Motif Batik Indonesia Warisan Budaya Dunia
Batik sudah begitu inheren dengan masyarakat Indonesia. Hampir dalam setiap acara, banyak orang suka mengenakan batik. Batik digunakan sebagai seragam kantor, seragam sekolah, pakaian pesta, atau digunakan buat baju di rumah sehari-hari. Nah, sebenarnya masing-masing daerah di Indonesia memiliki motif nan khas. Setiap motif batik dari berbagai daerah tersebut mewarnai dan melengkapimotif batik Indonesia.
Batik Indonesia secara generik dibedakan menjadi tiga kategori, yakni batik berdasarkan daerah asal batik, batik berdasarkan corak, atau motifnya, dan batik berdasarkan tehnik pembuatannya.
Berdasarkan asal daerahnya terdapat kurang lebih 20 macam batik, yakni batik Solo, batik Tasik, batik Madura, batik Malang, batik Brebes, Batik Minangkabau, batik Cirebon, batik Jombang, batik Kudus, batik Jepara/ batik Kartini, batik Kalimantan, batik Banyumas, batik Bali, batik Pekalongan, batik Tulungagung, batik Kediri, dan batik Banten.
Sedangkan berdasarkan motifnya terdapat kurang lebih 14 motif batik, yakni batik Sida Mukti, batik Sekar Jagad, batik Petani, batik Tambal, batik Pringgondani, batik Sudagaran, batik Semen Rama, batik Kraton, batik Cuwiri, batik Sida Asih, batik Kawung, dan batik Sida Luhur.
Sementara itu berdasarkan tehnik pembuatannya, batik dibedakan menjadi tiga, yakni batik tulis nan dibuat dengan menggunakan tangan, batik cap nan dibuat dengan menggunakan alat bantu cap, dan batik lukis nan dibuat dengan cara dilukis pada kain.
Motif Batik Indonesia Dari Beberapa Daerah
Masing-masing batik dari daerah asal nan bhineka pastinya memiliki motif nan bhineka pula. Motif ini dapat jadi dipengaruhi oleh budaya setempat. Karenanya, budaya Indonesia nan majemuk menghadirkan motif batik Indonesia nan majemuk pula.
Nah, ada beberapa daerah nan memiliki karakteristik khas motif nan dipadukan dengan warna-warna eksklusif dan ada pula daerah nan memiliki karakteristik khas motif dengan lekuk-lekuk nan unik. Berikut ini beberapa karakteristik khas motif batik dari beberapa daerah di Indonesia nan menjadi bagian dari motif batik Indonesia.
1. Batik Solo
Salah satu karakteristik khas batik solo ialah kentalnya rona kecoklatan (soga) pada motif-motif nan ada. Rona ini memiliki makna bersahaja dan kerendahan hati. Rona ini menggambarkan kedekatan dengan alam atau merakyat. Meskipun dalam batik Solo terdapat pula kombinasi rona hitam, tetapi rona hitamnya tidaklah pekat melainkan cenderung kecoklatan.
Motif batik Solo nan terkenal antara lain motif truntum, alas-alasan, sido luhur dan beberapa motif lainnya. Bentuk-bentuk nan terdapat pada motif batik Solo dipengaruhi kebudayaan Hindu. Motif seperti naga, burung, modang, sawat dan meru banyak ditemukan pada motif batik Solo. Selain itu, biasanya motif-motif pada batik Solo berukuran kecil-kecil.
2. Batik Cirebon
Motif batik Cirebon klasik dipengaruhi oleh dua keraton nan terdapat di wilayah tersebut. Kedua keraton itu ialah Keraton Kanoman dan Keraton Kasepuhan. Seperti halnya motif batik dari daerah lainnya, motif batik Cirebon memiliki karakteristik khas nan unik.
Pada motif batik Cirebon nan klasik, Anda akan menemukan warna-warna latar lebih muda atau lebih terang bila dibandingkan dengan rona garis-garis motif. Di bagian tertentu, bentuk-bentuk pada motif batik Cirebon biasanya menyertakan motif batu cadas (wadasan).
Warna nan banyak digunakan dalam batik Cirebon ialah rona merah tua, biru tua, dan hitam dengan rona latar belakang krem atau putih gading serta rona kuning dan hitam dengan rona latar krem. Sebagian kain juga dibiarkan kosong saja tanpa motif apapun.
3. Batik Bali
Batik bali banyak digunakan pada upacara-upacara keagamaan. Motif batik Bali ini memperkaya motif batik Indonesia dengan bentuk-bentuk khas Bali, seperti naga, burung bangau, rusa, bunga, dan kura-kura. Beberapa motif batik Bali juga menggambarkan kisah para dewa dan kisah-kisah kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Motif nan tergambar pada batik Bali ini pula sekaligus menjadi penanda status sosial penggunanya.
4. Batik Kalimantan
Batik memang identik dengan pulau Jawa. Namun sebenarnya, daerah-daerah di luar pulau Jawa juga memiliki batik dengan motif nan unik dan khas seperti batik Kalimantan. Motif batik Kalimantan nan acapkali ditemukan berupa simbol-simbol batang nan berasal dari masyarakat Dayak, burung elang Kalimantan atau burung enggang, dan mandau nan merupakan senjata khas suku dayak.
Sementara warna-warna nan dominan pada batik Kalimantan ialah rona hijau, rona merah terang, oranye, pink dan beberapa rona terang lainnya. Motif batik Kalimantan memberikan keunikan tersendiri pada motif batik Indonesia.
5. Batik Tulungagung
Batik Tulungagung memiliki kekayaan motif tidak kurang dari 86 motif. Diantara motif-motif tersebut, beberapa motif nan paling banyak dibuat oleh para pembatik dari Tulungagung ialah motif buket ceprik pacit ungker, motif lereng buket, dan motif buket ceprik gringsing.
Selain majemuk motif nan memperkaya motif batik Indonesia, batik Tulungagung juga memiliki kekhasan dalam hal pewarnaan. Batik Tulungagung kini lebih berani memadukan warna-warna cerah dan tak hanya memilih rona coklat dan hitam nan sudah generik digunakan pada batik. Dengan perpaduan warna-warna cerah ini, batik Tulungagung lebih luas penggunaannya.
Motif Batik Indonesia Warisan Budaya Dunia
Beberapa negara di global juga memiliki batik dengan motif sinkron dengan kebudayaan dan karakteristik khas di negara masing-masing. Ada batik Malaysia nan banyak dipengaruhi oleh batik Cirebon dan batik Pekalongan, batik Vietnam, batik Cina, batik Thailand, batik India, hingga batik dari Afrika Selatan.
Nah, motif batik Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak motif-motif batik di dunia. Motif batik Indonesia mempunya karakteristik khas sendiri baik dalam hal teknik pembuatannya, pewarnaan, dan motif-motifnya. Berkaitan dengan teknik pembuatannya, penggunaan canting dan cap pada proses pembuatan batik tulis dan batik cap menjadi keunikan dan kekhasan batik Indonesia.
Keunikan motif, kekayaan motif, dan makna filosofis nan tinggi dari motif batik Indonesia bahkan membuat UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Culture Organization) secara resmi memberikan pengakuan dan mengesahkan batik Indonesia sebagai warisan budaya global (World Heritage). Pengakuan dan ratifikasi ini juga diberikan sebab masyarakat Indonesia dan didukung oleh pemerintah telah melakukan berbagai usaha buat melestarikan melindungi warisan budaya ini.
Pengakuan dan ratifikasi oleh UNESCO tersebut dilakukan pada tanggal 2 Oktober 2009. Pengakuan disambut dengan antusias oleh para pecinta batik Indonesia. Di Solo, tidak kurang dari 10.000 orang berpakaian batik berkumpul di kota ini buat mengikuti kirab Batik Solo Membatik Dunia.
Kirab ini berlangsung dari THR (Taman Hiburan Rakyat) Sriwedari dan berakhir di Balaikota Solo. Hampir semua kalangan masyarakat Solo mengikuti kirab ini mulai dari pelajar, komunitas-komunitas, pegawai partikelir dan juga pegawai instansi pemerintah.
Dan dampaknya, setelah pengakuan UNESCO ini industri batik di Indonesia pun semakin berkembang pesat. Bahkan hingga tahun 2012 ini, perkembangan industri batik telah mencapai lebih dari 300% dalam 3,5 tahun terakhir. Semenjak pengakuan ini pula, semua forum pemerintah, perkantoran partikelir dan sekolah mewajibkan penggunaan batik setiap hari kamis dan sabtu.
Selanjutnya, tanggal ratifikasi dan pengakuan tersebut dijadikan sebagai Hari Batik. Hari Batik pun kemudian diperingati dengan berbagai cara. Di hari peringatan ini, semua kantor pemerintahan, di sekolah, dan hampir di semua kantor partikelir mewajibkan penggunaan batik.
Di Yogyakarta, Hari Batik bahkan dirayakan dengan sangat meriah nan dipusatkan di titik nol. Fashion show bertema batik pun digelar di jalanan. Peringatan Hari Batik ini semakin mendongkrak gambaran batik dan memasyarakatkan penggunaannya di semua kalangan.
Demikianlah uraian tentangmotif batik Indonesia. Mari kita dukung dan lestarikan batik sebagai warisan budaya global dengan memakai batik dalam berbagai kesempatan.