Alternatif Lain
Survival di hutan sangat krusial dipelajari terutama bagi mereka nan hobinya jalan-jalan atau menjelajah hutan-hutan, gunung, dsb. Banyaknya kejadian orang nan hilang di pegunungan atau rimba.
Mereka nan semestinya menjelajah dan berinteraksi dengan alam harus mempunyai pengetahuan dasar mengenai kondisi atau medan nan akan ditempuh sampai mengekspektasikan kejadian-kejadian terburuk nan sangat mungkin akan dihadapi, seperti tersesat dan tidak tahu jalan buat kembali.
Anda harus sadar bahwa kondisi alam sulit buat diprediksi walau mungkin saja Anda sudah menyiapkan berbagai keperluannya secara matang dan cermat. Situasi di alam liar bisa berubah-ubah secara ekstrim, apalagi bila kegiatan menjelajah diadakan di hutan ataupun pegunungan.
Bagi nan pernah mengikuti organisasi pramuka di sekolahnya, mungkin telah mempunyai informasi tentang bagaimana cara hayati di hutan tanpa bekal apapun. Berkemah di alam liar memang seperti meninggalkan kehidupan kota nan penuh dengan kemudahan dan serba cepat. Tetapi bagi mereka nan telah menjelajah sebuah alam liar akan bisa merasakan perbedaan makna hayati nan berbeda dan mengasyikkan. Penjelajah alam liar atau sebut saja dengan para pecinta alam sangat merindukan momen-momen bersama di alam terbuka.
Menyatu dengan alam nan masih jauh dari tangan manusia dapat jadi sebuah kegiatan nan sulit bagi para pemula. Namun yakinlah dengan bertambahnya pengalaman dan pengetahuan akan membuat diri selalu siap dalam kondisi apa pun. Membentuk sebuah keahlian bertahan di hutan merupakan usaha nan butuh kerja keras dan bimbingan dari para senior. Jangan nekad pergi ke hutan tanpa ada senior berpengalaman atau pemandu. Alam bebas berarti sebuah kawasan nan serba alami di mana tak ada jalan aspal seperti di perkotaan.
Siapa pun mudah tersesat di hutan atau pegunungan, mereka penuh kesiapan bisa mudah terlepas dari kata tersesat. Jangan remehkan perlengkapan apapun nan diperlukan oleh seorang penjelajah, sekali melakukan kesalahan maka berakibat fatal di alam liar nantinya. Berikut beberapa hal nan bisa membantu kita buat bertahan di hutan nan masih alami.
Jurus Survival
Banyak orang nan termotivasi buat menjelajahi hutan liar setelah melihat berbagai film menarik nan bertema adventure . Tanpa persiapan dan ilmu nan memadai mereka segera tancap gas ke hutan, akibatnya setelah sehari berkemah mereka pun pulang dengan penuh kekecewaan. Sebab hayati di hutan sangat sulit menurut mereka, masih selamat jika dapat pulang. Bagaimana bila tersesat?
Berbeda halnya pada sebagian orang lainnya nan sabar buat mencari pengetahuan dan mengikuti rombongan tim penjelajah. Aktivitas pergi ke hutan menjadi petualangan nan tidak tertandingi. Berkemah di tengah malam ditemani barah unggun nan menghangatkan badan menjadi sebuah kenangan nan tersendiri.
Boleh saja Anda sudah menyiapkan berbagai kelengkapan buat menjelajah hutan, sebut saja kompas, peta lokasi, GPS atau dunia positioning system, HT, bekal makanan nan cukup sampai obat-obatan.
Sebenarnya bagi para penjelajah profesional bisa selamat hanya bersenjatakan sebuah pisau, namun hanya sedikit nan bisa ditemui sekarang. Kecuali para tentara nan terlatih dan dididik keras oleh para hulubalang mereka. Tentara nan sudah melakukan puluhan bahkan ratusan kali penjelajahan hutan akan bisa menikmati hayati di alam liar tersebut. Tak ada kata jijik dalam kamus, mau selamat maka lakukan dan makan apa saja nan krusial bisa meneruskan napas.
Namun, tanpa mengetahui bagaimana menghadapi berbagai kondisi darurat, hal-hal tersebut diatas sifatnya hanya membantu. Dengan memiliki pengetahuan survival di hutan nan handal, maka dipastikan Anda akan selalu mempunyai jurus ketika Anda terjebak di hutan, hilang orientasi, dsb.
Sebagian “teori” survival itu yakni bagaimana si penjelajah dapat mengenali berbagai tumbuh-tumbuhan nan dapat dimakan di hutan. Para pakar menyebutkan bahwa 10% berbagai jenis tumbuhan berbunga di global itu tersedia di Indonesia. Itu artinya, di hutan kita memiliki sekitar 25.000 jenis tumbuhan berbunga.
Belum tumbuhan nan tidak berbunga, jamur, dapat berlipat-lipat jumlahnya. Nah, dari holistik jenis tumbuah tersebut ada nan dapat dimakan, ada nan beracun dan karenanya tidak boleh dimakan, dan ada nan disarankan buat dimakan (apalagi dalam mondisi mendesak).
Jangan memakan buah-buahan nan terlihat menggiurkan bila tak mengetahui jenisnya secara pasti. Sebab gangguan pencernaan hingga kasus keracunan sering menyebabkan para penjelajah sakit dan menghentikan perjalanan. Tanyakan kepada senior grup tentang buah nan ditemui tadi, agar bisa memastikan nama buah serta apakah layak makan atau beracun.
Tumbuhan Tak Beracun
Ada beberapa kunci buat mengetahui tumbuhan nan ada di hutan kondusif atau tak buat dikonsumsi. Tetumbuhan nan memiliki daun, buah, dan kembang atau umbinya biasa dimakan oleh satwa liar, berarti mengindikasikan bahwa tumbuhan tersebut tidak beracun. Dan itu berarti kondusif buat dikonsumsi manusia.
Namun, jika Anda menemukan tumbuhan nan memiliki bau nan tidak sedap, membuat Anda pusing dengan baunya, dan tidak sedikitpun disentuh oleh satwa hutan, maka sebaiknya Anda hindari. Juga patut diwaspadai tumbuhan nan membuat kulit Anda gatal dan perih.
Tumbuhan lainnya nan juga harus Anda hindari yakni tanaman nan memiliki daun bergetah sangat pekat, berbulu, memiliki rona nan paradoksal atau mencolok, serta permukaannya nan kasar. Waspada juga jika Anda menjumpai tanaman kemaduh ( Laportea stimulans ) sebab bulu nan terdapat pada daunnya membuat kulit terasa gatal dan panas.
Tumbuhan semak dari begonia dapat Anda jadikan sebagai penyelamat disaat kesusahan sebab tidak lagi mempunyai bekal. Umumnya, daun begonia memiliki bentuk jantung nan tidak simetris. Yang dapat dikonsumsi bagian tangkai daun, namun apabila masih muda terasa masam dan sedikit pahit.
Alternatif Lain
Selain tumbuh-tumbuhan, ada beberapa jenis hewan nan juga dapat Anda temukan di hutan dan dapat dimakan. Diantaranya:
- Jangkrik
Jangkrik termasuk serangga nan cukup berprotein tinggi dan rasanya lezat, namun jangan langsung dimakan bila belum terbiasa. Bakar badan jangkik, tapi awas jangan sampai terlalu lama sebab mudah gosong. Tangkap jangkrik secukupnya buat mengisi perut.
- Burung
Hewan ini cukup sulit buat ditangkap, jadi harus bersenjatakan minimal panah ataupun ketapel buat membidik burung nan hinggap di pohon. Rasa dari daging burung seperti halnya ayam, namun beda burung beda rasa. Ada lagi teknik lain buat menangkap burung yaitu menggunakan jebakan nan berasal dari getah pohon.
- Ayam hutan
Bisa mendapatkan ayam hutan berarti mengadakan pesta saat acara makan tiba. Satu ayam hutan bisa mencukupi kebutuhan makan beberapa orang. Sayangnya cukup sedikit para petualang nan bisa menangkap ayam nan lincah ini.
- Kalong atau kelelawar
Penulis sendiri belum pernah makan daging kalong, ada nan bercerita bahwa daging kalong itu cukup kenyal dan enak. Wahh… bayangkan sendiri saja ya.
- Belalang
Makan belalang mungkin masih masuk akal buat para pemula dibandingkan mengkonsumsi kalong atau katak.
- Katak
Menangkap katak mungkin nan paling mudah, namun tak semua dapat memakannya. Dalam kondisi terjepit mungkin kita akan bisa memilih makanan darurat ini.