Menulis Cepen Islami
Menulis cerpen islami dapat jadi merupakan sebuah pilihan aktivitas nan dilakukan buat mengisi waktu luang nan ada. Hal ini terutama bagi siapa pun nan memiliki hobi menulis.
Pada dasarnya, menulis cerita itu mudah, termasuk cerita pendek (cerpen). Sehari-hari, kita tak lepas dari komunikasi. Kita terbiasa berbicara dan bercerita kepada orang lain.
Sebetulnya, menulis cerita ialah sesederhana bercerita secara lisan kepada orang lain. Namun, cerita ini dituangkan ke dalam bentuk tulisan, bukan lisan. Artinya, kita "berbicara", menuangkan ide lewat huruf dan kata di atas kertas.
Ketika kita berbicara tentang cerpen Islami, bercerita bukan lagi sekadar menuangkan ide di atas kertas, namun menyampaikan pesan dakwah kepada nan membaca tulisan kita. Cerpen Islami ialah sebuah media penyampaian nilai-nilai Islami ketika dakwah tak lagi sebatas berceramah.
Jadi memang dalam menulis sebuah cerpen islami ada hal tambahan nan harus dilakukan dibandingkan ketika menulis jenis cerpen nan lain. Karena memang dalam penulisan cerpen islami ini terdapat nilai dakwah nan dibawa, tak hanya sekedar sebuah cerpen belaka.
Cerpen Islami:Salah Satu Media Dahwah
Seorang penulis cerpen islami ialah ibarat seorang pengemban dakwah. Hanya saja penulis ini menggunakan media tulisan sebagai wahana dakwahnya, tak seperti kebanyakan pengemban dakwah nan menggunakan media lisan sebagai wahana dakwah.
Dakwah nan dilakukan melalui media tulisan ini pun juga bisa disebarkan ke banyak orang dari berbagai kalangan serta ke berbagai loka tanpa mengenal batas. Sedangkan dakwah lisan hanya bisa dilakukan melalui mimbar-mimbar saja nan terbatas pendengarnya atau juga melalui sebuah pendekatan personal dari pengemban dakwah kepada sasaran dakwahnya.
Dakwah tulisan ini merupakan salah satu cara nan memang sudah ditempuh dalam penyebaran Islam sejak jaman Rasululloh di Madinah. Rasul telah mengirimkan berbagai surat kepada para pemimpin berbagai negeri di luar Madinah.
Pada masa pemerintahan Rasul di Madinah, surat nan dikirimkan oleh Rasul ini dibawa oleh seorang utusan dari sahabat Rasul di Madinah. Surat ini kemudian diberikan kepada para raja di luar Madinah. Banyak sekali respon terhadap surat nan diberikan oleh Rasululloh tersebut.
Isi dari surat nan diberikan oleh Rasul kepada para raja ersebut ialah ajakan agar negeri nan dipimpinnya mau buat masuk ke dalam bagian Negara nan dipimpin oleh Rasul di Madinah pada saat itu. Atau jika memang hal ini tak diinginkan, ada pilihan kedua nan ada di dalam surat tersebut yaitu tetap pada keinginan yag mereka peluk namun mau buat menerapkan hukum Islam secara total dan menyeluruh di bagian negeri tersebut.
Ada beberapa nan tidak mengindahkan surat nan dikirimkan tersebut. Mereka cuek terhadap isi dari surat tersebut. Mereka tak peduli terhadap apa nan disampaikan oleh Rasul pada surat tersebut. Karena memang mereka menganggap bahwa Negara nan dipimpin Rasul di Madinah ialah sebuah negeri kecil nan baru saja didirikan dan masih belum memiliki posisi nan kuat di Jazirah Arab pada saat itu.
Namun ada pula respon jelek dari para pemimpin negri tersebut. Respon ini ialah seperti nan dilakukan oleh Raja Heraklius, pemimpin kerajaan Romawi pada saat itu. Ia begitu marah akan isi dari surat nan dibawa kepadanya. Dia menganggap bahwa Rasul telah begitu berani. Sebagai pemimpin Negara kecil nan baru saja berdiri telah memiliki keberanian buat mengajak sebuah Negara besar masuk dalam wilayahnya.
Cara dakwah buat menyebarkan Islam melalui media surat ini terus dilakukan oleh para pemimpin setelah Rasul wafat. Karena memang surat ini telah dijadikan sebagai media buat mengajak berbagai negeri di luar Islam buat mengenal Islam.
Saat ini, juga terdapat berbagai media tulis buat menyebarkan Islam. Apalagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nan begitu pesat pada saat ini, sangat mempengaruhi pada perkembangan dakwah.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini semakin membuat dakwah menjadi lebih mudah dan bisa menyentuh lebih banyak lagi wilayah nan awalnya tidak bisa tersentuh.
Dakwah melalui tulisan ini bisa dilakukan melalui media cetak seperti selebaran, buku, majalah atau pun tabloid. Kesemua bentuk ini bisa diperoleh dengan keterbatasan jeda dan waktu. Sehingga saat ini para pengemban dakwah lebih menyukai buat mengembangkan dakwah tulisan melalui media online. Karena dengan media online ini, dakwah bisa tersampaikan ke berbagai loka nan lebih jauh dan luas lagi.
Dakwah nan disampaikan melalui media tulis ini bias saja berbentuk sebuah cerita pendek Islami. Cerpen ini memuat sebuah nilai ajaran agama Islam. Melalui cerpen ini disampaikan nilai ajaran ini dengan menggunakan sebuah alur cerita dimana di balik cerita ini ada nilai dakwah nan ingin disampaikan penulis kepada pembaca ceritanya.
Terkadang cerita bernuansa Islami ini justru memiliki kelebihan dalam hal lebih mudah buat diterima oleh para pembacanya terutama bagi semua orang nan menyukai membaca cerita atau pun cerpen. Karena memang cerita Islami ini memiliki nilai lebih dibandingkan dengan cerpen nan biasa ada.
Menulis Cepen Islami
Jika Anda ialah seorang pengemban dakwah dan sekaligus memiliki kemampuan atau hanya sekedar hobi buat menulis maka Anda bisa menggabungkan kedua hal ini. Anda bisa menulis sebuah cerita pendek nan memiliki nilai ajaran agama Islam nan ingin Anda sampaikan. Atau Anda bisa menjadikan cerita pendek nan Anda tulis sebagai salah satu media Anda buat mendakwahkan Islam ke semua orang.
Sejatinya menulis cerita bernuansa Islam memiliki kecenderungan dengan menulis cerita apa pun. Hanya nan membedakan ialah kandungan nilai ajaran agama nan ikut disertakan di dalam cerita tersebut.
Jika Anda ingin memiliki minat buat menulis cerpen Islami , berikut beberapa kiat nan mungkin Anda butuhkan.
- Sebelum menulis, tentukan tema cerpen Anda. Dalam cerpen Islami, tema nan dipilih bisa berupa nilai nan diajarkan dalam Islam, seperti ukhuwah (persaudaraan), kemanusiaan, taubat, keimanan, amanah, kedermawanan, semangat beribadah, perjuangan, dan sebagainya. Jangan bingung mencari ide. Ide dapat ditemukan di mana saja, dari pengalaman Anda, kejadian di jalan, loka kerja, sekolah atau rumah, buku nan Anda baca, film nan Anda tonton, pengalaman orang-orang sekitar, dan sebagainya.
- Buatlah alurnya. Tidak perlu ditulis, cukup dibayangkan saja. Boleh juga jika ingin ditulis. Usahakan alurnya seunik mungkin agar pembaca tak bosan. Upayakan alur cerita tak "standar", misalnya ada orang berdosa lalu berjumpa ustadz kemudian bertobat. Alur ini sudah terlalu biasa walaupun dapat jadi menarik bergantung kepintaran Anda meramu karakter, dialog, dan klimaks. Oya, setiap alur cerita sine qua non klimaksnya dan sebaiknya satu saja, jangan sampai ada dua klimaks.
- Jangan pusing memikirkan kalimat pertama. Tulis saja walaupun Anda pikir kalimat itu harusnya ada di tengah tulisan. Dengan langsung menuju inti tulisan, pembaca tak akan menangkap kesan bertele-tele.
- Jangan pusing memikirkan tanda baca dan anggaran EYD. Tentu, Anda nan sudah mahir dalam tata bahasa, ini tak masalah. Sayang jika Anda berpotensi menulis, lalu harus berhenti hanya sebab Anda lemah dalam tata bahasa. Jadi, tulis saja. Anda dapat mencari teman Anda nan lebih pandai dalam tata bahasa buat menjadi editor atau mengedit sendiri, namun setelah tulisannya jadi. Dengan sering menulis, tata bahasa Anda akan terlatih juga.
- Gunakan kata ganti pertama (aku). Walaupun boleh saja menggunakan kata ganti ketiga, para penulis terkenal banyak nan menggunakan kata ganti pertama. Dengan menggunakan kata ganti "aku", pembaca akan lebih terhanyut dalam cerpen Anda.
- Karena cerpen ini Islami, pastikan kontennya sinkron dengan ajaran Islam. Untuk itu, Anda bisa berkonsultasi dengan ustadz atau teman Anda nan lebih mengerti agama.
- Terakhir, think simply . Berpikirlah sederhana. Tulislah apa nan memang implisit dalam pikiran Anda. Jangan terlalu rumit. Mungkin Anda pernah membaca cerita-cerita rumit nan membuat Anda mengagumi penulisnya. Namun, serumit apapun cerita itu, sang penulis pastilah memulainya dari lintasan ide nan sederhana.
Selamat menulis cerpen Islami!