Slogan buat Komersil
Hampir setiap hari dan di berbagai tempat, bisa kita temui jargon Indonesia Bersih. Sejak pemerintah mencanangkan Gerakan Nasional Indonesia Bersih, berbagai jargon nan menyangkut tentang Indonesia Higienis hampir tersebar hampir di seluruh pelosok desa.
Slogan-slogan Indonesia higienis itu ada nan menghimbau agar masyarakat menjaga kebersihan lingkungan di sekitar loka tinggal mereka masing-masing atau ada pula slogan Indonesia Higienis nan lebih mengarah pada imbauan aplikasi pemerintahan nan bersih.
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang jargon Indonesia Bersih, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa pengertian dari kata Jargon itu. Kata slogan, sebenarnya berasal dari bahasa Gaelik, yaitu sluagh-ghaim nan memiliki arti teriakan buat bertempur. Jadi, kata Jargon ini memiliki pengertian sebagai ajakan buat melakukan atau merealisasikan suatu ide atau ajakan. Kata atau kalimat jargon akan dibuat sedemikian rupa agar mudah diingat dan dilaksanakan.
Penulisan berbagai macam jargon pun ada bermacam-macam variasi dan jenisnya. Ada nan hanya merupakan imbauan atau ajakan nan dituliskan dengan bahasa nan sederhana dan mudah diingat. Namun, ada pula nan berisi tulisan-tulisan vulgar. Penulisan jargon ini disesuaikan dengan kepentingan nan akan dituju dan biasanya bisa digunakan di dalam berbagai bidang seperti di bidang, politik, agama, ide-ide baru atau buat iklan.
Dengan jargon ini pula, akhirnya pemerintah Indonesia mencoba mengimbau seluruh masyarakatnya buat menciptakan Indonesia nan bersih, baik buat menjaga kebersihan lingkungan hayati maupun menjaga kebersihan sistem pemerintahan nan berlangsung di negara Indonesia.
Slogan Indonesia Higienis Untuk Lingkungan
Slogan Indonesia Higienis buat menjaga kebersihan lingkungan semakin santer didengungkan ketika ada banyak kota dan daerah nan mengalami musibah banjir. Kebiasaan masyarakat nan membuang sampah sembarangan termasuk membuang sampah di genre sungai, selokan dan di berbagai loka nan rawan banjir, disinyalir sebagai penyebab terbesar timbulnya masalah banjir nan hingga saat ini masih sering terjadi dalam belum menemukan titik penyelesaian nan baik.
Karena itulah, akhirnya banyak slogan-slogan nan berisi tentang ajakan menjaga lingkungan nan sengaja di pasang di berbagai titik tertentu, terutama di pusat-pusat keramaian sebagai imbauan agar masyarakat mulai menjaga kebersihan lingkungannya dengan membuang sampah pada tempatnya.
Selain itu, jargon buat tak merusak taman kota dan fasilitas generik kota juga banyak ditemukan di berbagai tempat. Jargon nan satu ini juga masih membawa misi buat menciptakan kebersihan dan estetika kota. Sayangnya, masyarakat masih tak terlalu menghiraukan slogan-slogan tersebut sehingga masih banyak ditemukan orang-orang nan membuang sampah sembarangan.
Contoh jargon buat menjaga kebersihan dan estetika lingkungan hidup, misalnya "Kebersihan Pangkal Kesehatan". Melalui jargon ini, diharapkan akan tercipta kesehatan masyarakat nan baik dengan cara masyarakat tersebut menjaga kebersihan diri dan lingkungannya. Atau jargon lain seperti "Jaga Hutan Bagi Kehidupan". Maksudnya agar masyarakat ikut berperan serta dalam menjaga kelestarian hutan sebagai sumber daya kehidupan sebab hutan ialah penghasil oksigen dan sebagai loka hayati berbagai satwa dan tumbuhan nan akan memberikan banyak kegunaan bagi kehidupan manusia. Selain itu, dengan menjaga kelestarian hutan maka sumber air higienis bagi kehidupan manusia pun akan terjamin keberadaannya.
Slogan tentang rokok juga sangat banyak saat ini ditemukan di berbagai penjuru kota. Bahaya merokok ini dijadikan materi primer dalam jargon buat menjaga kesehatan sebab banyaknya kematian nan disebabkan oleh asap rokok baik bagi si perokok sendiri maupun bagi orang nan tak merokok, namun harus ikut menghirup asap rokok dari orang lain. Begitu pula dengan jargon tentang bahaya narkoba.
Diharapkan dengan banyaknya slogan-slogan nan dipasang di berbagai penjuru kota, maka akan ada banyak pula masyarakat nan tergugah buat ikut berperan serta melaksanakan dan mencapai apa nan menjadi tujuan dari jargon tersebut. Memang ada banyak masyarakat nan mulai tergerak ketika membaca slogan-slogan itu, namun ada banyak pua masyarakat nan tak peduli dengan jargon tersebut dan hanya menganggap slogan-slogan itu sebagai hiasan kota.
Slogan buat Partai Politik
Banyak partai politik nan menggunakan jargon buat menarik perhatian masyarakat dan mencari pendukung. Jargon politik ini biasanya mulai menjamur diberbagai sudut kota ketika adanya penyelenggaraan pemilihan wakil rakyat baik buat wakil daerah maupun buat wakil pusat.
Bahkan, ketika pemilihan generik buat pemilihan presiden dan wakil presiden pun banyak ditemukan jargon nan mengajak masyarakat buat menentukan pilihannya dari sekian banyak calon peserta pemilihan generik tersebut. Untuk jargon nan biasa dipakai dalam bidang politik, selain penggunaan tulisan atau kalimat-kalimat ajakan juga disertakan pula tokoh partai politik tersebut dengan asa masyarakat akan mengenali siapa calon nan akan dipilihnya.
Slogan Indonesia Higienis nan mengajak menciptakan pemerintahan Indonesia nan higienis juga termasuk dalam jargon nan dibuat buat bidang politik. Jargon ini biasanya mengajak masyarakat buat berani mengambil bagian buat menciptakan pemerintahan nan higienis di berbagai bidang pemerintahan nan ada di Indonesia.
Slogan-slogan itu misalnya saja ialah jargon buat mencegah pemberian uang pelicin ketika membuat dokumen-dokumen krusial tentang kependudukan, seperti Kartu Tanda Penduduk, akte kelahiran dan sebagainya. Atau jargon buat memberikan uang damai kepada polisi ketika terjadi tilang.
Slogan buat menciptakan pemerintahan nan higienis juga termasuk mengajak para aparat pemerintahan kita buat berlaku higienis dalam menjalankan tugas mereka. Menghindari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme ialah inti dari slogan-slogan Indonesia higienis dalam bidang politik dan pemerintahan. Namun sayangnya, walau sudah banyak sekali jargon nan dipasang demi tercapainya tujuan pemerintahan Indonesia nan higienis ini, masih banyak praktik korupsi nan terjadi di Indonesia baik praktik korupsi kecil-kecilan hingga praktik korupsi kelas kakap.
Slogan buat Komersil
Slogan juga sangat efektif dalam bidang pemasaran dan iklan suatu produk. Dengan slogan, biasanya suatu produk akan lebih mudah dikenal oleh masyarakat luas dan akan lebih mudah diingat. Ada banyak produk nan menggunakan jargon sebagai salah cara pengiklanan nan sangat berhasil dan mendapatkan loka di hati masyarakat dengan mudah.
Misalnya, jargon produk mie protesis Indofood, "Indomie Seleraku". Jargon ini sudah hampir bertahun-tahun menjadi jargon buat produk mie tersebut dan itu membuat mie tersebut memiliki loka di hati para pencinta mie dan produk mie tersebut menjadi sangat laris di pasaran dalam jangkau waktu nan lama.
Atau jargon "I Hate Slow" nan diusung oleh salah satu provider telekomunikasi, Smart Telecom. Dengan jargon tersebut, membuat masyarakat buat tertarik mencari tahu dan mencoba produk nan ditawarkan. Terkadang, masyarakat hanya ingin melihat apakah jargon nan didengungkan tersebut benar-benar seperti kenyataannya di produk sehingga membuat pembelian produk dengan jargon tersebut meningkat tajam di pasaran.
Atau misalnya lagi jargon komersil nan hingga kini tak pernah hilang sejak kemunculannya ialah jargon Keluarga Berencana dengan "Dua Anak Cukup". Jargon ini mengimbau kepada masyarakat buat memiliki dua anak saja agar bisa memberikan penghidupan dan pendidikan nan layak bagi anak-anak tersebut serta mematahkan pepatah nan mendarah daging di masyarakat kita, yaitu "Banyak Anak Banyak Rezeki".
Slogan Keluarga Berencana ini juga dimunculkan dengan tujuan buat menekan jumlah kelahiran nan dulunya sangat pesat sehingga menciptakan angka kepadatan penduduk nan sangat tinggi. Dan jargon ini juga memberikan edukasi kepada para ibu, bahwa kelahiran nan terlalu sering akan sangat berbahaya bagi kesehatan ibu dan janin nan dikandungnya.
Masih ada banyak lagi jargon nan ada di dalam masyarakat kita. Slogan-slogan tersebut memang ada nan membawa kegunaan dan dilakukan oleh banyak orang. Namun, ada pula jargon nan sebenarnya memiliki kegunaan namun hanya dianggap sebagai pajangan. Apa pun bentuk jargon tersebut, ternyata sangat bergantung pada persepsi masyarakat buat mau melihat dan terinspirasi sehingga ikut melakukan dan mencapai tujuan slogan tersebut bersama-sama. Bagaimana dengan kita?