Bakteri E Coli Menyebar Lewat 3 Jalan
Theodor Escherich menemukan bakteri ini di tahun 1885. Karena itulah huruf E nan menyebut nama genus bakteri ini diambil dari nama belakang penemunya. Bakteri E coli atau Escherichia coli merupakan bakteri flora normal usus manusia. Bakteri E coli berfungsi membusukkan sisa-sisa makanan nan melewati saluran usus besar manusia, memadatkannya hingga dikeluarkan dalam bentuk feses.
E coli ialah bakteri gram negatif nan berbentuk basil atau batang. Ukuran panjang sel E coli rata-rata sekitar 2 mikrometer, dengan volume sel sekitar 0,7 mikrometer kubik. E coli hayati pada suhu di antara 20 hingga sekitar 45 derajat celcius. Dengan rentang suhu seperti itu, E coli bisa tumbuh dengan baik di dalam saluran pencernaan manusia.
Umumnya, kita mengenal bakteri E coli sebagai pencemar perairan, nan harus dihilangkan bila ingin air nan kita minum layak buat dikonsumsi. E coli juga dikenal sebagai bakteri penyebab diare dan gangguan saluran pencernaan. Padahal, E coli tak seluruhnya berbahaya. Hanya sebagian kecil saja bakteri E coli nan menyebabkan penyakit, itupun apabila pertumbuhan bakteri tersebut tak terkendali.
Bakteri E coli pada umumnya tak berbahaya dan bisa memberi laba bagi manusia dengan turut berperan dalam memproduksi vitamin K. Keberadaan E coli sebagai flora usus malah menjadi penghalang tumbuhnya bakteri lain nan kemungkinan berbahaya buat tumbuh di dalam usus.
Justru pada beberapa tahun belakangan, lewat kemajuan ilmu mikrobiologi dan rekayasa genetika, banyak potensi besar dari bakteri E coli nan mulai terungkap. Sebagian besar potensi tersebut sangat bermanfaat bagi kelangsungan hayati umat manusia.
Bakteri E Coli - Potensi Besar Itu Pun Tersingkap
Bakteri E coli dapat dibilang sebagai mikroorganisme nan luar biasa. Pertumbuhannya nan sangat cepat dan penanganan nan sangat mudah, membuat E coli menjadi bakteri pilihan buat proses rekayasa genetika. Keberadaan rekayasa genetika di seluruh global tak pernah terlepas dari E coli , sebab struktur DNA-nya nan sangat sederhana dan mudah dimodifikasi. Bakteri E coli juga sering digunakan sebagai media buat kloning atau rekombinasi DNA.
Tidak sedikit pula industri bahan kimia nan mengaplikasikan teknologi fermentasi dengan menggunakan E coli . Pada produksi obat-obatan misalnya, seperti insulin dan antiobiotik. Atau pada proses buat memperoleh bahan kimia bernilai tinggi seperti 1-3 propanediol dan juga asam laktat. Dengan proses rekayasa genetika, bukan tak mungkin ribuan produk kimia dapat dihasilkan oleh bakteri E coli .
Menurut Prof. Thimas Wood, Departemen Teknik Kimia Universits Texas, bakteri E coli bisa diubah secara genetik buat memproduksi hidrogen dengan limpahan produk nan sangat besar. Menurutnya, E coli bisa memproduksi 140 kali lipat jumlah hidrogen nan mampu dihasilkan oleh proses alami. Inovasi Prof. Thimas Wood sebenarnya merupakan lompatan besar buat bahan bakar dengan basis hidrogen di masa depan. Bahan nan bersih, efisien, dan nan paling krusial dapat diperbaharui.
Dengan inovasi ini, diharapkan hidrogen nan selama ini diperoleh melalui proses pemecahan air bisa memperoleh solusi terbaik. Karena proses pemecahan air memerlukan dana nan besar dan energi nan banyak. Masih menurut beliau, saat ini dirinya telah membangun sebuah reaktor dengan berat kurang dari 250 galon bahan bakar. Dengan reaktor tersebut beliau sudah bisa mensuplai hidrogen sebagai bahan bakar buat rumah dengan penggunaan 24 jam.
E Coli sendiri sebelumnya telah digunakan dalam proses pembuatan vaksin dan pembuatan vaksin. Insulin merupakan antibiotik nan digunakan buat melawan agresi bakteri.
Bakteri E Coli - Eritromisin
Saat ini bakteri E coli juga digunakan dalam pembuatan antibiotik jenis lain, yaitu eritromisin yang ditemukan oleh peneliti dari Tufts University School of Engineering. Keberadaan eritromisin akan menjadi senjata ampuh buat memerangi bakteri nan telah kebal atau resisten terhadap antibiotik insulin. Eritromisin juga dipakai sebagai bahan pengobatan infeksi bakteri. Pangkal dari inovasi eritromisin sebelum dikembangkan di dalam bakteri E coli ialah bakteri Saccharopolyspora erythraea nan ditemukan di dalam tanah.
Dari beberapa keberhasilan ini, beberapa tahun mendatang, banyak peneliti nan optimis bahwa bakteri E coli akan membawa perubahan besar dalam bidang bioteknologi. Semoga.
Bakteri E Coli Menyebar Lewat 3 Jalan
Wabah infeksi bakteri E coli semakin meluas dan membuat kekhawatiran di seluruh penjuru dunia. Ada tiga jalan nan dipercaya menjadi wahana penyebarab bakteri E coli. Di Indonesia sendiri, pemerintah terkait, yaitu Kementerian Kesehatan terus melihat perkembangan kasus nan disebabkan oleh bakteri E coli dan menghimbau jajaran di bawahanya buat meningkatkan kewaspadaan.
Tjandra Yoga Aditama, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes, mengatakan bahwa sebagian besar strain E coli sebenarnya tak membahayakan dan dapat dijumpai pada usus menusia atau hewan nan berdarah panas. Tapi, strain E coli eksklusif dapat mengakibatkan penyakit nan berbahaya dan mematikan, misalnya nan tejadi di Eropa saat ini.
Berdasarkan data pada bulan Juni 2011, tercatat sekitar 1.733 kasus dan 17 kematian di Jerman. Endemi bakteri E coli sudah meluas ke beberapa negara di Eropa, seperti Inggris, Austria, Denmark, Belanda, Repubilk Ceko, Perancis, Spanyol, Swiss, Polandia, dan Norwegia. Data terbaru mnyebutkan bahwa di Amerika Perkumpulan pun terdeteksi korban endemi bakteri E coli .
Penyebaran bakteri E coli bisa melalui tiga jalur, yaitu antarorang, makanan-minuman, dan binatang. Penyebaran pertama bakteri E coli ialah dari orang ke orang, kedua lewat makanan-minuman nan tak dimasak secara semurna, dan ketiga bisa juga lewat binatang nan sudah terkena infeksi. Binatang ini kemudian menyebarkannya ke makanan, lalu makanan ini dimakan oleh manusia, contohnya binatang lalat.
Semua jenis makanan nan tak dimasak secara paripurna atau dicuci dengan air nan sudah tercemar bakteri E coli , atau dapat juga sebab telah tercemar dengan tinja nan benyak mengandung bakteri E coli, ialah sumber penyebaran bakteri ini.
Adanya bakteri E Coli disebabkan sebab sayur-sayuran impor dari Jerman, misalnya ketimun dan toge. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan bahwa bakteri E coli tak mempan terhadap obat antibiotik dan dapat menimbuklkan kematian sebab memicu pendarahan nan cukup parah.
Gejala infeksi nan ditimbulkan dampak terkena bakteri E coli adalah berupa diare, demam, dan muntah. Sementara itu, gejala infeksi nan sangat berbahaya ialah gagal ginjal akut dibarengi dengan kerusakan sel darah merah, gangguan syaraf, stroke, dan koma nan tingat kematiannya bisa mencapai 3-5 persen.
Masa inkubasi bekteri E Coli ialah 6-24 jam dan akhirnya gejala ini menjadi tambah parah pada tubuh nan terjangkit. Jika tak cepat ditangani, gejala terburuk ialah terjadinya kematian sebab kehilangan cairan tubuh taraf tinggi.
Sementara itu, jika gejala baru terlihat setelah 48 jam kemudian, itu artinya bukan dampak dari bakteri E coli . Cara satu-satunya buat memberantas penyebaran bakteri E Coli yaitu dengan membiasakan konduite hayati higienis dan sehat (PHBS), misalnya mengolah makanan-minuman secara paripurna dan sehat serta selalu mencucui tangan sebelum makan.