Kisah Nabi Musa As dan Nabi Khidir As
Pengertian nabi dan rasul secara generik adalah, nabi diartikan sebagai orang nan mendapatkan wahyu dari Allah tetapi tak mempunyai kewajiban buat menyampaikan kepada umatnya.
Sedangkan rasul diartikan sebagai orang nan menerima wahyu dari Allah dan berkewajiban menyampaikan wahyu tersebut kepada umatnya. Setiap rasul sudah niscaya merupakan nabi dan setiap nabi belum tentu rasul.
Kitab-kitab Nabi dan Rasul
Seperti sudah dibahas pada bagian awal artikel ini, pengertian nabi dan rasul secara generik ialah orang nan menerima wahyu dari Allah baik wahyu itu wajib disampaikan ataupun tidak. Selain itu nabi dan rasul tentulah merupakan orang nan menyeru atas kebenaran.
Setiap nabi dan rasul pastilah mempunyai kitab kudus nan merupakan pedoman buat menyampaikan kebenaran. Nabi dan rasul ini ada nan menggunakan kitab dari nabi-nabi pendahulunya ataupun kitab nan diwahyukan kepadanya. Beberapa kitab nan diturunkan kepada para nabi dan tercantum di dalam Al Quran adalah:
1. Kitab Taurat Diturunkan kepada Nabi Musa
Kitab Taurat berisi tentang 10 perintah Allah nan diperuntukkan buat umat Nabi Musa. Kesepuluh perintah Allah tersebut antara lain: pengakuan ke-Esa-an Allah Swt dan mencintai-Nya, embargo menyembah patung dan berhala, menyebut nama Allah Swt dengan hormat, memuliakan hari Sabtu, menghormati kedua orang tua, embargo membunuh manusia, embargo berzina, embargo mencuri, embargo berbohong, dan embargo memiliki barang orang lain dengan cara nan tak benar.
2. Kitab Zabur Diturunkan kepada Nabi Daud
Kitab Zabur berisi 150 syair ataupun nyanyian nan dilantunkan oleh nabi Daud. Kitab Zabur tak berisi perintah-perintah Allah Swt sebab nabi Daud masih menjalankan Kitab Taurat. Syair maupun nyanyian-nyanyian tersebut secara garis besar terdiri dari lima jenis, yaitu: doa individu, ratapan jamaah, nyanyian buat raja, nyanyian memuji Tuhan, dan nyanyian rasa syukur.
3. Kitab Injil Diturunkan kepada Nabi Isa
Injil berarti kabar gembira. Kita ini diturunkan oleh Allah Swt kepada Nabi Isa sebagai pembawa kabar gembira bahwa sebentar lagi akan datang sang penyelamat yaitu nabi Muhammad. Berbeda dengan kitab sebelumnya, Injil berisi tentang pembersihan jiwa dari nafsu-nafsu dunia.
4. Kitab Al Quran Diturunkan kepada Nabi Muhammad
Al Quran ialah mukjizat terbesar nabi Muhammad. Di dalam Al Quran ini memuat hukum-hukum Allah Swt buat umat manusia baik hukum dalam berhubungan sesama manusia maupun dalam hubungannya kepada Allah Swt. Kitab Taurat, Zabur, dan Injil terdapat di dalam Al Quran sebab Al Quran merupakan penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya.
Hal lain nan perlu diketahui dalam membahas pengertian nabi dan rasul ialah bahwa nabi dan rasul tersebut mempunyai empat sifat wajib. Antara lain sidiq nan artinya benar, amanah artinya bisa dipercaya, fathonah artinya cerdas, dan tabliq artinya menyampaikan wahyu.
Dari berbagai hal tersebut dapatlah kita merangkum bahwa pengertian nabi dan rasul ialah orang-orang nan menerima wahyu dari Allah baik itu wajib disampaikan atau tidak, mengajarkan kitab-kitab Allah, dan juga mempunyai sifat-sifat mulia nan wajib dimiliki.
Teladan dari Kisah-Kisah Nabi
Untuk lebih memahami arti krusial dari pengertian nabi dan rasul ini, dapat kita lihat dalam kisah perjalanan hidupnya. Kisah dan perjalanan hayati para nabi dan rasul Allah Swt ini tergambarkan sangat jelas di dalam Al Quran. Dari kisah mereka inilah kita dapat tahu apa makna pengertian nabi dan rasul, bahwa mereka bukan hanya sebagai utusan Allah Swt, tetapi juga memberikan sufaat bagi kehidupan umat.
Nabi Nuh As
Nabi Nuh lahir 126 tahun sepeninggal nabi Adam dan menjadi ialah utusan nan pertama oleh Allah Swt buat umat manusia. Ia pun menduduki daerah dengan para penduduk nan dikenal dengan Bani Rasib. Nabi Nuh diutus ketika berumur 480 tahun dengan masa kenabian 120 tahun dan berdakwah sampai lima abad.
Dia mengarungi banjir dengan perahunya ketika berusia 600 tahun dan setelah banjir usai, dia hayati selama 350 tahun. Dia diutus pada kaumnya ketika berumur 480 tahun. Masa kenabiannya ialah 120 tahun dan berdakwah selama 5 abad. Dia mengarungi banjir ketika ia berumur 600 tahun, dan kemudian setelah banjir ia hayati selama 350 tahun.
Ibnu Thabari menceritakan setelah kapal berlabuh di pegunungan Ararat, nabi Nuh membangun suatu kota di daerah Ararat (Qarda) nan termasuk ke dalam kawasan Mesopotamia. Nabi menamakan kota nan berisi 80 orang penduduk itu dengan Themanon atau Kota Delapan Puluh. Loka tersebut sekarang dikenal dengan nama Suq Thamanin.
Setelah nabi Nuh meninggal, ketiga anaknya Sam menurunkan bangsa kulit putih, Yafith menurunkan bangsa kulit merah dan cokelat, sementara Ham menurunkan bangsa kulit hitam dan sebagian berkulit putih. Sementara Kan’an dikisahkan meninggal tenggelam saat banjir sebab tak mau beriman pada Allah Swt.
Nabi Yusuf As
Yusuf bin Yakub bin Ishaq bin Ibrahim ialah putra ke sebelas dari dua belas bersaudara. Ibunya bernama Rahil. Nabi Yusuf memiliki adik bernama Bunyamin. Yusuf merupakan anak nan paling disayang oleh ayahnya dibandingkan saudara-saudaranya nan lain, terutama semenjak ibunya meninggal dunia. Saat itu, Yusuf berusia 12 tahun.
Rasa sayang hiperbola terhadap nabi Yusuf membuahkan rasa iri dan dengki di hati saudara-saudaranya nan lain. Mereka merasa ayahnya lebih memanjakan Yusuf dan sudah berlaku tak adil kepada anak-anaknya nan lain. Rasa iri hati pada Yusuf dan kejengkelan pada sikap ayahnya, membuat kesepuluh kakaknya semakin manunggal dan kompak.
Mereka mengadakan rendezvous misteri nan membahas tentang misi buat menuntut ayahnya agar berlaku adil pada semua anaknya. Mereka berniat mengakhiri keadaan nan membuat mereka jengkel. Salah satu di antara mereka berniat membunuh Yusuf dan menyerahkan kepada binatang-binatang buas. Semua itu sebab rasa bencinya nan berlebihan.
Namun, sebagian nan lain menentang perbuatan itu dan lebih memilih membuang Yusuf di suatu tempat, di mana menjadi loka para kafilah dan musafir berhenti. Dengan demikian, mereka berharap agar Yusuf diangkat menjadi anak atau hamba sahaya nan diperjualbelikan. Yang pasti, tujuan mereka ialah melenyapkan Yusuf dari kehidupan keluarganya dan buat memberi pelajaran kepada ayahnya.
Dalam kisah nabi Yusuf tersebut, diceritakan bahwa akhirnya pendapat terakhir nan dikemukakan Yahudza mendapat sambutan baik dari saudaranya nan lain. Mereka mulai menyusun planning buat mencari waktu dan kesempatan nan tepat guna melaksanakan niatnya tersebut. Mereka semua berjanji buat menutup mulut dan tak membocorkan planning jahatnya kepada siapa pun.
Kisah Nabi Musa As dan Nabi Khidir As
Kisah nabi Musa bersama nabi Khidir digambarkan dengan sebuah peristiwa awal rendezvous dua nabi tersebut. Peristiwa pertama nan membuat Musa kaget ialah ketika Khidir menghancurkan bahtera nan mereka tumpangi.
Musa tak bisa menahan diri buat bertanya tentang karena Khidir melakukan itu. Namun, Khidir mengingatkan janji Musa buat tak bertanya. Maka Musa pun meminta maaf atas kelancangannya.
Setelah mereka sampai di daratan, kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir berlanjut. Tiba-tiba nabi Khidir membunuh seorang anak nan sedang bermain bersama teman-temannya.
Nabi Musa kaget setengah wafat dan tak mampu menahan tanya. Khidir mengingatkan bahwa sekali lagi Musa bertanya, maka ia akan meninggalkan Musa As. Mereka pun melanjutkan perjalanan.
Sesampainya di sebuah pemukiman, kedua nabi nan kelelahan ini meminta donasi kepada penduduk setempat. Namun, mereka malah direspon jelek oleh para penduduk.
Nabi Musa merasa sangat kesal atas perlakuan tersebut, namun apa nan dilakukan oleh nabi Khidir as? Kisah nabi Musa ketika berhadapan dengan nabi Khadir mengajarkan kita tentang arti kesabaran.
Ia malah mengajak nabi Musa buat memperbaiki sebuah tembok nan hampir runtuh di daerah tersebut. Kali ini Musa kehabisan kesabaran hingga lagi-lagi ia bertanya tentang tindakan Khidir nan selalu kontroversial.
Maka Khidir pun menegaskan bahwa nabi Musa tak bisa menjadi muridnya. Lalu ia pun menjelaskan alasan dari tindakan-tindakannya. Kisah nabi Musa nan ingin berguru pada nabi Khidir pun berakhir dengan kekecewaan.
Pada kisah nabi Musa dan nabi Khidir kemudian dijelaskan mengapa nabi Khidir melakukan semua perbuatan itu. Pada peristiwa pertama, nabi Khidir menghancurkan bahtera sebab bahtera itu milik seorang miskin dan di sana hayati seorang raja nan suka merampas bahtera dari rakyatnya.
Pada peristiwa kedua, Khidir membunuh seorang anak sebab ia tahu bahwa anak itu kelak akan menyesatkan kedua orangtuanya nan beriman. Maka Allah Swt akan menggantinya dengan seorang anak nan shaleh.
Pada peristiwa terakhir, ia menjelaskan bahwa rumah nan temboknya mereka perbaiki itu ialah rumah dua orang kakak beradik nan shaleh nan ayahnya sudah meninggal dunia.
Dalam rumah itu ada harta peninggalan orang tuanya buat mereka berdua. Apabila rumah itu runtuh, sudah barang tentu para penduduk akan mengambil harta itu, sedang kakak-beradik tersebut masih terlalu kecil buat mengelola harta.