Film Tentang Lautan Luas
Bumi kita ini terdiri dari daratan dan Lautan luas . Terbentang lautan luas nan memisahkan antara benua satu dengan benua lainnya. Berdasarkan sejarahnya, dahulu bumi kita ini merupakan daratan tak terpisahkan seperti sekarang. Lautan luas sendiri merupakan kumpulan air asin nan sangat luas serta berhubungan dengan samudra.
Di mana air lautan luas mengandung 96,5% air murni serta 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tidak terlarut. Lautan luas nan terhubung dengan samudera ini tampak lebih luas dari pada daratan. Untuk itulah, dikatakan bahwa sebagian besar dari bumi ini terdiri dari lautan luas.
Menurut para ahli, bahari atau lautan luas sudah terbentuk di bumi sejak 3,8 miliar tahun nan lalu. Di mana saat itu Bumi telah terlihat biru dampak bahari nan telah terbentuk tersebut. Air bahari ini juga berperan buat menyerap energi panas di bumi sehingga suhu bumi semakin dingin. Akan tetapi, ketika itu diperkiraan belum ada kehidupan di bumi.
Berdasarkan teori Pangea nan dikemukakan seorang Ilmuwan Jerman bernama Alfred 1920, dalam bukunya nan berjudul The Origin of Continents and Sea , bahwa sejuta tahun nan lalu bumi kita ingin terdiri atas sebuah daratan nan sangat luas bernama Pangea, serta lautan luas nan disebut lautan Panthalassa atau bahari Tethys.
Karena adanya konvoi magma dan pergeseran bumi, maka sekitar 180 juta tahun nan lalu terjadi perpecahan Pangaea menjadi 2 bagian, yaitu utara dan selatan. Bagian selatan disebut sebagai Gondwana, sedangkan bagian utara disebut Laurasia.
Dengan adanya tekanan magma terus menerus, maka Gondwana terpecah lagi menjadi 3 bagian. Hal serupa juga terjadi pada bagian utara Laurasia. Pada akhirnya, pecahan-pecahan daratan ini dipisahakan oleh lautan luas dan menjadi benua seperti sekarang.
Teori terbentukanya lautan luas masih diperdebatkan oleh para pakar hingga kini. Di mana pada 1971, terdapat hasil inovasi geologis pada bebatuan di Afrika Selatan. Inovasi itu diperkirakan berusia 3,2 - 4 miliar tahun serta menunjukkan keberadaan fosil berukuran seperti beras nan berasal dari bakteri primitif, serta diperkirakan hayati di dalam lumpur mendidih di dasar laut. Hal tersebut diperkirakan bisa menjadi jawaban dari berbagai pertanyaan mengenai awal kehidupan serta pada bagian lautan nan mana terjadinya awal kehidupan tersebut.
Hal itu mengakibatkan uap air di atmosfer menjadi terkondensasi hingga terbentuklah hujan. Hujan inilah kemudian mengisi cekungan-cekungan di Bumi sehingga terbentuklah lautan. Semakin lama menjadi lautan luas.
Dengan perlahan, jumlah karbon dioksida pada atmosfer menjadi berkurang dampak terlarut dalam air bahari serta bereaksi dengan ion karbonat membentuk kalsium karbonat. Hal itu mengakibatkan langit menjadi cerah dan sinar matahari masuk menyinari bumi. Kemudian terjadilah proses penguapan nan membuat volume air bahari di bumi mengalami pengurangan.
Bagian-bagian pada bumi nan awalnya terendam air menjadi kering. Proses pelapukan batuan berlanjut sebab adanya hujan dan terbawa ke lautan. Itulah nan menyebabkan air bahari semakin asin.
Kehidupan Lautan Luas
Kehidupan lautan luas sendiri merupakan rahasia nan tak terpecahkan hingga saat ini. Umumnya, di dalam lautan luas terdapat makhluk hayati berupa binatang dan biota bahari nan memiliki rantai makanan hampir tak jauh beda dengan di daratan. Mulai dari tumbuhan laut, binatang bahari pemakan tanaman dan lumut, serta hewan berbahaya seperti paus dan hiu.
Lautan luas memiliki kehidupan nan tak tersentuh oleh manusia dan masih menjadi misteri. Hal itulah nan kemudian membuat banyak ilmuwan melakukan penelitian di dalamnya. Mulai dari rahasia pulau hilang, seperti atlantis, kapal-kapal karam nan penuh dengan harta hingga adanya makhluk purba nan belum punah.
Beberapa makhluk aneh pun mulai ditemukan di antara kehidupan di lautan luas. Misalnya, hewan-hewan aneh berikut.
Viper Fish biasanya ditemukan di lautan luas pada kedalaman 80-1600 meter. Bentuknya menyerupai ikan, namun tampangnya terlihat super kejam. Ikan ini memiliki mulut lebar serta gigi nan tajam. Sama seperti ikan dari lautan dalam pada umumnya, ikan ini tak memiliki rona kulit atau tembus pandang. Uniknya, organ tubuh ikan ini menyala dampak proses bioluminescence .
Tidak hanya itu, ikan ini juga mempunyai mata nan besar. Di mana fungsinya ialah buat mengumpulkan cahaya sebanyak mungkin ketika berada di loka nan minim cahaya. Hebatnya, ikan ini mammpu menelan ikan nan lebih besar dengan mulut lebarnya. Hal itu dikarenakan ikan ini memiliki perut nan bisa mekar sebab bersifat elastis.
Keberadaannya nan berada di lautan luas dengan kedalaman nan minim stok makanan, mengharuskan hewan ini buat beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Untuk itu, ikan ini sporadis sekali ditemukan. Bahkan mereka bisa saling memakan satu dengan lainnya.
Gurita Raksasa merupakan salah satu makhluk terbesar penghuni lautan nan sangat dikenali manusia. Ukurannya bisa mencapai 60 kaki dan tak memiliki tulang. Hewan misterius ini tak pernah dilihat keberadaannya dalam keadaan hayati di alam liar. Biasanya, para nelayan menemukan hewan ini dalam keadaan telah wafat atau sebab tersangkur jaring. Walaupunn tak terlihat berbaya, namun hewan ini merupakan pemakan daging dan memakan apa pun nan bisa mereka dapat.
Ada sebuah cerita pada masa Perang Global II. Diduga makhluk ini pernah menarik seseorang pada malam hari dari sebuah kapal kecil. Akan tetapi, makhluk ini juga merupakan salah satu makanan favorit ikan paus. Biasanya, dalam perut ikan paus nan ditangkap nelayan, sering terdapat gurita raksasa ini.
Ini dia ikan purba nan ditemukan di perairan Indonesia. Coelacanth merupakan jenis hewan nan diduga telah punah pada akhir masa 65 juta tahun nan lalu. Pada akhirnya, pendapat itu terbantahkan setelah pada tahun 1938 ikan ini ditemukan di perairan Sungai Chalumna. Hingga saat itu, Coelancanth akhirnya ditemukan di beberapa tempat, seperti Kenya, Tanzania, Mozambik, Madagaskar, dan taman bahari St. Lucia di Afrika Selatan.
Ikan ini juga ternyata hayati di perairan Indonesia, khususnya di sekitar Manado, Sulawesi Utara. Masyarakat Manado menamainya sebagai ikan raja laut. Ikan ini memiliki karakteristik fisik menyerupai ikan purba pada umumnya. Matanya sangat besar, sedangkan ekornya berbentuk seperti sebuah kipas dengan sisik nan terlihat tak sempurna. Ukurannya cukup besar dan dapat sebesar 2/3 dari tubuh orang dewasa, serta berwarna ungu gelap.
Ikan ini tak laku dijual di pasaran ikan. Hal itu dikarenakan kandungan lemaknya nan tinggi bisa membuat orang menajadi terganggu pencernaannya. Akan tetapi, ikan ini memiliki harga jual nan sangat tinggi. Bukan buat dimakan, tetapi sebagai koleksi.
Banyak sekali peneliti nan ingin mengoleksinya buat bahan penelitian. Hal itu menyebabkan terjadinya perdagangan gelap terhadap ikan ini sehingga ikan ini layak mendapat perhatian sebagai hewan langka nan harus dilindungi.
Film Tentang Lautan Luas
Ini dia film dokumenter nan menceritakan tentang kehidupan di Lautan luas. Film ini merupakan karya dari pengarah adegan Perancis, Jacques Perrin dan Jacques Cluzaud. Mereka memakai kamera berteknologi canggih nan belum pernah dipakai sama sekali di lautan luas di dunia, buat dokumentasi binatang-binatang nan hayati di dalamnya.
Pembuatan film ini bahkan memerlukan 75 ekspedisi ke 50 lokasi di global selama empat tahun. Bahkan salah satunya dilakukan di Indonesia, tepatnya di Selat Lembeh Sulawesi. Dalam proses pembuatan film, tim kamera sukses merekam kurang lebih delapan puluh spesies binatang laut, ikan, lumba-lumba, paus, cumi, kepiting, kura-kura dan lainnya.
Film ini benar-benar menggambarkan global lautan luas sangat menawan dan misterius nan tentunya bisa mengembangkan pengetahun tentang global bahari bagi dunia. Film dokumenter ini memperlihatkan kehidupan lautan luas beserta isinya dengan pesan-pesan nan "menusuk" kita sebagai penonton.
Dari film ini, disampaikan juga peran satelit nan sangat krusial buat menangkap citra lautan luas dari angkasa agar kita bisa memahami evolusi planet serta akibat aktivitas manusia terhadapnya.
Lautan luas nan penuh rahasia juga memberikan banyak kegunaan pada kita mengenai kehidupan. Kehidupan di dalamnya menyadarkan kita akan kekuasaan Tuhan.