Arsitektur Yunani sebagai Inspirasi Arsitektur Post Modern
Sebuah bangunan nan dibuat dengan ilmu dan hati tentu akan menjadi sebuah karya seni nan luar biasa indahnya. Begitu pula dengan gaya arsitektur post modern nan dapat kita lihat di sebagian besar kota-kota di Eropa.
Arsitektur bukanlah barang baru dalam global seni dan tata bangunan. Ia ada sejak zaman romantis di Jerman, hingga perkembangan pada masa ini di Prancis. Anda mungkin masih ingat nama-nama gaya seni seperti barok dan rokoko nan berkembang di zaman romantis, atau gaya canovi ala Spanyol nan booming di Indonesia sekitar tahun 90-an.
Gaya-gaya tersebut sudah lama ditinggalkan. Sudah dianggap lusuh dan tergerus zaman. Sekarang nan sedang dibangkitkan ialah arsitektur bergaya post Modern nan terlihat lebih ‘acak-acakan’.
Istilah Post
Mengenai istilah ini masih banyak perdebatan nan muncul dalam global pemikiran. Apakah post itu bermakna ‘setelah’ atau lebih bermakna ‘perlawanan’. Jika ditinjau dari kurun waktu, jelas istilah post itu ditandai dengan berakhirnya modernitas. Namun jika ditinjau dari sisi ideologi, post juga dapat bermakna perlawanan terhadap modernisme.
Di antara filsuf nan terkenal dalam pemikiran post modern ialah Nietzsche dan Liotard. Mereka menolak keteraturan dan teleologi (tujuan) nan selama kurun waktu dikembangkan oleh penganut modernisme. Bagi mereka, nan ada hanyalah nihilisme. Sebuah konsep nan sulit dimengerti sebab berkaitan dengan kekosongan dan ‘ketiadaan tujuan’.
Post modern menolak gagasan-gagasan modernisme, misalnya gagasan tentang keteraturan nan matematis. Empiris nan matematis ialah empiris nan selalu bisa diprediksi dan diyakini bagi kalangan modernisme. Namun bagi kalangan post modern, empiris tidaklah sesederhana seperti itu. Mereka pun meragukan tentang keabadian.
Ungkapan Nietzsche tentang kematian Tuhan mungkin pula berkaitan erat dengan konsepnya mengenai post modern. Tuhan tak lain ialah empiris anggaran nan standar dan kaku, nan di sisi lain membawa manusia menjadi lemah. Oleh sebab itu, ia berusaha buat membunuhnya.
Nietzsche menginginkan berkembangnya manusia-manusia super nan mampu menunjukkan dan mengungkapkan kehendaknya. Namun, pandangan post-modern ini bukan tanpa kritik. Jurgen Habermas, filsuf Jerman, menganggap post modern hanyalah sekadar modernisme nan belum selesai.
Arsitektur Post Modern
Gaya bangunan modernisme nan menekankan pada keteraturan dan harmoni sangat terlihat dari warisan bangunan-bangunan Belanda nan ada di Indonesia. Bagunan peninggalan Belanda tersebut biasanya memiliki tiang-tiang besar di depannya, bentuk bangunan nan simetris, gazebo-gazebo nan kaku, serta cat putih nan menutup sebagian besar bangunan.
Jika sebelah kanan bangunan berbentuk segitiga, maka biasanya sebelah kiri pun dibentuk segitiga pula. Sama seperti sayap burung nan keduanya simetris. Tetapi tak demikian dengan bangunan bergaya post modern.
Mereka menolak gaya-gaya ‘simetritisasi’ dan harmonisasi. Itulah sebabnya bagungan-bangunan post modern lebih nampak seperti sesuatu nan acak-acakan. Mungkin juga gaya lukisan surealis terinspirasi juga dari ideologi post modern.
Bangunan mereka tak seperti WTC (si gedung kembar nan hancur oleh teroris), tak pula seperti menara kembar Petronas di Malaysia. Post modern mengambil bentuk nan nihil dan bebas. Menara Pisa nan berdiri miring pada dasarnya dapat dikategorikan bangunan post modern (walaupun kemiringan itu terjadi di luar kehendak sang arsitek).
Atap terlihat seperti rusak tertimpa sesuatu, beton nan muncul seperti dibiarkan begitu saja, atau kursi nan aneh bentuknya ialah gaya-gaya post modern. Sekali lagi, semangat arsitektur post modern muncul dan dilatarbelakangi oleh penolakan terhadap tesis-tesis nan dibuat oleh kalangan modernisme.
Perkembangan arsitek di Indonesia pun semakin maju. Hal tersebut terlihat dari banyaknya pelajar nan sekolah di bidang arsitektur. Indonesia sudah banyak memiliki arsitek dalam pembangunan daerah atau gedung-gedung. Tidak usah memanggil arsitek dari luar buat merancang pembangunan sebuah bangunan.
Sekolah-sekolah arsitek di Indonesia sudah mulai banyak. Minat masyarakat tersebut membuat sekolah jurusan arsitek terlihat ekslusif sebab buat masuk sekolah arsitek dibutuhkan kepintaran dan kecerdasan di atas rata-rata jurusan lainnya. Untuk itu, lulusan dari sekolah arsitek menghasilkan lulusan nan berkualitas, sehingga bisa membantu pembangunan bangsa ini.
Arsitektur Yunani sebagai Inspirasi Arsitektur Post Modern
Berdasarkan pada peradaban Yunani, banyak hasil karya seni arsitektur Yunani nan bernilai tinggi, sehingga tak heran jika Yunani mendapatkan julukan sebagai negara nan memiliki peradaban arsitektur tinggi.
Anehnya, pada masa itu (sekitar 1200 SM-700 SM), arsitektur tidaklah dianggap sebagai suatu "seni". Arsitek hanyalah seorang tukang nan pakar dan dipekerjakan oleh bangsawan atau orang kaya Yunani. Tidak ada martabat di masyarakat. Status sosialnya pun sama saja dengan pekerja kasar lain.
Seorang arsitek bertugas merancang bangunan serta menyewa tenaga kerja dan tenaga pakar buat membangun sinkron rancangan nan telah dibuat. Mereka juga bertanggung jawab atas aturan dan penyelesaian tepat waktu. Tidak ada bedanya dengan pemborong bangunan zaman sekarang. Bahkan, seorang arsitek genius, seperti Iktinos nan merancang Parthenon, namanya tak dikenal sebelum abad ke-5 M. Ia lebih dikenal hanya sebagai seorang pedagang biasa.
Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, arsitektur Yunani dianggap sebagai nilai seni nan sangat tinggi sebab arsitekturnya dianggap rumit dan memiliki karakteristik khas tersendiri, dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
Ketenaran arsitektur Yunani memang tidak ada duanya. Bangsa Romawi ketika berkuasa pun banyak mengadopsi gaya Yunani pada rancangan bangunan mereka. Terutama, bangunan kuil buat semua dewa bangsa Romawi nan hampir tidak ada bedanya.
Bangunan Yunani dikenal dengan karakteristik khasnya berupa dadu atau kubus. Biasa juga berbentuk segi empat panjang dan dibuat dari batu gamping. Untuk bangunan-bangunan istimewa, lazimnya menggunakan batu pualam (marmer) berkualitas tinggi dan mahal nan didatangkan dari beberapa loka eksklusif di Yunani. Yaitu, dari Kota Attica dan beberapa pulau seperti Paros. Batu ini juga melimpah di pegunungan Hymettus dan Pentilicus dekat Athena di Yunani daratan.
Batu-batu tersebut dipahat dan dibentuk menjadi kolom dan balok. Suatu desain bangunan nan banyak ditemukan pada kuil-kuil dewa Yunani. Selain itu, iklim Yunani nan ramah (sejuk) membuat masyarakatnya menyenangi aktivitas di luar sehingga loka publik mengambil bentuk anjung terbuka tanpa atap. Salah satu contohnya ialah Amphytheatre (tempat pertunjukan zaman Yunani dengan loka duduk bertingkat).
Ada dua gaya primer dalam arsitektur Yunani, yaitu Doric dan Ionik. Kedua gaya ini mencerminkan kepercayaan mereka pada Doric dan Ionic dari zaman kegelapan. Gaya Doric bisa dikenal dari desain bangunan nan cenderung lebih keras dan formal (kaku), sedangkan Ionik lebih longgar dan bersifat dekoratif (banyak hiasan).
Untuk penyebarannya, gaya Doric digunakan di daratan Yunani hingga ke wilayah jajahan Yunani di Italia. Sementara itu, penyebaran gaya Ionik, meliputi Kota Ionia (sekarang pantai barat Turki) dan sebagian dari pulau Aegean.
Kedua gaya ini bisa terlihat jelas pada bangunan Parthenon. Di kuil kudus tersebut, elemen Doric dan Ionik mendominasi sebagian besar arsitektur bangunannya. Mengekpresikan kepercayaan tinggi dari Kota Athena, kota termakmur saat itu.
Hasil karya arsitektur Yunani Antik ini bisa kita lihat dari peninggalan-peninggalannya nan masih ada sampai sekarang di negara Yunani, meskipun tak utuh dan banyak kerusakan.
Arsitektur Yunani memiliki kemegahan dan kemewahan peradaban. Lihat saja bagaimana salah satu warisan arsitektur mereka nan hingga kini melegenda, yaitu Parthenon. Kuil nan didedikasikan bagi Dewi Athena ini berlimpah citrarasa estetik taraf tinggi, di samping kecermatan luar biasa dalam tata bangunannya.
Selain Parthenon nan biasa juga dikenal dengan nama Acropolis of Athens, bangunan lain nan tidak kalah megah ialah Archaeological Site of Delphi. Walaupun bangunan tersebut sebagian besar hanya tinggal reruntuhan, tidak bisa menyembunyikan kemegahan tata rancangnya. Lalu, ada Epidaurus Theater. Teater terbesar nan bisa menampung lebih dari 15 ribu orang di Yunani pada saat itu.
Masih banyak lagi warisan arsitektur Yunani nan bisa dinikmati keindahannya hingga sekarang. Mencerminkan bagaimana masyarakat Yunani Antik telah mengembangkan kemampuan luar biasa dalam membangun sesuatu nan menyiratkan keindahan. Memadukan majemuk ilmu pengetahuan ( science ) dengan kepekaan seorang seniman.
Gaya arsitektur Yunani ini sering dijadikan inspirasi bagi para arsitektur post modern. Banyak hasil karya-karya para arsitek nan menghasilkan karyanya nan bagus sebab terinspirasi dari arsitektur Yunani, terutama di negara bagian Eropa dan Amerika.
Demikian informasi mengenai arsitektur post modern dan pengaruh arsitektur Yunani terhadap perkembangan arsitektur post modern. Semoga informasi tersebut bermanfaat bagi Anda dan menambah wawasan Anda.