Kredit Rumah Meroket

Kredit Rumah Meroket

Kredit rumah ialah hal biasa nan banyak dilakukan oleh banyak orang buat memiliki rumah pribadi. Kredit rumah ialah cara memiliki rumah dengan cara membayar uang muka dan membayar cicilannya sinkron waktu nan disepakati.

Kredit rumah saat ini menjadi salah satu solusi mudah nan banyak dipilih sebab fasilitas pembiayaan banyak disediakan dan ditanggung oleh berbagai bank besar dan kita tinggal memilihnya mana nan lebih pas buat kita. Kredit kepemilikan rumah juga tak terlalu sulit dan tak membutuhkan proses nan lama. Mekanisme kredit kepemilikan rumah cepat atau tak sebenarnya lebih banyak tergantung pada calon kreditur pada tersedianya uang muka dan kesiapan administrasi.



Memutuskan buat Kredit Rumah

Kredit bangunan rumah ialah solusi bijaksana buat segera memilki rumah. Rumah ialah salah satu kebutuhan utama nan harus dipenuhi oleh sebuah keluarga.Sebuah keluarga apabila tak memiliki rumah tinggal pribadi akan terasa belum lengkap.

Memilki rumah sendiri dari membangun sendiri atau membeli dengan sistem cash susah diwujudkan dalam waktu cepat sebab membutuhkan dana nan tak sedikit. Mahalnya harga tanah dan rumah bukan berarti kita tak memiliki rumah buat selamanya.Telah banyak kemudahan buat memilki rumah nan telah disiapkan para pengembang perumahan dan bank dengan sistem kredit. Dari pada kita tak segera memiliki rumah mungkin lebih bijaksana segera memutuskan membeli rumah dengan sistem kredit.



Mempersiapkan Kredit

Kredit kepemilikan rumah harus diputuskan dengan beberapa pertimbangan umum.Beberapa pertimbangan tersebut diantaranya ialah memiliki uang muka, pemilihan lokasi rumah nan akan kita kredit paling tak ialah di daerah kondusif banjir dan longsor.

Berikutnya ialah memilih calon rumah nan sesuai, membayar uang muka dan membayar jumlah cicilan setiap bulannya. Memilih bank nan akan menangung biaya pembayaran rumah kita juga perlu diperhatikan.Terutama sekali bank nan memberi fasilitas dan agunan lebih baik selama jangka waktu proses pembayaran cicilan rumah.

Selanjutnya ialah menghitung jumlah penghasilan buat kebutuhan keluarga dan kesiapan membayar cicilan rumah.Jika memungkinkan harus mempertimbangkan jeda rumah dan loka kita bekerja.Jika semua hal tersebut di atas teratasi tanpa masalah, maka bisa segera mengajukan kredit kepemilikan rumah.



Mempersiapkan Berkas Kredit

Agar proses kredit bisa berjalan cepat atau lancar maka ada beberapa hal nan harus dipersiapkan.Pertama ialah uang muka nan disepakati dengan pengembang. Sesudah itu berupa berkas pribadi nan meliputi KTP suami dan istri, KK, struk gaji atau SK (surat keterangan) CPNS dan terakhir bagi PNS, keterangan gaji/penghasilan tambahan dari bendahara gaji nan disahkan oleh pimpinan lembaga.

Beberapa materai enam ribu dan terkadang surat nikah juga diperlukan.Yang jelas syarat-syarat tiap pengembang tak selalu sama. Namun pada intinya syarat administrasi sifatnya masih baku dan tak menyulitkan.



Realisasi Kredit

Apabila persyaratan kredit telah terpenuhi dan berkas sudah diterima bagian pemasaran perumahan akan diteruskan pada bank nan kita pilih nan disetujui. Berikutnya ialah menunggu saat realisasi kredit rumah nan bisa diartikan serah terima atau ratifikasi dengan penanda tanganan perjanjian dengan pihak bank.

Pada saat proses ini penandatangan realisasi kredit ini kita perlu membaca berkas-berkas nan disodorkan. Teliti dan memahami akat kredit ini perlu agar kita tak akan dirugikan dikemudian hari oleh bank atau pengembang perumahan. Selanjutnya ialah kita terikat kredit dengan bank nan kita pilih. Konsekuensinya ialah membayar cicilan kredit rumah setiap bulannya secara teratur sampai lunas sinkron masa perjanjian.



Kredit Rumah di BTN

Jika ingin mencoba kredit kepemilikan rumah, tak ada salahnya mencoba kredit di PT Bank Tabungan Negara (BTN). Pada 2013, Bank Tabungan Negara (BTN) akan menyediakan sekaligus menyalurkan kredit bangunan rumah nan memakai skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebanyak 150 ribu unit.

Direktur Keuangan Bank Tabungan Negara nan dijabat oleh Saut Pardede mengatakan bahwa sasaran kredit tersebut mengalami peningkatan sampai tiga kali lipat karena perseroan hanya akan menyalurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sekitar 50.000 sampai 55.000 unit rumah. Peningkatan sasaran ini dianggap sinkron dengan perubahan anggaran dari Kementerian Perumahan Rakyat tentang revisi perubahan harga rumah nan termasuk ketegori Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), yaitu dari 70 juta rupiah menjadi 88 juta rupiah.

Sesudah dilakukan evaluasi, berdasarkan ketentuan sebelumnya nan menetapkan harga rumah sebesar 70 juta rupiah, ternyata pihak developer tidak menyanggupi. Dengan adanya perubahan harga rumah, di masa nan akan datang, pihak BTN konfiden mampu memenuhi kelangkaan FLPP di tahun ini.

Sebelum dibuatnya anggaran perubahan harga, dapat dikatakan BTN menyalurkan FLPP dengan cukup randah, yaitu hanya berkisar antara 50 ribu sampai 55 ribu unit dari jumlah holistik kredit kepemilikan rumah sebanyak 400 ribu unit. Sementara itu, kebutuhan rumah di negara kita ialah sekitar 800 ribu unit saat ini.

Sebelumnya, Kementerian Perumahan Rakyat sudah melakukan revisi perubahan harga Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan membuat 4 pembagian zona wilayah nan ditetapkan. Zona pertama dengan harga 88 juta rupiah ditempati oleh Pulau Sulawesi, Pulau Sumatera, dan Jawa (tidak termasuk Jabodetabek).

Sementara itu, zona kedua dengan harga rumah 95 juta rupiah ditempati oleh Pulau Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Lalu, zona ketiga nan dianggap paling mahal, yaitu 145 juta rupiah, ditempati oleh Papua dan Papua Barat. Zona terakhir atau zona keempat dikategorikan sebagai zona spesifik dengan harga 95 juta rupiah nan ditempati oleh Jabodetabek dan Bali.



Kredit Rumah Meroket

Seperti apa keadaan konusmsi Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) saat ini? Direktur Primer PT Bank Tabungan Negara mengatakan bahwa konsumsi KPR nan beberapa waktu lalu sempat anjlok, kni akan normal kembali dalam beberapa bulan nan akan datang. Penyebab menurunnya konsumsi Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) saat ini ialah naiknya Down Payment (DP) atau uang muka dari Bank Indonesia (BI) sebesar 30 persen.

Keadaan ini bergantung pada kondisi perekonomian di Indonesia. Bila saja ekonomi masih tumbuh 6 persen, pola konsumsi Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) akan kembali normal kembali dalam jangka waktu enam bulan nan akan datang.

Di sisi lain, penyerapan kredit buat perumahan masih akan tinggi. Hal ini disebabkan rendahnya rasio kredit bagi pertumbuhan produk domestik bruto nan berkisar sebesar 10 persen. Bila dinbandingkan negara-negara maju, Amerika Perkumpulan misalnya nan telah mencapai 80 sampai 90 persen, angka tersebut tentunya sangat jauh perbandingannya.

Kredit nan menurun ini disebabkan oleh policy dari Bank Indonesia. Jadi, masyarakat Indonesia hanya menunda buat melakukan pembelian karena harus mengumpulkan uang atau menabung lebih lama lagi. Dierktur Primer PT Bank Tabungan Negara nan dijabat oleh Maryono menambahkan walaupun kredit konsumsi Bank Tabungan Negara (BTN) secara kesuluruhan menurun dan tumbuh hanya 12, 1 persen (Desember 2012), hal tersebut tidak banyak berdampak pada pendapatan perseroan.

Hal tersebut semakin diperkuat dengan tingginya pertumbuhan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) sebesar 30 persen di pengujung 2012. BTN justru mengalami kenaikan sebab sepanjang 2012, KPR BTN tumbuh sekitar 30 persen dan jauh lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya.

Itulah ulasan seputar kredit rumah. Anda tertarik memiliki rumah?