Sejarah Emo
Perkembangan global hayati manusia memang sangat pesat. Semua perkembangan itu begitu saling mempengaruhi. Dari musik ke global adi busana dari global adi busana ke global musik dan global seni lainnya. Semua ini terus saja terjadi seiring dengan berputarnya bumi pada porosnya. Begitu pun dengan emo style . Gaya berdandan satu ini begitu menarik perhatian pada anak muda. Seolah hayati mereka menjadi begitu latif ketika mereka bergaya emo.
Makna Emo
Gaya emo ialah salah satu fashion nan sedang booming di kalangan remaja Indonesia. Mereka berdandan dengan rambut panjang menutupi paras atau salah satu mata. Memakai banyak anting di paras terutama di bibir dengan mata hitam dan paras sepucat hantu.
Kaos ketat, celana jeans ketat, dipadukan dengan ikat pinggang nan besar bandulannya. Badan kurus kerempeng dengan sepatu cats hitam nan lusuh. Bergaya semacam ini dianggap dandan paling keren buat zaman sekarang tentunya.
Kalau dahulu ialah sesuatu nan memalukan mempunyai rambut nan awut-awutan dan tak rapi. Kesan tak rapi ini tentu saja akan mempengaruhi gambaran seseorang di tengah lingkungannya. Cap nakal dan pemberontak bukanlah satu cap kepribadian nan baik dan sedap didengar.
Orangtua nan tahu bagaimana harus bersikap niscaya tak akan menerima keadaan anaknya nan menganut gaya hayati semaunya seperti ini. Mereka tentunya menginginkan seorang anak nan tumbuh dalam gaya hayati nan biasa saja tanpa harus mempunyai gaya nan dianggap unik atau gaya nan dianggap penuh dengan gambaran rasa seni.
Padahal menurut sejarahnya emo bukanlah sebuah fashion styte tetapi homogen genre musik homogen Punk Rock atau Skinhead. Emo merupakan kependekanan dari kata emosional . Genre musik ini ialah evolusi dari musik punk nan beraliran keras dan emo ialah genre musik nan sedikit lebih lembut daripada melodi-melodi nan digunakan oleh punk dan metal. Istilah nan lebih tepatnya emo ialah soft metal.
Kenapa disebut emo? Karena musik dan lirik juga tema nan dibawakan grup band genre emo ini cenderumg mengkaji masalah-masalah emosi pribadi seseorang, seperti putus asa, putus cinta, kesepian, tak percaya diri, depresi dan perasaan ingin butuh diri. Oleh sebab itu, kalau melihat foto-foto anak emo cenderung sendirian dengan paras nan depresi. Inilah emosi nan diusung anak-anak emo.
Mengumbar Emosi
Generasi nan mengaku sebagai generasi emo ini identik juga dengan lebih sering mengumbar emosi dirinya dengan berekpresi hiperbola terhadap satu permasalahan. Seolah hayati ini hanya menyangkut kehidupan pribadinya. Mereka merasa sendirian ketika tak ada orang nan mau mendengarkan keluh-kesahnya.
Padahal mungkin saja tak seperti itu nan dimaksud oelh orang-orang nan ada di sekitarnya. Melebih-lebihkan apa nan dirasakan seolah telah menjadi satu gaya berinteraksi nan diusung oleh anak-anak nan sangat mengikuti arah dari gaya hayati seperti ini.
Pakaian nan tidak seirama dengan baju nan selayaknya dipakai oleh kebanyakan orang juga telah membuat keberadaan mereka terlihat sangat berbeda dengan orang lain. Mereka terkadang hayati sangat bebas dan tak mengikuti kaidah atau kebiasaan tuntunan apapun.
Tidak salah kalau banyak orangtua nan sangat risi ketika anaknya telah mulai mencoba hayati dengan gaya emo style ini. Kekhawatiran itu cukup masuk akal sebab konsep hayati seperti ini bagai virus. Ia akan menyebar sangat cepat dan mencuri kepribadian seseorang nan ingin hayati dengan gaya lain.
Pencarian teman dan menemukan temna nan seide dan seirama, tentu saja sangat mengasyikkan. Tentu saja hati akan menjadi bahagia dan hayati terasa sangat nyaman. Tetapi kalau gaya hayati nan tak seirama dengan kebiasaan agama, maka gaya hayati itu akan menyebabkan kegelisahan diri pada satu titik.
Kegiatan nan menyenangkan itu ialah ketika kegiatan itu tak akan menggerus kepribadian dan tak akan membuat jiwa memberontak. Kalau sering melanggar ketentuan nan telah digariskan oleh Sang Pencipta kehidupan, maka pada satu tahap, hayati akan terasa hampa.
Kehampaan nan dilebih-lebihkan bukannya akan menyingkirkan kehampaan itu sendiri tetapi malah akan lebih membuat diri merasa lebih hampa. Ketika diri merasa hampa, maka hati nan kosong akan membuat jiwa menjadi kehilangan pegangan.
Saat hati telah kehilangan pegangan, saat itulah rasa depresi menyerang dan keinginan buat mengakhiri hayati seolah terus membisik lewat saluran genre darah. Tidak mengherankan kalau banyak anak nan beraliran emo dan hayati dengan gaya seperti ini terlihat tak senang dan ingin mencoba bunuh diri.
Kehati-hatian menghadapi anak nan bergaya emo ini ialah satu langkah nan harus diambil. Mereka sangat memberontak dan mereka seolah tahu apa nan akan dilakukan. Mereka mengira bahwa apa nan mereka lakukan sangat hebat. Tidak sporadis mereka melakukan kejahatan taraf tinggi. Mereka juga berpandangan bahwa hayati di global ini harus menyenangkan sehingga hayati ini harus dinikmati dengan cara nan bagaimanapun.
Pendidikan nan baik ialah satu akar pondasi perisai diri nan sangat menentukan arah jalan kehidupan anak selanjutnya. Menjauhkan anak dari pengaruh nan negatif ialah satu jalan terbaik. Walaupun ada nan berpendapat bahwa tak semua anak nan bergaya emo itu ialah anak jahat, melihat apa nan mereka kenakan, penampilan fisik itu dapat mencerminkan penampilan jiwa. Jadi, tak salah kalau orang menaruh curiga nan cukup besar dengan anak-anak nan bergaya emo ini.
Rasa percaya diri mereka memang dapat diacungi jempol. Sayang memang rasa percaya diri itu bukan buat sesuatu nan baik terkadang. Mereka tak sporadis juga berkeliling kota tanpa memperhatikan kesehatan diri. Tubuh nan ceking nan merupakan salah satu karakteristik generasi ini malah dianggap sangat ideal.
Tentu saja buat jangka waktu nan panjang, kekurangan gizi ini akan berdampak tak baik. Mereka biasa berbagi makanan. Kalau ketika sedang makan bersama itu salah satu di antara mereka membawa satu kuman hepatitis, maka penyebaran penyakit ini niscaya akan sangat cepat.
Inilah nan sangat mengkhawatirkan banyak kalangan. Tidak mengherankan kalau pemerintah Aceh menyiduk dan menangkapi anak-anak nan berpenampilan gaya emo atau gaya seperti punk ini.
Melindungi generasi muda dari pengaruh nan kurang baik ialah salah satu tanggung jawab pemerintah. Bagaimanapun terkadang gaya kepemimpinan nan tegas dan langsung mengambil tidakan sangat dibutuhkan agar apa nan dilakukan oleh anak-anak muda nan dianggap menyimpang itu cepat diluruskan dan anak-anak itu tidak harus hayati dalam kesesatan nan terlalu lama.
Sejarah Emo
Aliran jenis musik emo muncul sekitar pertengan tahun delapan puluhan di Washington DC. Genre jenis musik punk melodic langsung banyak menyedot perhatian anak-anak muda Amerika nan ingin mengekspresikan emosinya lewat lagu lagu melow namun beraliran punk. Kemudian band-band beraliran emo pun bertaburan dari mulai tahun 90-an, seperti Rites Of spring, Embrace, One Last Wish, Beeffeater, Gray Matter, Fire Party, Slightly later, dan Moss Icon.
Cara-cara berpakaian grup band ini akhirnya banyak ditiru oleh kalangan muda Amerika dan mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 2000-an nan populer hingga sekarang. Bahkan sekarang emo bukan lagi homogen genre musik melainkan lebih pada fashion . Jika punk ini digemari anak-anak jalanan alias gelandangan nan dekil, beda halnya dengan emo. Emo lebih narsis dan sangat memperhatikan penampilan. Berusaha buat tampil cuek tapi cuek nan ditata sedemikian rupa agar tetap terlihat keren dan tak dekil.
Bahkan anak-anak emo baik nan laki-laki maupun perempuan cenderung memakai make up pucat dan eye liner nan tebal agar tampak cantik. Jadi anak-anak emo cenderung cantik, baik nan laki-laki maupun perempuan. Emosion Hardcore , mereka menyebutnya begitu sebab jika dibilang anak punk mereka sedikit menolak.
Anak punk identik dengan gelandangan. Emo ialah sebuah bentuk penolakan terhadap ideologi dari suatu kaum Skinhead-Punk nan mengusung anti-kemapanan.
Punk ialah pemberontakan orang-orang miskin terhadap penindasan nan dilakukukan oleh orang-orang kaya. Maka timbullah gelandangan punk. Emo ialah penolakan terhadap gelandangan itu. Emo ialah bentuk emosi orang-orang kaya nan merasa kesepian dengan apa nan dia punya. Oleh sebab itu, Emo lebih berada daripada punk.
Dalam kenyataannya memang sulit membedakan mana anak punk dan mana anak emo. Kalau dikatakan bahwa anak nan mempunyai emo style berbeda dengan anak punk, kenyataannya memang mereka tidak berbeda.