Kinestetik-Jasmani

Kinestetik-Jasmani

kwd]Mendidik anak cerdas[/kwd] secara optimal sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan jenis dan potensi kecerdasan nan dimiliki oleh anak. Anak-anak memiliki jenis kecerdasan nan berbeda-beda.



Anak Cerdas

Howard Gardner, dalam Teori Multiple Intelligence, menyebutkan bahwa setidaknya ada delapan jenis kecerdasan, yaitu:

  1. Kecerdasan linguistik/bahasa
  2. Kecerdasan logis-matematis
  3. Kecerdasan spasial
  4. Kecerdasan kinestetik-jasmani
  5. Kecerdasan musikal
  6. Kecerdasan interpersonal
  7. Kecerdasan intrapersonal
  8. Kecerdasan naturalis

Meskipun teori ini telah dicetuskan sejak beberapa tahun lalu, namun masih banyak orangtua dan pendidik nan beranggapan bahwa anak cerdas ialah anak nan memiliki IQ tinggi dan berkemampuan luar biasa di bidang eksakta.

Anak-anak nan memiliki kemampuan rendah di bidang eksakta sering dengan mudahnya diberi cap sebagai anak bodoh. Cap seperti itu seharusnya tidak perlu ada. Dapat saja anak tidak cerdas matematika namun ia memiliki kecerdasan musikal nan sangat menonjol.

Pada anak-anak usia dini, sebaiknya orangtua tak hanya memfokuskan mendidik pada satu jenis kecerdasan saja, meskipun kecerdasan itu memang terlihat paling menonjol pada diri si anak. Sebaiknya, berikan stimulasi pada semua aspek kemampuan anak agar anak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Stimulasi nan lebih mengarah pada talenta spesifik anak sebaiknya baru diberikan ketika anak sudah berusia sekitar 8-9 tahun.



Mendidik Anak Cerdas Musik

Anak nan cerdas musik ini memiliki kemampuan mengolah atau memanfaatkan sesuatu nan berhubungan dengan nada, irama, dan suara termasuk suara-suara nan berasal dari alam. Anak-anak cerdas musik ini mampu menyanyikan lagu dengan sangat baik, mampu mengingat melodi musik, dan memiliki kepekaan pada irama musik.

Mendidik anak buat bisa memiliki taraf kecerdasan musik nan telah duduk di bangku sekolah bisa dilakukan dengan cara:

  1. Menyediakan buku-buku nan berkaitan dengan musik.
  1. Mengajak anak melihat pertunjukan musik.
  1. Mengikutkan anak dalam kursus musik. Pilih kursus alat musik nan sinkron dengan keinginan anak. Meskipun sama-sama cerdas musik, ada anak nan lebih tertarik pada piano, ada nan lebih tertarik pada drum, dan sebagainya.
  1. Putarkan musik dan minta anak mengapresiasi musik tersebut.
  1. Tantang anak buat membuat komposisi musik sederhana.


Mendidik Anak Cerdas Kinestetik-Jasmani

Kecerdasan kinestetik-jasmani ini ialah kecerdasan seluruh anggota tubuh manusia buat menyatakan perasaan, mengembangkan ide, dan memecahkan masalah.

Anak-anak nan memiliki kecerdasan jenis ini selalu tidak dapat duduk diam. Mereka selalu ingin bergerak dan melakukan sesuatu. Mereka juga menyukai kegiatan fisik serta terampil mengerjakan prakarya (kerajinan tangan).

Mendidik anak buat bisa memiliki taraf kecerdasan kinestetik-jasmani nan telah duduk di bangku sekolah bisa dilakukan dengan cara:

  1. Melibatkan anak dalam berbagai kegiatan fisik nan menyenangkan dan dapat menonjolkan kelebihan dirinya.
  1. Tidak memaksa anak buat duduk diam. Bagi anak seperti ini, belajar pun akan lebih menyenangkan jika bisa dilakukan sambil bergerak.
  1. Jika dianggap perlu, ada baiknya memasukkan anak ke sekolah alam atau sekolah-sekolah nan memiliki program luar kelas.
  1. Mengikutkan anak dalam klub olahraga sinkron dengan minatnya. Jika ada perlombaan olahraga, dorong anak buat mengikuti lomba tersebut namun tidak perlu membebaninya dengan sasaran buat berprestasi.
  1. Tugaskan anak buat membereskan kamarnya sendiri

Keenam jenis kecerdasan lain nan mungkin ada pada diri seorang anak juga membutuhkan stimulasi nan berbeda.

Menyesuaikan cara mendidik anak dengan jenis kecerdasan nan memang sudah dibawa oleh anak sejak lahir akan membawa hasil nan lebih bagus. Orangtua tidak perlu menghabiskan banyak uang buat mengikutkan anak dalam kursus piano klasik jika anak lebih berpotensi di bidang bahasa. Jika usia anak sudah cukup, lebih baik fokuskan buat mengoptimalkan jenis kecerdasan anak nan paling menonjol.



Mendidik Anak Cerdas nan Sesungguhnya

Saat ini memiliki anak cerdas ialah dambaan setiap orang tua. Dan cerdas banyak dikaitkan dengan kemampuan anak buat bisa menerima apa nan diberikan kepadanya.

Di klarifikasi di atas telah diberikan beberapa citra mengenai anak tang cerdas. Anak cerdas di bidang musik dan juga anak cerdas di segi kinestetik jasmani. Namun bagaimana sejatinya mendidik anak buat menjadi cerdas nan sebenarnya atau memiliki arti cerdas nan sejatinya.

Cerdas bisa diartikan sebagai sebuah kemampuan buat bisa mengkaitkan apa nan diindra oleh si anak dengan semua indormasi nan telah diterima anak sebelumnya.

Dalam proses menjadi cerdas ini dibutuhkan kemampuan dalam mengindra segala sesuatu nan ada di sekitar si anak. Dalam hal ini tetap mengacu para konsep lima indra. Jadi anak bisa melihat segala sesuatu itu, mendengarnya, mencium, meraba atau bahkan merasakannya.

Semua hal tentang apa nan sudah diindara oleh si anak kemudian akan diproses di dalam otak si anak. Di sinilah diperlukan keberadaan otak itu sendiri. Otak atau lebih tepatnya akal bagi manusia.

Hal ini ialah sebuah anugerah tersendiri nan telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia. Karena akal pikiran ini hanya diberikan kepada manusia saja sebagai makhluk hidup. Dan tentunya tidak diberikan kepada makhluk hayati nan lain.

Di dalam akal pikiran manusia tentunya sudah banyak sekali tertampung segala macam informasi nan telah diberikan kepada anak, baik itu oleh orang tua atau siapapun nan telah melakukan hubungan dengan anak. Atau segala informasi nan telah diketahui oleh si anak.

Hasil dari pengindraan nan telah dilakukan oleh si anak ini akan diolah di dalam otak bersamaan dengan segala informasi nan telah ada di dalam akal pikiran si anak. Dan hasil dari semua inilah nan disebut dengan pemikiran anak.

Untuk bisa memaksimalkan pemikiran nan dimiliki oleh si anak maka ada beberapa hal nan sepatutnya dilakukan oleh si anak. Karena hal ini akan sangat berpengaruh pada taraf kecerdasan nan dimiliki oleh si anak. Beberapa hal tersebut adalah:

1. Mempertajam indra nan dimiliki oleh si anak.

Hal ini memang patut dilakukan sebab merupakan komponen pertama dalam proses berpikir. Orang tua bisa mengajak anak buat bisa memfungsikan alat indra nan dimilikinya dengan lebih maksimal dan optimal.

Misalnya buat indra mata, anak bisa diajak buat mengamati segala hal nan ada dan terjaid di sekitar kehidupan si anak. Baik itu nan memang terlihat dengan jelas atau bahkan nan harus diamati dengan lebih teliti. Misalnya orang tua bisa mengajak anak buat mengamati bagaimana seekor semut nan memiliki tubuh nan sangat kecil bisa membawa benda nan lebih besar dan lebih berat dari berat badannya sendiri.

2. Hal selanjutnya nan harus dilakukan orang tua kepada anaknya ialah memperbanyak informasi buat diberikan kepada anak. Karena hal ini akan menjadi pengait antara apa nan sudah diindra oleh si anak dengan hasil pemikiran nan akan diciptakan oleh si anak.

Untuk hal ini, ada beberapa pula nan bisa dilakukan oleh orang tua. Yang paling memungkinkan buat dilakukan ialah memberitahu anak akan informasi itu. Mengajak anak buat berbicara, memberikan segala informasi nan belum anak ketahui atau berdiskusi dengan si anak.

Orang tua juga bisa menyediakan aneka macam buku buat dibaca oleh si anak. Tentunya hal ini akan menambah informasi atau pengetahun bagi si anak. Misalnya jika dikaitkan dengan semut tadi ialah bahwa di loka itu akan bisa kita sadari betapa sangat kuasa dan maha Penciptanya Tuhan kita. Bisa menciptakan makhluk dengan sedemikian rupa. Selain itu, dalam hal biologis mungkin juga bisa dijelaskan kepada anak akan kemampuan semuat dalam membawa beban berat tersebut.

Hal ini bisa disesuaikan dengan tujuan dari pengindraan dan proses pemikiran nan dilakukan. Misalnya ialah buat lebih menanamkan rasa keimanan dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala makhluk ciptaanNya beserta segala kelebihan nan dimilikinya.

Maka informasi nan diberikan haruslah disesuaikan dengan tujuan nan hemdak dicapai. Misalnya tentang keberadaan semut tadi. Terus saja dijelaskan kepada anak mengenai kebesaran Tuhan di balik penciptaan semut tadi.

Dengan melakukan hal ini berulang-ulang dengan tujuan nan berbeda, maka indra dan akal pikiran akan terus terasah sehingga bisa menghasilkan sebuah pemikiran nan lebih berkualitas. Atau anak kemudian bisa disebut sebagai anak nan berdas. Itulah bagaimana mendidik anak cerdas nan sesungguhnya.