Tafsiran mimpi Nabi Ibrahim
Apakah para nabi bermimpi seperti manusia? Tentu saja. Para nabi pun mempunyai sifat seperti manusia. Tetapi tentu saja tafsiran mimpi para nabi berbeda dengan manusia biasa. Kalau manusia biasa nan alim, mimpinya mungkin dapat dianggap sahih sebab mungkin mimpi itu ialah petunjuk dari Allah Swt. Sedangkan mimpi para nabi ialah wahyu. Rasulullah sendiri sering mendapatkan wahyu lewat mimpinya.
Dalam Al-Qur'an sendiri begitu banyak kisah tentang mimpi-mimpi dan tafsiran mimpi para nabi. Di antara mimpi dan tafsiran para nabi nan paling terkenal ialah tafsiran mimpi Nabi Yusuf dan Nabi Ibrahim. Mimpi kedua nabi ini memang sangat luar biasa mempengaruhi kehidupan manusia selanjutnya.
Tafsiran Mimpi Nabi Yusuf
Nabi Yusuf nan sangat tampan ini ternyata melewati masa kecil nan tak mudah. Dia dicemburui oleh saudara-saudaranya nan lain. Ayahnya sangat tahu kalau saudara-saudara Nabi Yusuf begitu iri dengan keberadaan saudara mereka itu.
Ketika Nabi Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada ayahnya, ayahnya langsung berpesan agar Nabi Yusuf kecil tak menceritakan mimpi tersebut kepada orang lain apalagi kepada saudara-saudaranya.
" (Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, 'Wahai ayahku, sesungguhnya saya bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.' Ayahnya berkata: 'Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat muslihat (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syetan itu ialah musuh nan konkret bagi manusia !". (Qs Yusuf: 4-5).
Dalam surat QS. Yusuf tersebut diterangkan bahwa dalam mimpinya itu Nabi Yusuf kecil melihat Bulan, Bintang, Matahari sujud kepadanya. Ayahnya nan juga seorang nabi (Nabi Ya'kub) itu tentu tahu tafsiran mimpi sang anak nan baru berusia 7 tahun tersebut.
Oleh sebab itulah, semakin khawatirlah beliau dengan keselamatan anaknya nan tampan dan sholeh tersebut. Takwil mimpi masa kecil itu terbukti dengan diangkatnya Nabi Yusuf menjadi seorang raja nan besar yang agung ketika beliau berusia 40 tahun.
Perjalanan hayati Nabi Yusuf ternyata tidak mulus. Ketika dia berusia dewasa, dengan paras nan sangat tampan, dia menjadi idola para wanita. Wanita bagai tersihir dan mau saja menyerahkan diri begitu saja kepada laki-laki kudus tersebut.
Namun, Allah Swt menjaga keimanan laki-laki setampan malaikat tersebut. Karena godaan di global luar begitu besar, Nabi Yusuf memilih penjara sebagai loka nan kondusif dari kejaran dan godaan para wanita nan hanya akan melunturkan imannya.
Ternyata keputusannya masuk penjara, tepat adanya. Di dalam penjara itu Nabi Yusuf menjadi bagai loka acum tafsiran mimpi. Banyak nan datang kepadanya buat menanyakan arti mimpi nan mereka alami.
Di antaranya ialah mimpi dua orang pemuda. Mimpi dua orang pemuda ini cukup terkenal. Mimpi ini sering juga menjadi salah satu bukti betapa mimpi itu mempunyai kekuatan dan tak semua mimpi hanyalah sekedar kembang tidur. Mimpi kedua pemuda itu diabadikan dalam Al-Qur'an.
" Dan bersama dengan dia masuk pula ke dalam penjara kedua orang pemuda. Berkatalah salah seorang di antara keduanya: 'Sesungguhnya saya bermimpi, bahwa saya memeras anggur.' Dan nan lainnya berkata: 'Sesungguhnya saya bermimpi, bahwa saya membawa roti di atas kepala ku, sebagiannya dimakan burung. Berikanlah kepada kami takwilnya; sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang nan pandai (menakwilkan mimpi)!'.
Yusuf berkata: 'Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan nan akan diberikan kepadamu melainkan saya telah bisa menerangkan jenis makanan itu, sebelum makanan itu sampai kepadamu. Yang demikian itu ialah sebagian dari apa nan diajarkan kepadaku oleh Tuhanku. Sesungguhnya saya telah meninggalkan agama orang-orang nan tak beriman kepada Allah, sedangkan mereka ingkar kepada hari kemudian. Dan saya mengikuti agama bapak-bapak ku yaitu Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub. Tiadalah patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. Yang demikian itu ialah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (seluruhnya); tetapi kebanyakan manusia itu tak mensyukuri (Nya)' ." (Qs Yusuf: 36-38).
Tafsiran mimpi Nabi Yusuf Berkenanan dengan Masa Depan
Nabi Yusuf memang terkenal dengan banyaknya mimpi nan ditakwilkannya. Salah satu tafsiran mimpi nan Nabi Yusuf terjemahkan ialah ketika sang Raja Mesir bermimpi tentang musim panen dan musim paceklik.
" Dan Raja berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya): 'Sesungguhnya saya bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina nan gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina nan kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) nan hijau dan tujuh bulir lainnya nan kering.' Hai orang-orang nan terkemuka, Terangkanlah kepadaku tentang takwil mimpiku itu jika kamu bisa menakwilkan mimpi!'
Mereka menjawab: '(Itu) ialah mimpi-mimpi nan kosong dan kami sekali-kali tak tahu menakwilkan mimpi itu.' Dan berkatalah orang nan selamat di antara mereka berdua dan teringat (kepada Yusuf) sesudah beberapa waktu lamanya: 'Aku akan memberitakan kepadamu tentang (orang nan pandai) menakwilkan mimpi itu, maka utuslah saya (kepadanya)!'.
(Setelah pelayan itu bertemu dengan Yusuf dia berseru): 'Yusuf, hai orang nan amat dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi betina nan gemuk-gemuk nan dimakan oleh tujuh ekor sapi betina nan kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) nan hijau dan (tujuh) lainnya nan kering agar saya kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya!'
Yusuf berkata: 'Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa nan kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit buat kamu makan. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun nan amat sulit, nan menghabiskan apa nan kamu simpan buat menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) nan kamu simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun nan padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras anggur.' " (Qs Yusuf: 43-49).
Dari tafsiran mimpi itulah Nabi Yusuf lalu diangkat sebagai orang nan paling bertanggungjawab terhadap kesejahteraan penduduk Mesir. Lalu dengan perjalanan panjang hidupnya itu, akhirnya Nabi Yusuf berjumpa lagi dengan ayah dan saudara-saudaranya nan ketika kecil telah mencoba mencelakainya.
Kisah Nabi Yusuf ini juga mengajarkan bahwa setiap kebahagiaan dan kedamaian batin itu, niscaya ada usaha nan luar biasa. Bahwa Allah Swt ingin melihat sampai di mana kesabaran hamba-hambaNya. Hanya hamba nan sabarlah yanga kan meraih kebahagiaan nan sesungguhnya.
Tafsiran mimpi Nabi Ibrahim
Tafsiran mimpi Nabi Ibrahim juga termasuk ke dalam takwil mimpi nan paling terkenal. Bagaimana tidak, lewat takwil mimpi Nabi Ibrahim inilah turun perintah menyembelih hewan kurban pada hari Raya Idul Adha. Takwil mimpi itu juga nan mengajarkan berpasrah diri dan bersabar dengan apa nan telah ditentukan oleh Allah Swt.
Tiadalah Allah Swt akan memberikan kebatilan kepada umatnya. Tidaklah mungkin Allah Swt menyakiti umatNya. Semua kesusahan dan kesengsaraan nan di mata manusia sesungguhnya ialah ujian nan nantinya akan dibalas dengan surga yang indah.
" Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: 'Hai anakku, sesungguhnya saya melihat didalam mimpi bahwa saya menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!'
Ia menjawab: 'Hai bapakku, kerjakanlah apa nan diperintahkan kepadamu. Insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang nan sabar!'. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: 'Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu', sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang nan berbuat baik. " (Qs Ash-Shaffat: 102-105).
Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ini juga menjadi cermin kisah bagaimana cara mendidik anak agar menjadi anak sholeh dan sholehah. Ketika semua urusan diserahkan kepada Allah Swt, tiada satu pun urusan nan tidak selesai. Asalkan ketabahan dan kesabaran menajdi kuncinya.
Tafsiran mimpi dalam Al-Qur'an
Nabi Muhammad Saw juga sering bermimpi. Lewat mimpi itu juga Beliau nan kudus ini mendapatkan wahyu. Lewat mimpi juga Rasulullah melihat masa depan. Seperti mimpi Rasulullah tentang perang Badar. Namun demikian, mimpi dapat menjadi satu cambuk ujian.
Tidak sporadis bahwa manusia menceritakan mimpi buruknya kepada orang lain. Padahal mimpi jelek itu berasal dari syetan. Tapi begitulah manusia. Rasanya mereka merasa lebih tenang kalau telah menceritakan mimpi buruk.
Mereka mengira bahwa setiap mimpi ada tafsiran mimpi. Padahal, tak semua mimpi dapat ditakwilkan sebagai mimpi nan mengandung kebenaran. Firman Allah Swt berikut ini cukuplah sebagai penguat kedudukan mimpi dalam Islam.
" Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: 'Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia'. Dan Kami tak menjadikan mimpi nan telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu nan terkutuk di dalam Al-Qur'an. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi nan demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka. " (Qs Al-Isra': 60).