Keliling Global dengan Alat Musik Angklung
Siapa bilang Anda harus memainkan musik modern buat dapat manggung di luar negeri? Saung Angklung Udjo, Yoes Rusadi, dan Maulana M. Syuhada sudah membuktikan kalau mereka dapat manggung di luar negeri dengan memainkan alat musik angklung . Angklung membawa mereka berkeliling dunia.
Angklung Alat Musik Tradisional
Alat musik tradisional apabila tak dipelajari, bagaimana memperkenalkannya kepada orang asing. Jika tak dipelihara, orang asing dapat saja membawa kebudayaan nan ada di Indonesia dan kemudian diakui sebagai kebudayaannya sebab di Indonesia sendiri tak dipelihara.
Banyak kasus seperti itu. Kebudayaan nan seharusnya milik bangsa Indonesia, malah diakui dan dipopularkan oleh negara lain. Itu dampak dari tak dijaganya kebudayaan kita sendiri.
Untuk itu, menjaga kelestarian budaya juga sangat diperlukan. Banyak cara nan bisa dilakukan buat menjaga kebudayaan sendiri, yaitu mempelajari kebudayaan-kebudayaan nan ada di daerah sendiri. Kemudian, mempelajari kebudayaan nan ada di seluruh Indonesia. Setidaknya kita tahu kebudayaan nan ada di seluruh Indonesia, meskipun kita tak bisa mempraktekannya.
Angklung ialah sebuah alat musik nan terbuat dari bambu. Alat musik ini berasal dan berkembang di Jawa Barat. Sejak November 2010, angklung sudah terdaftar di UNESCO sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia.
Banyak pendapat mengenai kapan pertama kali angklung ditemukan, salah satunya mengatakan kalau angklung sudah ada semenjak abad 17, di masa itu angklung berfungsi sebagai pemberi tanda waktu sembahyang.
Ada beberapa macam jenis angklung, seperti Angklung Kanekes, Angklung Dog Dog Lojor, Angklung Buncis, Angklung Gubrak, Angklung Bungko, dan Angklung Modern. Nah, angklung modern inilah nan banyak kita jumpai sekartang.
Salah satu alat musik tradisional nan sama dengan angklung ialah alat musik tradisional calung. Calung merupakan sebuah prototipe dari alat musik sejenisnya, yakni angklung. Calung dapat dikatakan saudara kembarnya dari angklung.
Jika ditelisik lebih jauh lagi, calung menurut Kamus Generik Bahasa Sunda ialah tatabeuhan tina awi guluntungan, aya siga gambang, aya nu ditiir sarta ditakolan bari dijinjing . Nah, dari pengertian tersebut bisa dimaknai bahwa calung ialah homogen alat musik nan terbuat dari bambu, nan dimainkan dengan cara memukul sembari dijinjing. Calung juga mempunyai pengertian lainnya, yakni seni pertunjukan.
Nah, seni pertunjukannya ini tentunya dengan menggunakan alat pokoknya calung. Lantas, apa nan membedakan antara calung dan angklung? Karena merupakan sebuah prototipe dari angklung, perbedaannya hanya dari cara memainkannya. Jika bermain angklung dilakukan dengan cara digoyangkan, calung dimainkan dengan cara dipukul.
Tentu saja bahan buat membuat calung dan angklung ini sama, yakni bambu. Agar suara nan dihasilkannya bagus, bambu tersebut dipilih dengan baik. Biasanya, bambu nan digunakannya ialah jenis awi wulung dan awi temen .
Bermain calung tentunya tak sembarang kita memukulnya. Ada beberapa hal dasar nan harus kita ketahui. Nah, salah satu di antaranya ialah memukul bilahan bambu nan disusun menurut tangga nada, yakni da-mi-na-ti-la.
Tentunya berbagai alat musik nan digunakan memiliki fungsi nan berbeda-beda. Pada awalnya, calung berfungsi sebagai wahana upacara ritual masyarakat sunda. Calung difungsikan sebagai alat pengiring dalam upacara adat seperti mapag sri. Selain sebagai media upacara ritual, calung pun berfungsi sebagai alat hiburan dan seni pertunjukan.
Dalam perkembangannya, fungsi calung bergeser pada fungsi nan terakhir, yakni sebagai seni pertunjukan. Sebagai seni pertunjukan nan menggunakan alat pokok calung, calung telah melahirkan beberapa seniman. Kita lihat saja artis asal Jawa Barat, Hendarso (Darso), nan menunjukkan talenta seninya nan diiringi dengan calung.
Sebenarnya, para inohong Sunda sangat bergembira dengan munculnya Darso. Darso telah dianggap mempopulerkan calung sebagai alat musik tradisional sunda. Gaya seni pertunjukan Darso ternyata telah merasuk kepada para penerus musik tradisional sunda. Untuk mengikuti perkembangan zaman, sekarang calung telah dipadukan dengan jenis musik tertentu, yakni dangdut.
Keliling Global dengan Alat Musik Angklung
1. Saung Angklung Udjo
Didirikan oleh Mang Udjo dan istrinya pada 1967. Boleh dibilang saung ini ialah pusat pelestarian angklung. Di saung ini Anda bisa menyaksikan dan belajar bagaimana cara membuat angklung. Ada juga galeri angklung, di galeri ini Anda dapat melihat majemuk jenis angklung. Jika Anda ingin belajar memainkan angklung, di sini juga dapat belajar bagaimana cara memainkan angklung.
Bapak Udjo Ngalalena (alm.) ialah penggiat kesenian tradisional bambu ini. Beliau bersama istrinya, Uum Sumiati, mendirikan saung nan dalam bahasa Indonesia berarti 'bangunan kecil loka beristirahat di tengah sawah atau kebun'.
Walaupun komplek Saung Angklung Udjo ini tak di tengah persawahan, kita dapat merasakan kesejukan dan ‘nyanyian’ merdu rimbunan pohon bambu ketika berada di kawasan seluas 10.000 meter persegi itu. Didukung bangunan dan interior dari bambu nan berlokasi di kota Bandung.
Saung Angklung Udjo didirikan pada 1966 sebagai salah satu wahana buat melestarikan alat musik tradisional bambu sebagai seni dan bukti diri budaya bangsa Indonesia nan membanggakan.
“Saya mendapat amanah dari Bapak Angklung Dunia, almarhum Daeng Soetigna, buat meneruskan misinya memperkenalkan alat musik angklung ke semua orang di seluruh global agar dikenal di mana-mana. Dengan sebuah gagasan, melalui penampilan kesenian angklung akan mendorong terciptanya kedamaian di global nan kita cintai dan kita tinggali ini.”
Di loka Saung Angklung Udjo ini digelar beberapa pertunjukkan nan akan menghibur para pengunjung dan bisa menambah ilmu pengetahuan mengenai kebudayaan Jawa Barat. Berikut ini beberapa pertunjukan Saung Angklung Udjo nan bisa dinikmati para pengunjung.
- Demonstrasi wayang golek. Wayang khas Jawa Barat nan terbuat dari kayu ini selalu mengandung pesan moral agar manusia selalu taat pada Tuhan Yang Maha Esa dan berbuat baik terhadap sesama.
- Demonstrasi helaran , yaitu acara nan mengiringi upacara tradisional khitanan atau panen padi. Ditujukan sebagai tanda bahagia dan rasa syukur pada Sang Pencipta atas segala berkat.
- Tari tradisional nan dipertunjukan ialah tarian khas Jawa Barat, seperti tari klasik topeng kandaga dan tari merak.
- Calung ialah instrumen musik bambu nan dimainkan oleh empat atau lima orang dengan cara dipukul.
- Arumba kependekan dari Alunan Rumpun Bambu nan diciptakan pada 1970-an.
- Angklung mini ialah angklung nan berbentuk minimalis, namun masih dapat dimainkan.
- Angklung Padaeng. Sinkron namanya, angklung berlaras nada diatonis ini diciptakan olek Bapak Angklung Dunia, Daeng Soetigna, pada 1938.
- Bermain angklung bersama, penonton diajak memainkan beberapa lagu bersama-sama dengan angklung sebagai instrumennya.
- Angklung orkestra nan dikombinasikan dengan alat musik lain, seperti gitar, perkusi, dan lain-lain.
- Angklung jaipong ialah kerja sama antara tari jaipong dengan angklung orkestra.
- Menari bersama merupakan puncak acara pertunjukan ini, penonton diajak menari bersama-sama diiringi angklung orkestra.
Pertunjukkan Saung Angklung Udjo ini bisa diikuti setiap hari, mulai pukul 15.30 WIB sampai dengan 17.30 WIB. Beralamat di Jl. Padasuka No.118 Bandung 40192, Jawa Barat. Telepon +6222 727 1714 atau 710 1736.
Tim angklung Saung Angklung Udjo sering diundang ke berbagai festival musik global buat memainkan dan memperkenalkan angklung. Beberapa negara nan pernah dikunjungi Saung Angklung Ujho, antara lain New Zealand, Australia, Jepang, Turki, Lebanon, Polandia, Swedia, Finlandia, Italia, Belanda, Swiss, Perancis, Inggris, Maroko, South Afrika, Kanada, Amerika, dan Argentina.
2. Yoes Rusadi
Berawal dengan ketertarikannya dengan alat musik angklung, Yoes Rusadi bersama teman-temannya membentuk sebuah grup musik nan diberi nama Arumba. Kemampuan Yoes Rusadi membawakan musik dangdut, melayu, hingga rock n roll, dengan angklung sukses mendatangkan tawaran buat bermain angklung di luar negri.
Negara seperti Jepang, Amerika, Saudi Arabia, Singapore, Argentina, Mesir, negara-negara Timur Tengah, Korea, Belanda, Paraguay, Uruguay, Swedia, dan Cina sudah pernah ia kunjungi. Di sana, Yoes Rusadi tak hanya sekadar bermain angklung. Ia juga mempunya misi buat memperkenalkan angklung kepada dunia.
3. Maulana M. Syuhada
Berbekal pengalamannya menjadi ketua paduan angklung SMA 3 Bandung dan kecintaannya terhadap alat musik ini, Maulana M. Syhada mendirikan OAH, Angklung-Orchester Hamburg di Jerman. Beberapa mahasiswa asing pun tertarik buat bergabung dalam grup alat musik tradisional Indonesia ini.
Dengan misi Ekspand the Sound of Angklung , Maulana M. Syuhada bersama 35 temannya menjelajahi Eropa buat memperkenalkan angklung. Maulana mengikuti berbagai festival musik nan ada di Eropa. Salah satunya Aberdeen International Youth Festival nan diadakan di Skotlandia.
Jika Anda ingin berkeliling dunia, tak ada salahnya belajar bermain musik angklung dari sekarang. Untuk itu, lestarikanlah kebudayaan daerah dengan mengenal dan memainkan alat musik tradisional.