9 Langkah Meningkatkan Motivasi Belajar Anak
Meningkatkan motivasi belajar murid ialah hal nan mesti dilakukan oleh seorang guru atau pengajar. Ada kalanya, pelajaran terbaik, buku terbaik, bahkan materi terbaik di dunia, tak akan mampu menaut hati siswa jika mereka tak tertarik buat menekuninya.
Sebaliknya, materi nan mudah atau buku nan biasa-biasa saja, bisa memicu ketertarikan murid hingga level maksimal, andai kita pandai dalam mengemasnya. Lalu, apa nan harus dilakukan seorang guru buat hal ini?
Dua Jenis Motivasi
Sebelum bergerak lebih jauh, ada baiknya kita mengenal dua jenis motivasi, yaitu sebagai berikut.
Motivasi Intrinsik
Merupakan rasa semangat dari pribadi seseorang buat mengerjakan sesuatu. Sebagai contoh, seseorang bisa mengerjakan sesuatu dengan baik sebab hal tersebut menyenangkan, bisa mengembangkan kemampuan mereka. Atau secara moral, sesuatu tersebut benar.
Dalam konteks belajar, tentu motivasi intrinsik ini ialah niatan seorang murid buat belajar sesuatu. Selama pelajaran atau kegiatan tersebut bisa memicu motivasi intrinsiknya, selama itu pula ia akan 'bertahan' padanya.
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ini ialah faktor eksternal bagi individu dan tak berkaitan dengan pekerjaan atau sesuatu nan mereka kerjakan. Misalnya, berupa imbalan jika seseorang mengerjakan sesuatu. Nah, buat meningkatkan motivasi belajar harus memanfaatkan dua jenis motivasi ini.
9 Langkah Meningkatkan Motivasi Belajar Anak
Apa saja nan dapat Anda berikan kepada murid buat membuatnya 'menikmati dan tertantang' dalam belajar?
1. Menentukan Sasaran atau Tujuan Belajar
Sejak awal, seorang guru harus memaparkan terlebih dahulu, apa nan diinginkan dari murid jika mereka melakukan hal A dan B. Apa nan dapat mereka dapatkan ketika melakukan penelitian di laboratorium, berkumpul di perpustakaan buat membaca literatur, duduk di kelas, dan seterusnya.
Percayalah, siswa akan merasa bingung buat memenuhi tugas nan diberikan sang guru. Jika ia tak mengetahui apa tujuan mengerjakan tugas tersebut. Murid membutuhkan sasaran nan hendak dicapai dalam pelajaran. Tujuannya, agar mereka tetap berminat dengan pelajaran tersebut. Bukan malah terhenti di tengah jalan sebab frustrasi.
Maka, tugas seorang gurulah buat menjelaskan dengan memikat segala detail pelajaran. Mulai dari citra singkat pelajaran, anggaran nan harus dipatuhi siswa, dan asa meningkatnya kemampuan eksklusif kala mereka menyelesaikan tugas atau pelajaran.
2. Memberikan 'Kekuasaan' Kepada Murid
Memang, pedoman dari seorang guru kepada murid sangat penting. Murid sedang berada dalam masa belajar, tidak mungkin mereka dilepas sendiri dalam memahami sesuatu. Namun, ialah sebuah kekeliruan tersendiri ketika membuat mereka terkekang dan sepanjang waktu seperti didikte oleh sang guru.
Ada nan lebih penting, yaitu guru memberikan kebebasan bagi murid dalam hal memilih dan mengendalikan apa nan hendak dilakukannya di ruang kelas. Sebagai contoh, guru memberikan beberapa opsi bagi murid buat memilih tugas mana nan dapat dikerjakannya berdasarkan minat sang murid saat itu.
Dengan demikian, pasti tugas dapat selesai, murid tetap termotivasi (bahkan lebih termotivasi sebab menyelesaikan tantangan nan mereka pilih). Guru pun bisa merampungkan sasaran belajar dengan sempurna.
3. Buatlah Ruang atau Lingkungan nan Lebih 'Bebas'
Jangan memberikan tekanan hiperbola kepada murid. Mereka mungkin akan tahu, bahwa jika mengerjakan sesuatu secara keliru, akan mendapatkan hukuman. Namun, sejatinya hal ini bisa merusak motivasi murid.
Lebih baik, guru membuat lingkungan nan nyaman dan mendukung bagi siswa buat bereksplorasi dalam belajar. Percayalah pada kemampuan siswa buat mengatasi masalah, daripada Anda menawarkan ancaman jika siswa gagal mengatasi masalah tersebut.
Ingatlah, fokuslah pada "Bisa" daripada "Tidak Bisa". Dengan diberi dorongan semacam ini, murid akan mampu menyelesaikan tugas nan diberikan. Mungkin dalam keadaan jauh lebih baik atau setidaknya lebih baik daripada ketika ia 'berada dalam ancaman'.
4. Berganti Lokasi Belajar
Ini ialah sesuatu nan krusial pula. Ruang kelas memang cocok buat belajar. Namun, duduk di bangku sekolah setiap hari dari Senin hingga Sabtu, akan membuat kejenuhan bagi murid.
Untuk menyegarkan pikiran, tak ada salahnya keluar dari ruang kelas. Misalnya, belajar di alam terbuka. Atau kalau tidak, berpindah ke perpustakaan. Intinya, mencari suasana baru nan bisa memberikan pengalaman serta motivasi baru bagi murid.
5. Buatlah Kompetisi nan Positif
Suasana kompetitif di ruang kelas, asalkan positif, akan berbuah motivasi bagi murid. Bukan dengan tujuan saling menjatuhkan atau saling dendam. Sebaliknya, murid akan belajar menerima fenomena bahwa di global ini ada nan lebih baik dari mereka, tanpa perlu patah hati atau merasa tak berguna.
Anda dapat membuat suasana kompetitif nan positif dengan mengadakan permainan dalam bentuk grup. Tentunya nan berkaitan dengan pelajaran. Selain membentuk kekompakan tim, hal ini dapat menunjukkan kemampuan murid dalam mempraktikkan kemampuannya atas pelajaran tersebut.
6. Biarkan Murid Bekerja Sama
Pada dasarnya tak ada orang nan sama di global ini. Apa nan diterima seseorang, belum tentu sama banyaknya dengan orang lain. Meski mereka menghadapi guru nan sama.
Memang, Anda akan menemukan murid nan pintar. Namun, niscaya ada beberapa murid di kelas nan kesulitan buat menerima pelajaran. Hal ini tak boleh dibiarkan berlarut-larut. Anda harus membentuk kelompok dalam kelas, nan mungkin dibuat secara rambang dan berganti-ganti.
Dengan cara ini, seorang murid nan kurang termotivasi atau terhalang tembok dalam menyerap pelajaran Anda, bisa terbantu oleh temannya nan lebih paham.
Hal nan perlu diperhatikan dalam kelompok tersebut, para murid harus benar-benar bekerja secara adil. Jangan hanya seorang murid nan cerdas, nan menyokong atau merasa menang sendiri dibandingkan teman-temannya nan belum paham.
7. Beri Pujian pada Keberhasilan dan Tularkan Energi Anda pada Murid
Untuk membuat murid termotivasi, tentu seorang guru harus memiliki energi nan lebih. Anda harus senantiasa berminat dengan pelajaran. Sikap terbaik antara lain antusias pada keberhasilan murid, memberi dorongan kepada mereka nan belum berhasil, dan tak bersikap cuek pada murid nan gagal.
Namun, janganlah memilih diam sebab bingung hendak memulai dari mana.
Jangan pula pelit pujian. Seorang murid perlu diyakinkan bahwa apa nan dikerjakannya benar.
Maka, tak ada salahnya Anda memberi tepuk tangan, mengumumkan keberhasilan si A kepada rekan-rekannya, atau meminta sang murid nan sukses buat berbagi cara menyelesaikan tugas. Dengan demikian, tak hanya A nan termotivasi, rekan-rekannya juga akan demikian.
8. Kenali Murid Anda Lebih Dalam
Motivasi belajar seorang murid akan bertambah ketika gurunya mengenalnya. Tidak hanya sekadar basa-basi nama atau kemampuannya dalam pelajaran. Akrab dengan guru ialah langkah nan akan membuat murid merasa dihargai.
Murid pun merasa gurunya peduli akan kesuksesannya. Dengan merasa disayangi, murid akan dapat belajar lebih maksimal lagi demi mendapatkan penghargaan atau afeksi nan lebih dari guru nan akrab dengan mereka.
9. Buatlah Sasaran Tinggi, nan Dapat Dicapai
Kenyataannya, banyak orang nan jika tak didorong, tak bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Maka, tugas Anda sebagai guru ialah terus memotivasi murid buat melewati 'batas kemampuannya'.
Tujuannya, buat menunjukkan bahwa ia dapat melewati apa nan dibayangkannya sebagai kemampuan terbaiknya. Murid sangat menikmati keadaan ketika mereka ditantang.
Mereka akan berusaha berjuang keras demi mendapatkan sasaran nan sudah dicanangkan. Asalkan, sasaran tersebut diyakini bisa diselesaikan. Tugas Anda mudah, membuat mereka konfiden bahwa mereka niscaya berhasil.