Aneka Ragam Budaya Indonesia

Aneka Ragam Budaya Indonesia

Seperti apa aneka ragam budaya Indonesi ? Indonesia terbilang negara paling kaya dalam hal kebudayaan. Mengupas aneka ragam budaya Indonesia kiranya tidak akan cukup dalam satu buku. Sebab, ditilik dari luas georafisnya saja, Indonesia termasuk negara terbesar ke-15 di global dengan populasi sekitar 250 juta jiwa.

Dari Sabang sampai Merauke membentang belasan ribu pulau , baik nan besar maupun kecil. Bahkan, sedikitnya ada sekitar 6 ribu pulau nan tidak berpenghuni. Dengan luas daratan hampir 2 juta km dan luas perairan lebih dari 3 juta km, Indonesia tentu memiliki bermacam kebudayaan.

UNESCO pun menetapkan 11 situs budaya Indonesia sebagai warisan budaya dunia, di antaranya batik, wayang, keris, angklung , serta situs manusia purba Sangiran. Dengan bermacam suku, ras, dan agama nan ada di Indonesia, tentu saja menciptakan kebudayaan nan berbeda.

Kebudayaan dapat diinterpretasikan sebagai salah satu manifes atau aset berharga dalam kehidupan bangsa. Di beberapa literatur kebudayaan Indonesia, secara sederhana, budaya juga dapat diartikan sebagai hasil karya manusia berupa rasa, cipta dan karsa. Di dalamnya ada unsur-unsur nan melingkupinya. Unsur kebudayaan tersebut terlihat jelas dalam sistem organisasi, sistem pengetahuan, agama, bahasa, kesenian, sistem peralatan, teknologi, dan sistem mata pencarian. Setiap daerah memiliki corak budaya berbeda.



Aneka Ragam Budaya Indonesia

Aneka ragam kebudayaan Indonesia melingkupi bangunan, tarian, pakaian, senjata khas daerah, model transportasi, upacara adat , sampai boga. Ini menjadi kekayaan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Kekayaan nan harganya tidak ternilai. Kebudayaan nan ada selama ini bergantung pada cara hidup, asal, dan sudut pandang masyarakatnya. Budaya itu ada sejak zaman nenek moyang hingga saat ini dan cenderung menjadi karakteristik khas suatu daerah.

Budaya Indonesia cenderung dipengaruhi tiga hal mendasar, yakni sisi sosial, kesenian, dan teknologi. Perubahan budaya dapat saja terjadi. Artinya, budaya itu bersifat dinamis, tak statis. Budaya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.

  1. Struktur kependudukan di suatu daerah. Setiap daerah kerap mengalami fklutuasi pertumbuhan dan pengurangan penduduknya. Ini akan berpengaruh terhadap tumbuh bunga dan wafat layunya suatu budaya tertentu.
  1. Adanya penemuan dan kemajuan zaman. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan akan tercipa alat-alat canggih nan dapat menghasilkan atau menemukan hal baru dan berkaitan dengan perubahan budaya.
  1. Minat generasi terkini. Besar kecilnya minat suatu generasi terhadap budaya ikut memengaruhi perubahan budaya. Lihat saja, generasi mutakhir terutama di kota-kota besar mulai melupakan atau meninggalkan budaya nenek moyang. Mereka lebih memilih budaya Barat nan banyak bertolak belakang dengan budaya ketimuran.


Budaya sebagai Bukti diri Nasional

Lantaran banyak budaya nan dimiliki bangsa ini, secara legalitas formal, macam-macam kebudayaan itu diakui sebagai bukti diri nasional dan disederhanakan dengan istilah Kebudayaan Nasional. Ini tercatat dalam TAP MPR II/1998.

Penjabarannya, kebudayaan nasional berlandaskan Pancasila ialah perwujudan cipta, karya, dan karsa bangsa Indonesia merupakan holistik daya upaya manusia Indonesia guna mengembangkan harkat dan prestise sebagai bangsa. Diarahkan buat memberi wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Selain sebagai bukti diri nasional, kebudayaan nasional turut membawa nama harum bangsa. Buktinya, ada sejumlah budaya Indonesia nan diakui dunia.



Mengenal Keragaman Budaya Kita

Bermacam kehidupan sosial akan menciptakan budaya nan berbeda. Ini memengaruhi bertambahnya aneka budaya Indonesia. Bahkan, aspek kesenian daerah turut memberi andil dalam mengkayakan budaya. Sebabnya, kesenian selalu berkaitan erat dengan budaya.

Bangsa ini memiliki banyak kebudayaan nan menarik. Selain menjadi kekayaan bangsa, budaya dapat pula dioptimalkan sebagai satu alat pemersatu bangsa, sosialisasi jati diri bangsa, dan hiburan masyarakat. Apa saja budaya nan ada?

1. Rumah atau Bangunan (Arsitektur)

Jika berjalan-jalan ke sejumlah kota di Indonesia, kita akan menemui bangunan-bangunan unik, mulai dari rumah adat, rumah singgah sampai loka ibadah. Rumah-rumah adat di Padang, Sumatera Barat (rumah gadang) niscaya berbeda dengan rumah adat di Papua (rumah honai). Lihat juga disparitas antara rumah adat di Bangka Belitung (rumah rakit), Aceh (rumah krong bade), dan sebagainya.

Bahkan, meski sama-sama terletak di Kalimantan, misalnya, tetap saja antara satu daerah dengan daerah lainnya juga berbeda. Seperti Kalimantan Timur memiliki rumah lamin, Kalimantan Barat (rumah panjang), Kalimantan Selatan (rumah banjar), Kalteng (rumah betang), dan Kalut (rumah baloy). Miniatur rumah adat nan ada di Indonesia dapat dijumpai di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.

Beragam bentuk dan nama rumah di setiap daerah melambangkan betapa banyaknya budaya rumah adat di Indonesia. Keragaman itu dipengaruhi budaya sosial, letak geografis, dan kepercayaan suatu daerah.

2. Alat Transportasi

Di sejumlah daerah juga memiliki alat transportasi nan melambangkan sebuah bukti diri budaya di daerah itu. Misalnya, di Jawa ada delman nan ditarik dengan kuda. Di Jabodetabek, dulu, banyak becak nan mengandalkan tenaga manusia. Kalimantan memiliki tongkang dan tersebar di Sungai Mahakam. Siti di Padang, angkot roda tiga, hampir serupa dengan bemo dan bajaj di Jakarta.

3. Makanan kenikmatan atau Makanan

Makanan dan masakan, terutama makanan pokok suatu daerah, merupakan potret kekayaan budaya di Indonesia. Contohnya, masyarakat Jawa dan wilayah Indonesia barat lebih bahagia memilih nasi menjadi makanan pokoknya. Sementara di wilayah Indonesia timur, cenderung memilih makanan pokok berupa sagu, jagung, dan selain nasi.

Selain makanan pokok, di setiap daerah juga memiliki karakteristik khas makanan primer nan melambangkan daerah itu. Sebut saja seperti kerak telor dan nasi uduk (Jakarta), nasi ala warteg (Tegal), nasi kucing (Yogya), nasi Padang (Sumbar). Bahkan, rendang nan terkenal sebagai karakteristik khas kuliner Padang , dengan bumbu khasnya, telah dinobatkan menjadi salah satu makanan lerlezat di dunia.

4. Senjata

Senjata khas di setiap daerah ikut memberi andil dalam memperkaya budaya kita. Seperti rencong dari Aceh, di Kalimantan ada mandau, Betawi punya senjata golok, clurit khas Madura, Jawa terkenal dengan keris, dan sebagainya. Senjata ini berfungsi sebagai alat membela diri dan digolongkan sebagai budaya daerah tertentu. Bahkan, seiring zaman, senjata khas masing-masing daerah kini juga difungsikan sebagai aksesori, hadiah, dan salah satu aset bagi kolektor.

Keris sendiri telah dinobatkan sebagai salah satu ragam budaya Indonesia nan diakui dunia. Harganya luar biasa. Begitu pun dengan harga clurit nan dapat mencapai puluhan juta, tergantung usianya, bahan dasar, dan taraf kesulitan pembuatannya. Para kolektor masih banyak nan memburu senjata-senjata khas daerah ini.

5. Budaya dan Seni

Seperti disinggung di atas, kesenian suatu daerah berkaitan dengan budaya. Indonesia juga memiliki kekayaan dalam kesenian daerah seperti tarian, alat musik, lagu, seni patung, seni gambar, dan sejenisnya. Macam-macam kesenian ini tergantung dengan budaya nan berlaku di daerah terkait. Misalnya, budaya tari di Aceh berbeda dengan Bali. Nama, gerakan, tujuan, dan pesan tarian itu juga berbeda.



Dari Kartini sampai Jokowi

Mengenal aneka budaya Indonesia memantik rasa kagum akan bangsa ini. Betapa luar biasanya kekayaaan nan diwariskan nenek moyang kita. Selain item budaya di atas, ada satu lagi kekayaan budaya nan sampai kini masih inheren di masyarakat, yakni busana atau baju adat. Jenis budaya satu ini masih sering kita jumpai di hari-hari besar nasional. Hari Kartini, misalnya. Setiap peringatan Hari Kartini, mulai sekolah sampai instansi pemerintah dan swasta, menggunakan kebaya. Ini simbol buat mengenang sosok Kartini.

Bahkan, buat melestarikan baju adat, Jokowi nan pernah memimpin Solo dan saat ini menjadi Gubernur Ibu Kota Jakarta menginstruksikan jajaran di bawahnya agar menggunakan baju adat di hari tertentu, baik pegawai pria maupun wanita. Instruksi itu dikeluarkan Jokowi baik saat memimpin Solo maupun Jakarta seperti sekarang ini.

Di Jawa, kita dapat temui baju adat berupa kebaya. Ada baju adat lain di Sulawesi nan terkenal dengan pakaian bodo. Selain baju adat nan khas, di sejumlah daerah juga memiliki kain khas nan menambah koleksi kekayaan budaya negara ini seperti kain songket dan kain batik nan terkenal di seluruh global juga menjadi salah satu warisan dunia. Daerah pengrajin batik didominasi wilayah Jawa, misalnya Yogya, Pekalongan, Tasik, Garut, dan lainnya.



Tanggung Jawab Bersama

Kekayaan budaya ini akan sia-sia jika para generasi muda enggan melestarikannya. Faktanya, beberapa budaya mulai tergerus zaman dan terkontaminasi budaya barat nan mengakibatkan mulai pudarnya budaya kita. Hal itu dapat dilihat dari budaya busana. Dominannya baju ala barat perlahan-lahan menyingkirkan budaya daerah. Atas nama mode dan tren, generasi sekarang seolah merasa lebih percaya diri memakai celana ketat dibanding kebaya. Fakta ini tentu menyedihkan.

Bahkan, kenyataan lainnya kita temui juga banyaknya generasi saat ini nan lebih memilih dance dibandingkan tarian warisan budaya bangsa. Padahal budaya nenek moyang kita, budaya ketimuran, cenderung lebih santun dibandingkan apa nan dibawa dari luar. Karena itu, melestarikan budaya nan dimiliki Indonesia menjadi tanggung jawab bersama, bukan tanggung jawab segelintir orang. Bersediakah Anda melestarikan aneka ragam budaya Indonesia?