Mading Sekolah
Tulisan gaul berkaitan dengan ragam bahasa nan dipakai dalam situasi nonresmi, yakni dalam pergaulan sehari-hari. Tulisan gaul tentu saja menggunakan ragam bahasa tulis, hanya saja memang tak menggunakan bahasa baku.
Sebelum membahas tulisan gaul, ada baiknya kita mengenal ragam bahasa. Dalam penggunaan bahasa sebagai media penyampaian pesan, ragam bahasa akan selalu muncul. Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa nan digunakan dalam sebuah tulisan. Artinya, ragam bahasa ini ditulis, tak dilisankan.
Dalam ragam bahasa tulis memang terdapat persyaratan nan absolut buat menggunakan bahasa standar nan sinkron dengan kaidah bahasa Indonesia. Hanya saja, persyaratan tersebut lebih ditekankan pada tulisan nan berbentuk karya ilmiah, seperti artikel, esai, makalah, laporan penelitian, jurnal, skripsi, tesis, dan disertasi. Sementara, tulisan nonilmiah seperti tulisan gaul biasanya termuat pada tulisan fiksi atau buku harian dengan bahasa nan lebih santai, tak formal, dan bersifat manasuka.
Tulisan Gaul - Majalah Remaja
Tulisan gaul tak hanya ditemui pada karya-karya fiksi, khususnya karya sastra populer, seperti teenlit, chicklit , komik, dan novel populer. Tulisan gaul bisa kita temui juga di majalah, khususnya majalah remaja. Majalah remaja cenderung menggunakan tulisan gaul atau ragam bahasa tak resmi dalam penyampaian informasi sebab menyesuaikan dengan segmen pasarnya, yakni remaja.
Rata-rata anak remaja memang menggunakan bahasa pergaulan baik dalam situasi nonresmi maupun situasi resmi. Kesamaan penggunaan bahasa nonresmi lebih dominan sebab mereka belum memahami mengenai kaidah bahasa. Hal tersebut juga terkait dengan psikologis mereka nan masih dalam perkembangan, labil, dan masih mencari-cari. Mereka cenderung menggunakan bahasa nan nyaman dan mewakili bukti diri dirinya, termasuk juga menggunakan tulisan gaul.
Majalah remaja memang memuat berbagai ulasan kegiatan atau informasi nan disajikan dengan bahasa nan mudah diserap, dipahami oleh kalangan remaja. Bahasa tersebut merupakan bahasa nan sering digunakan oleh remaja.Tulisan gaul nan terdapat dalam berbagai ulasan majalah remaja memang tak memperhatikan kaidah bahasa karena nan terpenting dalam majalah remaja tersebut bukanlah kaidah bahasa, melainkan tersampaikannya informasi dengan mudah.
Penggunaan tulisan gaul memungkinkan informasi nan ditulis menjadi ringan dan tak berat. Artinya, kecil kemungkinan buat menimbulkan makna ganda atau makna nan sulit dimengerti oleh pembaca remaja.
Kontributor atau penulis nan membuat tulisan gaul di majalah remaja biasanya bukan remaja, tapi orang dewasa. Mereka menjadi penulis atau editor majalah remaja buat memberikan berbagai informasi seputar global remaja.
Berbagai aktivitas nan bisa menginspirasi, memotivasi, mengenali dan menggali bakat, serta meningkatkan prestasi ditulis dengan menarik sinkron dengan psikologis kaum remaja. Liputan seputar musik, perawatan diri, percintaan, kegiatan sekolah, hobi, prestasi, hingga ramalan bintang menjadi topik nan pas buat dijadikan sebagai tulisan, termasuk juga tulisan gaul.
Tidak selamanya tulisan gaul di majalah remaja ditulis oleh kalangan dewasa. Tulisan gaul pun bisa dibuat oleh remaja nan awalnya ialah pembaca. Biasanya, pihak redaksi majalah memberi kesempatan kepada pembaca remaja buat menjadi kontributor, penulis lepas nan menulis atau meliput kegiatan nan ada di lingkungan atau sekolahnya. Namun, tema nan diusung cenderung mengenai kegiatan sekolah.
Melalui tulisan gaul nan dimuat di majalah, para remaja mempunyai wadah kreativitas dalam kepenulisan juga memiliki kesempatan buat menggali dan menajamkan kemampuannya dalam global tulis-menulis serta liputan (jurnalistik). Secara tak langsung, hal ini memicu remaja buat aktif dan memiliki pengetahuan di bidang jurnalistik meskipun tak mendapat keilmuan spesifik di bidang tersebut.
Ada pula tulisan gaul berupa cerita pendek nan dimuat di majalah remaja ditulis oleh remaja. Tentu saja tema percintaan begitu mendominasi selain tema persahabatan. Melalui cerita pendek, remaja bisa menyampaikan pemikirannya terhadap suatu permasalahan dengan cara pandangnyasendiri nan terlihat polos, lugu, dan sedikit kritis. Tulisan gaul menjadi media menyampaikan pesan dengan bahasanya nan khas.
Tulisan Gaul - Mading Sekolah
Tulisan gaul tak hanya berupa tulisan di majalah remaja atau berupa sastra populer saja. Tulisan gaul tak hanya berarti sebuah tulisan nan dimuat dan dipublikasikan melalui media cetak. Tulisan gaul tak juga hanya merujuk pada cacatan harian nan jelas bahasanya sangat bergantung pada selera atau gaya penulisnya. Tulisan gaul bisa pula dimuat pada media nan cukup sederhana, misalnya pada mading (majalah dinding) sekolah atau pada caption foto.
Pada mading sekolah, remaja mempunyai kesempatan buat mengekspresikan perasaannya serta menuangkan gagasannya dengan mudah, ringan, dan bebas. Tulisan gaul nan dibuat akan bermacam-macam hasilnya. Ada nan berupa artikel atau esai pendek, puisi, atau cerita pendek nan berjumlah dua sampai tiga halaman.
Dalam tulisan nan dibuatnya, kadang para remaja menghiasinya dengan berbagai elemen gambar. Hal ini membuat tulisan gaul tak hanya berupa karya tulis, tapi menjadi media seni nan lain, yakni seni rupa. Bermula dari ketertarikannya akan global kepenulisan kemudian ia pun menggali talenta dan kemampuannya di bidang lain.
Bagi mereka nan memang sejak awal memiliki ketertarikan pada global kepenulisan, tulisan gaul menjadi sebuah ruang. Namun, bagi mereka nan pada awalnya tak tertarik pada global kepenulisan, bukan tak mungkin akhirnya tertarik pada global kepenulisan, minimal tertarik buat membaca tulisan.
Tulisan gaul pun dapat dibuat sekreatif mungkin. Tidak hanya berupa artikel atau esai, cerita pendek, dan puisi, tulisan gaul bisa berupa sebuah kalimat warta atau pernyataan nan bernas bahkan cukup diplomatis.
Remaja nan menyukai fotografi bisa memasukkan tulisan gaul pada fotonya. Tulisan pada foto nan berfungsi sebagai penjelas atau penerang peristiwa nan terjadi pada foto dinamakan caption . Foto-foto hasil bidikan remaja nan dipajang di mading kelas kadang disertai tulisan gaul nan mengundang gelak tawa. Foto-foto kegiatan camping, outbond, perlombaan olahraga antarkelas, atau kegiatan seni lainnya bisa diberi caption .
Pemberian caption pada foto bisa membuat foto lebih “bicara”. Hal ini memunculkan kenangan lucu dan menggembirakan nan bisa menggugah ketertarikan mereka buat membuat tulisan gaul lainnya pada edisi mading selanjutnya.
Foto-foto nan dipajang di mading kadang berupa foto lucu atau konyol tingkah laku remaja, misalnya foto seseorang ketika sedang mengupil atau tertidur dengan mulut terbuka dan tak sadar ada kamera nan mengintainya. Foto tersebut kadang diberi tulisan gaul nan membuat siapa pun nan melihat foto serta membaca tulisannya akan tertawa-tawa, bahkan mengolok-olok orang nan ada dalam foto.
Situasi nan penuh kekeh memunculkan suasana keakraban nan lebih intim di antara para remaja, juga bisa menimbulkan kecemburuan bagi mereka nan tak mengikuti kegiatan nan didokumentasikan sehingga pada akhirnya terpicu buat mengikuti kegiatan berikutnya. Kedekatan, keaktifan, kebersamaan para remaja bisa bermula dari segala hal baik nan bisa didokumentasikan dalam bentuk gambar maupun tulisan, termasuk tulisan gaul.
Dalam tulisan gaul, apa pun media nan memuatnya, nan terpenting ialah gagasan bisa tersampaikan dengan baik. Meskipun menggunakan ragam bahasa nonresmi nan dapat saja mencampurkan bahasa Indonesia dengan bahasa asing, tulisan gaul menjadi salah satu khazanah dalam global kepenulisan.
Melalui tulisan gaul, semakin banyak ragam tulisan dan memunculkan keberagaman karya tulis. Hal tersebut patut diapresiasi dengan baik karena dalam sebuah proses penulisan selalu terdapat pembelajaran dan keseriusan. Bukan tak mungkin, pada akhirnya, penulis remaja nan awalnya membuat tulisan gaul di majalah menjadi jurnalis majalah remaja, editor majalah remaja, bahkan sastrawan di global sastra populer.