Unicorn di China dan Jepang
Beberapa waktu lalu tersebar warta nan cukup mengejutkan berasal dari pemerintah Korea Utara. Warta tersebut menyatakan bahwa penelitian nan dilakukan oleh ilmuwan Korea Utara akhirnya sukses menemukan sebuah goa di kota Pyongyang nan diklaim merupakan sarang binatang legenda yaitu kuda unicorn .
Ini tentu mengejutkan dan bagi beberapa kalangan ialah lelucon nan tak lucu. Bagaimana mungkin di tahun 2013 ilmuwan Korea Utara berkata bahwa binatang nan kerap hadir dalam cerita dongeng itu memang ada.
Unicorn Korea Utara
Tapi mengingat sumber warta nan cukup terpercaya, yaitu kantor warta KCNA (kantor warta resmi Korut), masyarakat global mulai bertanya-tanya tentang kebenaran dari keberadaan makhluk tersebut.
Goa antik di Pyongyang itu dikatakan merupakan sarang unicorn tersebut ialah sebuah goa nan syahdan dahulu digunakan oleh raja pendiri korea kuno.
Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah para arkeolog sukses membaca tulisan antik di batu besar persegi nan berbunyi “sarang unicorn ”. Batu besar itu berada pada sebuah candi atau kuil nan terletak di Pyongyang bernama candi Yongmyong. Diyakini, tulisan pada batu itu diukir pada sekitar tahun 918-1.392. yaitu jaman era kerajaan antik Koguryo.
Catatan sejarah nan berada di negara tersebut menyatakan bahwa candi Yongmyong sendiri merupakan istana raja antik Korea nan bernama Raja Tongmyong. Atau dapat diartikan juga bahwa wilayah tersebut merupakan pusat dari kerajaan antik nan ada di Korea.
Buku sejarah nan ditulis pada abad 16 nan menjadi bahan acum dan surat keterangan arkeolog itu mencatat letak dan posisi sarang sang makhluk legenda. Yaitu di goa nan sukses mereka temukan itu.
Dalam catatan sejarah negara Korea juga berkata bahwa Raja Tomyong menaiki seekor kuda bertanduk satu (unicorn) jika hendak bepergian. Jika usai bepergian, sang kuda bertanduk satu itu akan dimasukkan dalam sarang nan berada di goa dekat candi Yongmyong. Mengenai kebenarannya, tentu masyarakat tak mengetahui pasti.
Unicorn di Berbagai Negara
Munculnya mitos tentang kuda bertanduk satu (unicorn) ini diperkirakan pertama kali terjadi di Eropa. Digambarkan bahwa unicorn versi Eropa ini tidak beda jauh dengan wujud unicorn nan ada di negara lain, yaitu seekor kuda berwarna putih nan memiliki sebuah tanduk di puncak kepalanya.
Kuda ini dilukiskan sebagai makhluk cantik dan hanya dapat dipegang oleh gadis nan berhati higienis dan baik hati. Pada cerita nan lain, unicorn dilukiskan memiliki janggut sehingga mirip dengan kambing. Ia juga digambarkan punya ekor nan berjuntai dengan rona bulu kesemuanya putih.
Namun dalam sebuah inovasi stempel cap antik nan diperkirakan berusia 2.500 tahun, citra sosok unicorn nan lebih jelas terlihat di sana. Stempel itu ditemukan di India, tepatnya daerah Mohenjo Daro serta Harappa. Ada beberapa tulisan nan juga terukir di atas stempel tersebut, nan hingga kini masih belum bisa terbaca.
Dengan inovasi tersebut diyakini bahwa kisah kuda nan bertanduk satu (unicorn) ini bukan muncul pertama kali di Eropa, melainkan dari India antik nan kemudian tersebar ke Eropa.
Unicorn di China dan Jepang
Tak hanya Eropa dan India, China pun punya mitos tentang unicorn versinya sendiri. Nama kuda bertanduk satu nan dipercaya keberadaannya oleh masyarakat China ialah Qilin. Sedangkan di negara tetangganya, Jepang, namanya hampir mirip, yaitu Kirin.
Yang berbeda mungkin hanya rona dan bentuk tubuh unicorn versi Jepang. Di negara matahari terbit itu unicorn lebih menyerupai rusa. Uniknya lagi, atau sebab kreatif, masyarakat Jepang tradisional menggambarkan sisik rona hijau menutupi tubuh makhluk tersebut. Jadi warnanya tak putih seperti versi Eropa.
Unicorn Versi Modern
Masa modern dengan kemudahan komunikasi menyebabkan bentuk dan karakteristik unicorn menjadi lebih seragam seperti versi Eropa . Yaitu kuda cantik putih bertanduk satu. Pengaruh budaya Eropa nan melambangkan putih sebagai sesuatu nan kudus dan higienis ada kemungkinan turut masuk dan mempengaruhi mitos tersebut.
Bangsawan Eropa nan kebanyakan menyukai kuda sebagai hewan mahal dan melambangkan kebangsawanan pun turut berpengaruh pada makin maraknya kisah dongeng kerajaan atau putri-putri cantik nan bergaul dengan kuda putih ini.
Seperti juga nan ada dalam buku laris nan ditulis oleh penulis asal Inggris, Harry Potter , citra unicorn nan digunakan lebih mengacu pada versi Eropa nan memang melambangkan kecantikan dan kesucian sosok unicorn.
Bahkan versi magis dari kemampuan ajaib nan dimiliki oleh makhluk ini juga turut ditulis. Yaitu kemampuan darah unicorn buat membuat seseorang menjadi lebih kuat dan panjang umur.
Binatang Lain Yang Bertanduk Satu
Sebenarnya dalam global konkret tidak sedikit binatang nan memiliki satu tanduk di atas kepala, seperti nan dimiliki oleh unicorn. Hanya sepertinya sosok binatang lain nan bertanduk satu itu kalah populer dibanding sosok fenomenal dalam mitos unicorn.
Kalah gagah, kalah cantik, atau kalah ajaib mungkin. Sehingga tak dapat merepresentasikan sesuatu nan disukai oleh kebanyakan manusia. Misalnya saja badak bercula satu. Ini ialah binatang nan hayati di wilayah Indonesia, tepatnya di Ujung Kulon.
Namun memang masyarakat banyak nan memburu badak bercula satu ini buat mengambil cula nan dikatakan mengandung khasiat pengobatan. Karena perburuan tersebut, jumlah populasi badak bercula satu makin menipis.
Ada pula jenis ikan paus bernama Narhwal nan diketahui memiliki homogen tanduk nan tumbuh di kepalanya. Tanduk itu terlihat sangat unik karena bentuknya mirip tombak nan tajam dan panjang di atas kepala ikan paus tersebut.
Lalu homogen kambing nan aneh karena memiliki satu tanduk, tak seperti layaknya kambing lain nan memiliki 2 tanduk di kepala mereka. Kambing ini diduga mengalami kelainan genetik nan membuatnya bertanduk satu.
Bahkan ada kasus manusia nan memiliki semacam tanduk besar nan tumbuh di atas kepala. Walau langka ini ialah hal nan mengejutkan dan menjadi bahan penelitian ilmuwan.
Nyata atau mitos?
Kuda ajaib ini dapat jadi memang ialah fakta nan terjadi di global nan penuh rahasia ini. Kebiasaan manusia memburu dan mengejar segala nan berbau aneh dan tidak lazim mungkin menjadi penyebab musnahnya jenis kuda tersebut.
Ini dikuatkan dengan berbagai inovasi nan menunjukkan keberadaan kuda aneh itu. Misalnya lukisan pada dinding goa daerah Lascaux, Prancis, dimana terdapat gambar kuda itu. Juga pada beberapa negara lain nan turut mencatat bukti tertulis mengenai sang kuda.
Itu belum termasuk pada pengakuan langsung saksi mata nan mengatakan melihat, bertemu, atau memegang unicorn di loka terpencil nan sulit dibuktikan. Misalnya saja orang-orang berpengaruh semisal Julius Caesar bahkan Marco Polo.
Mereka juga mengaku melihat kuda mitos bertanduk satu ini. Percaya atau tidak, itu terserah Anda saja. Namun dengan berbagai bukti nan ada, dapat jadi memang ada jenis kuda ini. Dampak kelainan genetik atau mungkin telah punah, siapa tahu. Yang jelas kisah unicorn ini memang asyik diperbincangkan.