Biasa Saja
Dari nan Sederhana hingga nan Mewah
Kalau memperhatikan acara gosip nan ada di televisi, niscaya akan cukup sering terlihat seniman nan akan menikah terlihat sibuk membuat pakaian pengantin. Baju pengantin itu dibuat sedemikian rupa sehingga menyesuaikan dengan tema pernikahan. Rona nan senada dengan dekorasi hingga bentuk nan sangat pas dengan tubuh hingga hiasan nan ada di tubuh semuanya dicocokan. Harga sepasang baju pengantin baik buat mempelai wanita maupun buat mempelai laki-laki itu niscaya sangat mahal.
Bagi para pengantin, menganggarkan dana 30%-40% dari total dana biaya pernikahan buat biaya baju pengantin, sepertinya hal nan cukup wajar. Mereka berharap bahwa pernikahan itu akan dilakukan hanya sekali seumur hidup. Tidak heran kalau pernikahan itu dikonsep dengan baik sehingga memakan waktu nan cukup panjang. Padahal sebenarnya, pernikahan itu harusnya sederhana dan singkat saja persiapannya.
Kalaupun persiapannya cukup panjang, demi menghindari perbuatan zina, ada baiknya menikah dahulu secara agama. Jadi ketika persiapan itu, kedua mempelai telah absah sebagai suami istri. Orang zaman sekarang mungkin tak berpikir seperti itu sebab mereka merasa kalau tak lagi perawan paras sang mempelai wanita akan terlihat berbeda. Tidak diketahui dari mana asal pendapat ini. Mereka hanya mendahulukan pendapat manusia daripada hukum Tuhan.
Pakaian pengantin pun seperti itu. Seharusnya sederhana saja dan tak perlu bermewah-mewahan hingga membuat baju pengantin nan mempunyai ekor begitu panjang. Sandang pengantin seperti ini dianggap mubazir. Namun, pengaruh budaya barat dan tontonan nan terlihat di televisi telah membuat banyak orang ingin menirunya. Sandang pengantin itu tak harus nan mahal dan sebegitu luar biasanya. Setelah acara pernikahan, lalu biaya penyimpanan juga tak murah.
Perlakukan terhadap baju pengantin nan super mewah itu sangat khusus. Loka penyimpanan harus rapat udara. Kalau tidak, rona akan memudar dan akan menguning bila berwarna putih. Kalau warnanya pudar, bagaimana akan diwariskan. Pemikiran bahwa baju pengantin itu biasa saja, telah membuat banyak butik atau bridal nan menyediakan jasa sewaan baju pengantin. Dengan sistem menyewa ini, dana seremoni pernikahan dapat dipangkas cukup besar.
Apalagi kalau mendapatkan pinjaman secara perdeo dari sponsor. Biaya pernikahan dengan seremoni nan cukup sederhana saja dapat menghabiskan dana puluhan juta. Bagaimana dengan acara seremoni nan diadakan di gedung nan besar dan megah di tengah kota dengan jumlah undangan mencapai ribuan orang. Uang miliaran dapat habis dalam seremoni itu. Bagi nan mempunyai uang, tak menjadi masalah. Kalau tak mempunyai uang, acara syukuran dengan makan makanan nan sangat sederhana menjadi satu pilihan nan tetap harus disyukuri.
Just For Rent
Koleksi pakaian pengantin ini ada nan just for rent namun ada juga nan dapat Anda beli. Sehingga nanti setelah pesta pernikahan usai, bajunya menjadi koleksi sang pengantin pribadi. Semua terserah pada keinginan Anda. Dan tentunya sinkron juga dengan aturan nan Anda sediakan buat pakaian pengantin. Nah, sebelum Anda memutuskan hendak memilih satu di antara ratusan koleksi baju pengantin nan tersedia. Kiat-kiat berikut mungkin dapat membantu.
1. Saat berada di showroom bridal, ada baiknya Anda ditemani seorang penasihat buat memberi masukan apakah gaun tersebut sinkron atau tak dengan bentuk tubuh Anda. Namun perlu diingat, Anda sebaiknya jangan membawa lebih dari dua orang penasihat. Karena bukannya mencari solusi malah nanti akan bikin bingung sebab terlalu banyak pendapat nan tersedia.
2. Persiapkanlah busana buat pernikahan ini jauh hari sebelum hari H. Jangan terburu-buru agar tak timbul penyesalan nanti. Saat ternyata gaun atau busana nan dikenakan tak sinkron dengan asa Anda.
3. Tentukan pilihan Anda, apakah akan mengenakan busana adat atau modern di hari pernikahan Anda nanti. Atau mungkin Anda akan mengenakan keduanya secara bergantian. Sebaiknya diskusikan dahulu dengan keluarga besar Anda.
4. Pastikan jumlah aturan nan tersedia sehingga nanti saat berada di bridal belanja Anda tak over budget.
5. Anda bebas memilih apakah akan menyewa pakaian pengantin atau membelinya saja buat dijadikan koleksi pakaian pengantin.
6. Pilihlah gaun pengantin nan rona dan desainnya paling pas pada tubuh Anda. Serta sinkron dengan kepribadian Anda. Sesuaikan pula rona pakaian pengantin dengan rona make up dan tata rambut Anda.
7. Jangan lupa buat mencermati pula apakah pakaian pengantin wanita sudah matching dengan pakaian mempelai pria.
8. Untuk wanita Asia nan biasanya memiliki masalah dengan bentuk dan tinggi tubuh, ada beberapa trik untuk Anda, yaitu:
* Bila anda memiliki tubuh nan tak terlalu tinggi, pilihlah gaun pengantin nan panjangnya hingga di bawah lutut. Untuk memberi kesan tinggi.
* Bila ingin mengenakan pakaian pengantin nan berpola, hindari pola garis vertikal atau garis horizontal, tapi pilihlah nan berpola garis diagonal. Sehingga akan memberi kesan tubuh menjadi lebih tinggi dan ramping.
* Rona gaun pengantin nan lebih gelap cenderung memberi kesan ramping dan tinggi pada tubuh nan berisi dan tak terlalu tinggi. Rona hitam, coklat, maroon, biru dongker atau hijau tua bisa menjadi pilihan Anda.
Biasa Saja
Menghadiri ssebuah seremoni pernikahan, sang pengantin niscaya akan menjadi pusat perhatian. Sandang pengantin nan dikenakan akan menjadi perhatian juga. Sebagian orang begitu memperhatikan baju ini. Tetapi tak sedikit nan tak terlalu memperhatikannya. Sebenarnya, ketika dalam sebuah seremoni pernikahan, sang pengantin tak dipajang, mungkin akan lebih baik. Banyak hal nan cukup merugikan kalau dipajang.
Pertama, pengantin akan kelelahan. Kedua, terkadang pengantin dan pendamping pengantin merasa kelaparan. Ketiga, biaya sewa pelaminan tdiak murah. Keempat, tak ada agunan bahwa pernikahan nan megah itu akan memberikan keberkahan kepada kedua pengantin dan menambah kebahagiaan bagi keduanya. Kelima, hal ini bukan tuntunan Islam. Tidak ada dalam sejarah Rasulullah bahwa pengantin itu dipajang sedemikian rupa.
Mengingat banyaknya hal nan kurang berkenan, kini sudah semakin banyak orang nan tak memajang pengantin. Tentu saja pemahaman ini setelah mengerti semua hukum Islam dan keputusan itu diambil sebab keimanan dan bukan sebab dalam keadaan terpaksa. Tentunya ada banyak orang nan akan bertanya atau mungkin akan mencibir. Keputusan nan berbeda dengan budaya atau Norma itu biasanya akan mendapatkan benturan nan cukup keras.
Namun, ketika banyak orang menyadari bahwa cara itu lebih sederhana dan lebih menyenangkan, akan banyak orang nan meniru. Sama halnya dengan budaya memberikan amplop kepada pengantin. Dahulu hadiah buat pengantin itu ialah kado nan berisi mangkok, piring, gelas, dan peralatan rumah tangga lainnya. Lalu mulailah sedikit demi sedikit hal ini ditinggalkan dan diganti dengan memberi uang.
Pada awalnya ada perasaan nan kurang berkenan. Namun, lama-kelamaan, memberikan amplop itu dirasakan lebih mudah dan malah diyakini lebih bermanfaat. Bahkan ada nan berpendapat bahwa kalau amplop ini akan mengembalikan sebagian dana nan telah dikeluarkan. Untuk tak mendapatkan cercaan atau jelek sangka dari para tamu undangan, orang kaya dan terpandang biasanya tak menyediakan kotak sumbangan.
Mereka tak mau menerima sumbangan. Mereka hanya menerima doa dan berharap bahwa setiap tamu undangan berbahagia dengan merayakan perhelatan itu bersama-sama. Begitu banyaknya pendapat nan beredar di masyarakat sehingga mengetahui hukum nan sahih ialah suatu nan sangat patut dipelajari. Kalau tahu hukumnya, hayati ini akan terasa lebih mudah dan lebih menyenangkan. Sebaliknya, kalau tak tahu hukum, biasanya hanya akan mengikuti apa nan telah dilakukan oleh orang kebanyakan.
Keberkahan dalam pernikahan jauh lebih krusial buat dipikirkan daripada pesta nan luar biasa megahnya. Undangan tak boleh hanya dari kalangan nan kaya saja demi mengharapkan sumbangan nan besar. Makanana nan paling jelek ialah makanan pesta pernikahan nan tak mengundang orang miskin nan ada di lingkungan itu.