu
Lokasi wisata desa ini tidaklah sulit buat dijangkau. Terletak sekitar 20 km arah timur kota Magetan. Tepatnya 5 km dari terminal Maospati ke arah Kota Ngawi. Anda akan dengan mudah menemukan desa Gandu nan masuk wilayah Kecamatan Karangrejo ini.
Sedangkan sejarah panjang ketenaran ayam panggang ini juga patut diteladani. Bermula dari kerja keras seorang perempuan penjual ayam kampung di pasar desa nan bersuamikan seorang petani kecil. Dengan keadaan seperti itu tentunya kondisi hidupnya dapat ditebak.
Berkat keberanian perempuan nan menjadi istrinya Pak Setu ini akhirnya mencoba mengubah nasib dengan menjadi penjual ayam panggang keliling dari kampung ke kampung dengan sepeda angin.
Ketekunannya selama lima tahun akhirnya membuat ayam panggangnya dikenal kampung sekitar. Seiring itu tetangganya juga sering meminta dimasakkan ayam panggang dan dimakan di tempat. Dari sanalah Bu Setu memutuskan buat berhenti jualan keliling dan membuka warung di rumahnya.
Dengan tetap menjaga kualitas ayam panggangnya (baik bumbu dan kesegaran ayam kampung) kini setelah hampir 15 tahun, Bu Setu dapat mempekerjakan lebih dari 30 karyawan. Setiap hari rata-rata terjual 250-400 ekor ayam panggang dan akan melonjak berlipat pada saat hari libur.
Keunikan nan Menggoda
Sebagai wisata desa, tentunya kedatangan Anda ke desa Gandu akan disambut dengan perbedaan makna pedesaan nan asri. Alam tradisional terpampang konkret menyambut dengan ramah bersahaja. Pohon bambu masih tampak tumbuh fertile di sekitar rumah warga termasuk mereka nan menjual ayam panggang.
Memasuki wilayah ini serasa dibawa pada sebuah dimensi waktu nan damai tidak berperi. Apalagi jika Anda datang bersama keluarga.
Kemudian Anda akan dipersilahkan buat memilih sendiri ayam kampung nan sudah tersedia sinkron selera sebab hal ini juga berperngaruh pada harga setiap ayam panggang nan tersaji. Tentunya dengan begitu kesegaran daging ayam dapat dipertanggung jawabkan.
Ketika proses mutilasi ayam, pengunjung juga diperbolehkan buat menyaksikan dan tentunya nan paling menarik ialah ikut menyaksikan proses pemanggangan nan dilakukan dengan tungku tradisional nan sangat unik. Bau nikmat ayam nan sedang dipanggang akan menjadi sensasi tersendiri bagi setiap pengunjung.
Sambil menunggu ayam tersaji Anda dapat bercengkrama bersama keluarga di balai-balai rumah ( serasa di rumah sendiri ) dan menikmati angin sepoi-sepoi serta gemerisik daun bambu nan bergesekan indah. Ayam panggang akan segera tersaji ditemani sambel, lalapan dan urap-urap sayur nan menggoda selera.
Nuansa unik ini hanya dapat Anda dapatkan di loka ini. Kenikmatan nan hanya dapat diungkapkan dengan rasa syukur. Kembali Anda akan melihat kesuksesan nan telah diraih oleh Bu Setu. Ibu dari empat anak nan sekarang sudah memiliki lebih dari 30 karyawan ini menjadi inspirasi bagi warga sekitar buat berani membuka usaha serupa.
Mengantarkan desa Gandu nan asri dan bersahaja ini menjadi wisata desa nan terpanas! Mengapa? Sebab kita dapat menikmati langsung ayam panggang nan baru diangkat dari tungku pemanggangan, tentunya dalam kondisi panas luar biasa.
Dan itulah nikmatnya... Jadi, tak salah jika Anda menyebut bahwa ayam panggang Gandu ialah wisata terpanas sepanjang sejarah.
Memperoleh Nilai Positif Dari Wisata Desa
Berwisata memang merupakan kegiatan nan menyenangkan dan menghibur diri dan keluarga. Jenis wisata tentu sangat bervariasi mulai dari wisata sejarah, wisata pendidikan hingga wisata alam. Masing-masing jenis wisata mendatangkan kegunaan nan tersendiri bagi para pelakunya. Untuk berwisata di desa nan masih terjaga lingkungannya, maka para turis lokal maupun asing sudah barang tentu harus teliti dalam menilai kelayakan loka tujuan. Bila saja tujuan wisata tak sinkron dengan asa maka nan muncul hanya kekecewaan pada akhirnya.
Di Indonesia banyak sekali desa atau pemukiman nan bisa dijadikan sebagai loka berlibur, karena tempat-tempat tersebut masih terjaga keunikan dan kelestariannya. Salah satu contohnya ialah wisata di Bali nan terkenal hingga tingkat internasional. Pulau dewata populer sebab masih memegang teguh budaya dan kelestarian alamnya. Sehingga bagi daerah wisata lainnya hendaknya meniru apa nan sudah dicapai oleh pulau Bali tersebut.
Manfaat nan diperoleh masyarakat sekitar dari wisata di desa adalah terbantunya perekonomian keluarga dan desa. Banyaknya wisatawan nan masuk ke dalam area desa wisata akan memberikan peluang usaha bagi para penduduk. Selain itu mereka akan bisa berteman dan beramahtama dengan para turis, tentu ini akan menjadi hiburan tersendiri bagi penduduk desa.
Kondisi alam dan fasilitas desa juga akan senantiasa diperdulikan secara intensif oleh masyarakat dan pemerintah nan terkait. Ini mendorong kelestarian alam sekitar tetap terjaga dengan baik. Alam nan masih alami dan jauh dari perusakan merupakan kapital besar bagi kesuksesan wisata di desa.
Para wisatawan juga memperoleh banyak kegunaan dari wisata di pedesaan, mereka akan menjalani kehidupan nan bebas dengan polusi dan berkesinambungan dengan alam sekitar. Berbeda jauh dengan gaya hayati masyarakat perkotaan nan serba cepat dan instan tanpa banyak peduli terhadap kesehatan dan kelestarian lingkungan. Pola hayati nan selaras dengan alam akan mendatangkan laba nan tak ada habisnya. Maka tak mengherankan jika ditemui banyak pedesaan nan mempunyai anggaran ketat dalam memanfaatkan alam khususnya dari hutan.
Aneka hidangan nan terbuat dari bahan makanan bebas dari pestisida atau bahan kimiawi menjadi hiburan favorit di pedesaan. Carilah pedesaan nan memiliki hidangan khas dan berbeda dengan wilayah lain di Indonesia, tentu saja akan menambah keasyikan panorama desa bila makanan nan tersaji membuat para pengunjung tergiur.