Perkembangan Kognitif Anak
Sekalipun Anda bukanlah seorang psikolog, namun rasanya perlu juga buat mengenal sepintas kilas tentang ilmu perkembangan dan pertumbuhan kejiwaan anak. Setidaknya pengetahuan ini akan membantu Anda dalam mengenali setiap jarak perkembangan nan terjadi pada anak Anda sendiri. Terlebih pada masa-masa perkembangan kognitif anak .
Psikologis Anak
Anak ialah seolah replika dari seorang manusia. Jadi meskipun tubuhnya mungil, dan memiliki keterbatasan dalam segala hal dibandingkan dengan seorang manusia dewasa; namun anak tetap memiliki ciri-ciri nan sama seperti halnya manusia dewasa. Karakteristik nan primer ialah adanya perkembangan.
Perkembangan seorang anak bisa dibagi dalam dua golongan nan umum, yakni perkembangan fisik sang anak serta perkembangan kejiwaan atau psikologis anak. Perkembangan keduanya memiliki fase-fase perubahan nan berbeda dan khas.
Kadang kala pertumbuhan fisik anak akan dibarengi dengan perubahan kejiwaan anak pula. Anda sebagai orang tua dituntut jeli memperhatikan kedua perkembangan ini. Terutama perkembangan kejiwaan atau psikologis anak.
Justru perkembangan kejiwaan atau psikologis anaklah nan harus mendapatkan perhatian primer orang tua. Karena inilah nan akan sangat mempengaruhi bagaimana kualitas anak itu sendiri.
Dengan kejiwaan nan bagus maka anaka bisa tumbuh dan menjadi sosok nan berkualits pula. Sebaliknya jika anak memiliki kejiwaan nan kurang baik maka hal itu akan memberikan pengaruh jelek bagi anak itu sendiri.
Sejatinya orang tualah nan paling mempunyai kontribusi dalam membentuk kepribadian dan kejiwaan anak. Hal ini erat kaitannya dengan bagaimana proses pendidikan nan diberikan orang tua kepada anaknya serta bagaimana orang tua memberikan contoh kepada anak tentang bagaimana bersikap dan berperilaku dengan orang nan ada di sekeliling si anak.
Untuk itu, orang tua harus jeli dalam melihat bagaimana pendidikan nan mereka berikan kepada anak mereka. Jangan sampai justru nan diinginkan ialah menjadikan anak nan berkualits namun sebab pola pendidikan nan salah maka tujuan ini tidak tercapai. Justru anak menjadi brutal dan tidak punya kontrol nan jelas.
Orang tua harus bisa memberikan pendidikan nan baik kepada anak. Serta bisa menjadi suri tauladan nan benar-benar baik bagi anak. Dengan ini asa buat menjadikan anak menjadi generasi nan unggul dan berkualits bisa dimungkinkan buat direalilasasikan.
Pengertian Kognitif Anak
Salah satu hal nan berhubungan dalam pendidikan anak ialah bagaimana perkembangan kognitif anak itu sendiri. Orang tua pun harus memiliki pengetahuan nan cukup mengenai hal ini agar bisa memaksimalkan potendi dari si anak tersebut.
Hampir setiap pakar Psikolog rata-rata mempunyai pemahaman nan sama tentang perkembangan kognitif anak. Mereka setuju bahwa perkembangan kognitif bagi anak ini terbagi atas empat tahapan umum. Yakni masa-masa antara 0 hingga 24 bulan, 18 bulan hingga 7 tahun, kemudian anak usia 7 hingga 11 tahun serta perkembangan nan dimulai pada usia 11 tahun.
Namun sebelumnya Anda perlu mengerti dulu makna dari perkembangan kognitif anak. Perkembangan kognitif bagi anak ini mempunyai makna sebagai konduite nan menekankan pada aspek intelektual seperti keterampilan berpikir, pengertian dan pengetahuan dasar. Dalam bahasa psikologi biasa disebut dengan Cognitive Domain (Wilayah Kognitif).
Perkembangan Kognitif Anak
Sebelumnya telah disebutkan bahwa perkembangan kognitif anak terbagi atas empat tahapan umum. Apabila dijabarkan ialah sebagai berikut penjelasannya :
1. Stadium Sensorik-Motorik ( antara usia 0-18 hingga 24 bulan)
Dalam tahapan ini taraf intelegensi anak baru konkret dan berbentuk aktivitas motorik saja. Aktivitas motorik ini sebenarnya ialah reaksi normal dari simulasi sensorik nan terjadi.
Adalah Piaget nan berteori tentang hal ini. Dan Piaget menyatakan bahwa anak sebelum mencapai usia 18 bulan belum mampu mengenal obyek nan permanen.
2. Stadium Pra-Operasional (antara 18 bulan – 7 tahun)
Pada tahapan ini diawali dengan fase dominasi bahasa nan sistematis, teman imajinasi (imitasi), bayangan dalam mental serta permainan peran (simbolis).
Tanda-tanda dari pencapaian tahapan atau stadium ini ialah anak telah memiliki pemahaman nan paripurna tentang benda konkret atau permanence object.
3. Stadium Operasional Konkrit ( antara 7 hingga 11 tahun)
Maksud dari tahapan ini ialah anak telah melepaskan fokus egosentrisnya dan mulai mengenali obyek lain di sekitarnya, dan sistem berpikir anak secara operasional telah memahami beberapa dimensi sekaligus dalam ruang berpikirnya.
Namun dalam tahapan ini, Anda selaku orang tua harus jeli dalam memperhatikan kebutuhan anak. Karena meski anak telah mampu mengenali beberapa dimensi sekaligus, tapi anak memiliki keterbatasan dalam menyelesaikan suatu masalah konkrit nan belum mampu dihadapinya.
Di sinilah peran Anda buat membantu dan mendukung anak. Itulah sebabnya, orang tua sering mengeluh anak dalam perkembangan ini kadang-kadang sulit dipahami pemikiran dan kemauannya.
4. Stadium Operasional Formal (Sejak usia 11 tahun)
Atau Anda biasa mengenalnya dengan sebutan generik yakni ‘masa remaja’. Dalam tahapan ini, ialah masa-masa anak melewati kemampuannya buat mengkoordinasikan segala dimensi agar berjalan dengan baik.
Kemampuan berpikir anak sudah cukup baik. Anak melepaskan diri dari fokus egosentrisnya, kemudian juga telah mampu mencari problem solving sendiri terhadap masalah konkrit nan dihadapinya. Namun peran Anda tak berhenti sampai di situ. Anda tetap harus mengontrol dengan seksama.
Tips Memahami Perkembangan Kognitif Anak
Anda harus belajar bermain peran dan berganti peran buat lebih memasuki jiwa dan pemikiran anak. Mengapa? Karena anak dalam tumbuh kembangnya melewati berbagai tahapan atau stadium nan begitu banyak; hingga membutuhkan seseorang nan bisa ia percayai seratus persen. Dalam hal ini orang tersebut akan lebih baik ialah orang tua sendiri.
Maka berikut beberapa tips buat Anda agar mampu mendampingi anak:
1. Bertindaklah sebagai pengamat dan pengasuh anak pada stadium sensorik dan motorik anak. Pada tahapan ini memang orang tua harus menjadi penolong primer bagi anak. Karena memang anak masih menjadi manusia nan sangat pemula.
Dalam tahapan ini anak menjadi manusia nan selalu harus dilayani dan ini pun juga menjadi tugas dari orang tua. Namun dalam pelaksanaannya, orang tua tetap bisa menjadikan apa nan dilakukannya memberikan kontribusi nan positif bagi pola perkembangan anak.
2. Bertindaklah sebagai pengawas dan bodyguard anak pada stadium pra operasional anak. Anak sudah berkembang menjadi lebih besar dari tahapan sebelumnya. Dan pola perkembangan anak pun sudah bisa dilihat.
Orang tua sudah bisa menentukan pola pendidikan nan akan diterapkan kepada si anak. Dengan itu maka tujuan pembelajaran anak bisa diarahkan buat memperoleh hal nan diinginkan.
Pendidikan anak sangat ditentukan pada masa ini. Untuk itu, nan harus dilakuakn orang tua haruslah memaksimalkan apa nan ada di masa ini. Pendidikan nan diberikan bisa beraneka ragam buat bisa memaksimalkan perkembangan dari otak si anak itu sendiri.
Dengan pendidikan nan baik maka akan menentukan apa nan akan diperoleh oleh si anak. Bagaimana kualitas dirinya selanjutnya sebagai seorang manusia dewasa sangatlah ditentukan pada masa perkembangan ini.
3. Bertindaklah sebagai guru dan pendidik anak pada stadium operasional konkrit, dan terakhir. Guru ialah orang nan mengarahkan anak buat memahami hakikat kehidupan ini.
Untuk itu, memang orang tua dituntut buat mengerti segala hal nan bisa menambah kualits dari perkembangan si anak. Serta hal lain nan hanya menambah jelek kualitas anak tersebut.
Hal ini haruslah banyak dimengerti. Juga mengenai bagaimana pola pemikiran dari anak. Karena dalam tahapan ini anak sudah bisa memberikan interpretasinya sendiri tentang apa nan terjadi di sekelilingnya. Dengan itu, orang tua tetap bisa menemani anak buat bisa melihat perkembangan dari si anak. Selain itu, juga bisa mengawal anak agar tidak terpengaruh hal nan tidak semestinya.
4. Bertindaklah sebagai teman dan model (referensi) bagi anak dalam stadium operasional formal. Ini menjadi peran nan krusial bagi orang tua. Jika anak nyaman berada di sisi orang tua maka dengan itu anak akan menjadi sangat terbuka terhadap orang tua sehingga bisa membantu perkembangan jiwa anak.
Adapun seperti apa dan tindakan nan bagaimana nan harus Anda lakukan dalam bermain peran seperti nan disebutkan tadi; mulailah dari sekarang menggali kreatifitas Anda sebanyak-banyaknya dengan mencari multi informasi nan kini bisa Anda akses dengan mudah dari berbagai sumber. Jadilah orang tua nan wise buat anak dan buat diri sendiri.
Itulah beberapa hal mengenai perkembangan kognitif anak. Semoga bermanfaat!..