Radioaktif buat Ilmu Pengetahuan
Tentunya, masih ingat di benak kita kejadian Tsunami Jepang pada 2011 silam. Kejadian itu tak hanya memakan korban jiwa dan kerusakan parah, namun juga telah merusak pembangkit listrik tenaga nuklir di Jepang. Saat itu, zat dari radioaktif merembes keluar dari reaktor nuklir Daiichi Fukushima, sekitar 260 kilometer utara Tokyo.
Kebocoran zat radioaktif tersebut mengakibatkan tak hanya di Jepang, tapi seluruh global menjadi heboh karenanya. Ditakutkan zat dari radioaktif tersebut membuat lingkungan dan makhluk hayati di sekitarnya terkontaminasi. Bahkan, orang-orang nan terkena zat radioaktif ini harus dikarantina.
Waw, sepertinya benar-benar sangat berbahaya. Untuk itu, mari kita ketahui dulu mengenai radioaktif ini. Sebenarnya, radioaktif merupakan sumber buat membuat radiasi buatan. Radiasi sendiri dalam istilah fisika merupakan cara energi buat merambat dari sumber energi menuju lingkungannya tanpa menggunakan medium. Sumber radiasi ini ada dua macam, yaitu alami dan buatan.
Sumber radiasi alami misalnya matahari, membuat kita mengalami radiasi dalam keseharian. Hal tersebut sebenarnya tak berbahaya, jika takaran radiasi nan kita terima tak lebih dari 5 milisievert per tahun. Di bumi ini, terdapat 3 sumber radiasi alami, yaitu sebagai berkut:
1. Sumber radiasi kosmis nan berasal dari angkasa luar.
Biasanya berasal dari ruang antar bintang dan matahari. Kemudian, sinar radiasi nan dihasilkannya akan tersaring oleh atmosfir bumi, sebelum akhirnya terkena manusia. Untuk taraf radiasinya tergantung dari ketinggian. Semakin tinggi posisi objek, maka radiasi nan diterima jugan akan semakin besar. Untuk itu, jika dilihat dari letak geografis, taraf radiasi nan diterima seseorang pada dataran tinggi lebih besar dari orang nan tinggal di dataran rendah.
2. Sumber radiasi terestrial nan secara natural memancarkan radiasi dari radionuklida nan berada di dalam kerak bumi.
Sumber ini telah ada sejak terbentuknya bumi. Di mana taraf radiasi nan diterima seseorang dari radiasi teresterial ini bhineka dari satu loka ke loka lain. Tergantung dari sumber radiasi pada kerak bumi. Beberapa loka seperti Pocos de Caldas dan Guarapari di Brazil, serta Kerala dan Tamil Nadu di India ialah contoh daerah nan memiliki taraf radiasi di atas rata-rata.
3. Sumber radiasi internal nan berasal dari dalam tubuh sendiri.
Biasanya manusia mendapat radiasi ini melalui makanan, minuman, pernafasan, atau luka. Radiasi internal biasanya bersumber dari ikan, kerang-kerangan, serta Buah-buahan nan mengandung unsur K-40.
Pada 1896, Radioaktif atau Radioaktivitas ditemukan oleh seorang ilmuwan Perancis nan bernama Henri Becquerel. Ketik itu ia sedang bekerja dengan material fosforen nan setelah mendapat gambaran cahaya akan berpendar di loka gelap. Henri kemudian berfikir bahwa pendaran nan dihasilkan tabung katode oleh sinar-X mungkin berhubungan dengan fosforesensi.
Ia kemudian membungkus sebuah pelat foto dengan kertas hitam, serta menaruh majemuk material fosforen di atasnya. Sesaat setelah tak ada reaksi apapun maka ia menggunakan garam uranium, dan terjadilah bintik hitam pekat pada pelat foto.
Sebenarnya partikel Alfa tak akan mampu menembus selembar kertas, begitu pula dengan partikel beta nan tak mampu menembus pelat alumunium. Maka, buat menghentikan gamma diperlukan lapisan metal tebal. Akan tetapi, sebab penyerapannya fungsi eksponensial, maka tetap ada sedikit bagian nan mungkin menembus pelat metal.
Pada awalnya, tampak bentuk radiasi nan baru ditemukan ini mirip dengan inovasi sinar-X. Kemudian beberapa peneliti lain seperti Becquerel, Marie Curie, Pierre Curie, Ernest Rutherford menemukan bahwa radiaktivitas ternyata lebih daripada sinar-X. Untuk itu, majemuk jenis peluruhan akan bisa terjadi. Contohnya dapat diketahui pada medan listrik atau medan magnet nan bisa memecah emisi radiasi menjadi tiga sinar.
Agar lebih mudah, maka nama-nama dari sinar-sinar disesuaikan dengan alfabet yunani yakni alpha, beta, dan gamma, nan masih digunakan hingga kini. Dari arah gaya elektromagnet kemudian diketahui bahwa muatan positif ditemukan dalam sinar alfa, muatan negatif terdapat pada sinar beta bermuatan negatif, sedangkan sinar gamma bermuatan netral.
Besarnya arah pantulan juga memperlihatkan bahwa partikel alfa jauh lebih berat daripada partikel beta. Para peneliti ini mengamatinya dengan cara melewatkan sinar alfa melalui membran gelas tipis, serta menjebaknya ke dalam sebuah tabung lampu neon, sehingga mereka bisa mempelajari spektrum emisi dari gas nan dihasilkan. Hal tersebut membuktikan bahwa partikel alfa kenyataannya memang merupakan sebuah inti atom helium. Adanya percobaan lain memeperlihatkan kemiripan antara radiasi beta dengan sinar katode, serta kemiripan radiasi gamma dengan sinar-X.
Bahaya Radioaktif
Setelah ditemukannya, bahaya dari radioaktif ini tak langsung diketahui. Bahkan sangat banyak perusahan kesehatan nan memasarkan obat paten dengan kandungan bahan radioaktif, seperti penggunaan radium buat perawatan enema. Akan tetapi, salah satu peneliti bernama Marie Curie menentang jenis perawatan ini. Saat itu, ia memberi peringatan akan imbas radiasi pada tubuh manusia nan belum benar-benar diketahui.
Untuk pertama kalinya imbas berbahaya dari radiasi ini diamati oleh insinyur listrik Amerika, bernama Elihu Thomson. Ketika itu ia mengarahkan sinar-X ke jari-jarinya secara terus menerus. Setelah itu, ia menerbitkan hasil pengamatannya terkait dengan imbas bakar nan dihasilkan.
Efek genetis radiasi kemudian diketahui pada 1927, ketika Hermann Joseph Muller menerbitkan penelitiannya mengenai imbas genetis radiasi. Di mana pada 1947 ia sukses mendapat penghargaan hadiah Nobel dalam inovasi tersebut. Kemudian, pada tahun 1930-an produk pengobatan dengan kandungan bahan radioaktif tak lagi beredar di pasaran bebas.
Sebenarnya, apa saja sih akibat jelek dari radioaktif ini?
Dalam salah satu kisah dalam film residen evil, diceritakan bahwa adanya pencemaran radiasi zat radioaktif menyebabkan terjadinya mutasi gen pada umat manusia, nan menyebabkan mereka berubah menjadi vampir. Mungkin nan sebenarnya tiodak separah itu. Tapi memang sahih jika pencemaran radiasi dari radioaktif sangat berbahaya, dan bisa memutasi gen, dikarenakan adanya perubahan struktur zat serta pola reaksi kimia nan merusak sel-sel tubuh makhluk hayati baik, dan membahayakan nyawa mereka.
Adanya radiasi dengan takaran rendah dari zat radiaoktif bisa menyebabkan munculnya penyakit-penyakit seperti Anemia, Leukopenia, bahkan kanker. Di mana pada ibu hamil bisa menjadi penyebab keguguran, bahkan stigma pada anak. Untuk takaran tinggi dengan radiasi lebih dari 600 rad akan menyebabkan kematian secara langsung. Gejala awal dari radiasi zat radioaktif biasanya kepala menjadi sering pusing, berkurangnya nafsu makan, diare, demam, berat badan menjadi turun, serta meningkatnya denyut jantung atau nadi.
Saat ini, radioaktif dipergunakan oleh beberapa negara adidaya sebagai senjata dan keperluan militer lainnya. Untuk itu, sudah seharusnya ada konservasi spesifik atau tak penanggulangan jika kemudian terjadi pencemaran dari zat-zat radioaktif.
Radioaktif buat Ilmu Pengetahuan
Walaupun sangat berbahaya, tapi radioaktif sendiri menjadi salah satu perkembangan ilmu pengetahuan nan dimanfaatkan oleh manusia. Selain sebagai senjata tentunya, radioaktif ini juga bisa dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Misalnya, dalam bidang bidang kedokteran, buat menjadi pembangkit tenaga listri serta menjadi sumber tenaga dalam proses industri.
Berikut kegunaan radioaktif dalam bidang kesehatan.
- I-131 Untuk terapi penyembuhan kanker Tiroid, nan bisa mendeteksi adanya kerusakan pada kelenjar gondok, hati serta otak.
- Pu-238 Sebagai sumber energi listrik pada alat pacu jantung.
- Tc-99 dan Ti-201 Untuk mendeteksi adanya kerusakan jantung.
- Na-24 Untuk mendeteksi adanya gangguan pada peredaran darah.
- C-14 Untuk Mendeteksi adanya penyakit diabetes dan anemia.
Manfaat dalam bidang industri.
- Melakukan pengontrolan terhadap ketebalan bahan, misalnya pada Kertas film dan lempeng logam.
- Untuk mengawetan bahan, seperti kayu dan barang-barang seni.
- Untuk meningkatkan mutu pada tekstil,misalnya mengubah struktur serat pada tekstil.
- Untuk mempelajari pengaruh pada oli serta aditif pada mesin ketika mesin bekerja.
Perkembangan ilmu pengetahuan sebenarnya sangat bermanfaat terhadapa kehidupan manusia, seperti radioaktif. Namun, pemanfaatannya nan terkadang digunakan oleh orang-orang berkuasa secara semena-mena sehingga merusak lingkungan dan tatanan kehidupan.