Tradisi Makan Bacang

Tradisi Makan Bacang

:

China ialah negara nan memiliki penduduk begitu banyak. Dan, kebanyakan dari penduduk China ini sudah menyebar hampir ke seluruh pelosok dunia, baik itu China orisinil ataupun China keturunan. Hal ini pula nan menyebabkan tradisi China dikenal banyak orang, bahkan juga sudah mendunia.

Tradisi ialah segala hal nan banyak dilakukan oleh sebagian besar penduduk suatu daerah. Tradisi ini kebanyakan dilakukan sebab merupakan suatu hal nan juga turun temurun dilakukan oleh banyak orang atau kalangan generasi sebelumnya. Sehingga, saat ini juga dilakukan oleh generasi sekarang.

Tradisi terkadang juga dianggap sebagai sebuah hasil kebudayaan atau bahkan adat istiadat setempat. Inilah nan memang kemudian membuat tradisi menjadi tidak lekang oleh waktu sebab selalu ada di hampir setiap masa.

Di daerah China sendiri juga terdapat banyak tradisi nan juga telah dilakukan dari generasi ke generasi. Inilah nan kemudian dibawa oleh penduduk China nan sebagian besar merantau atau berada di daerah lain di luar China. Oleh sebab itu, tradisi ini kemudian dikenal oleh masyarakat global secara luas.

Kemudian, ada beberapa kalangan nan menyerap atau melakukan akulturasi budaya terhadap tradisi nan ada dan dibawa oleh penduduk China. Berikut ini ialah beberapa tradisi nan dilakukan oleh penduduk China dan juga dianggap sebagai simbol dari keberadaan masyarakat China itu sendiri di suatu daerah.



Kue Bulan

Kue bulan ialah salah satu jenis makanan nan menjadi makanan wajib ketika merayakan seremoni Imlek. Imlek ialah seremoni tahun baru di kalangan penduduk China dan sinkron dengan agama nan kebanyakan dianut oleh mereka, yaitu Konghuchu.

Perayaan imlek ini dianggap sebagai sebuah seremoni nan besar layaknya hari besar agama bagi agama nan lain. Dalam merayakan seremoni Imlek ini, tentunya akan ada beberapa hal nan disiapkan atau wajib ada keberadaannya saat seremoni sedang berlangsung. Salah satu hal nan selalu disiapkan ketika seremoni hari raya Imlek ini ialah kue bulan.

Kue bulan atau dalam bahasa China dikenal dengan hanzi atau pinyin ialah jenis makanan orisinil masyarakat China atau Tionghoa nan menjadi makanan wajib pada seremoni Festival Musim Gugur pada setiap tahun nan dirayakan. Kue bulan juga dikenal dengan sebutan Moon Cake atau kue terang bulan. Dan, tentunya kue bulan dalam tradisi China ini akan memiliki disparitas dengan kue terang bulan nan biasa ada.

Kue bulan dalam tradisi masyarakat Tionghoa ini memiliki bentuk nan bulat. Ini ialah bentuk awal dari bentuk kue bulan. Dan, bentuk bulat ini tidak sekadar menjadi hanya sebuah bentuk saja. Namun, memiliki arti sendiri, yaitu kebulatan atau kesatuan dan keutuhan.

Akan tetapi, seiring dengan perkembangan nan banyak sekali terjadi, maka bentuk bulat tersebut banyak berubah sebab dilakukan berbagai variasi. Saat ini, bentuk kue bulan tidak lagi hanya bentuk bulat saja. Namun, kita juga bisa temukan kue bulan dalam berbagai variasi bentuk. Tentunya, hal ini dilakukan buat tujuan komersil.

Sejarah kue bulan dimulai dari keberadaan kue bulan tersebut nan merupakan makanan buat persembahan atau penghormatan kepada arwah leluhur nan telah meninggal. Di mana persembahan ini banyak dilakukan di musim gugur.

Waktu ini juga berdekatan dengan masa panen bagi masyarakat Tionghoa. Masyarakat Tionghoa merupakan satu masyarakat nan mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian mereka.

Berdasarkan legenda China atau Tionghoa, juga ada beberapa nan mengatakan bahwa kue bulan ini berasal dari Dinasti Ming. Hal ini banyak dikaitkan dengan terjadinya banyak pemberontakan heroik nan dipimpin oleh Zhu Yuanzhan. Di mana ia memimpin seluruh petani Han buat melawan pemerintahan Mongol pada waktu itu.

Sekitar abad ke-13 sampai abad ke-14 Masehi, tepatnya tahun 1280-1368, dinasti nan memimpin kerajaan China ialah Dinasti Yuan dan pada saat itu, nan memimpin Kerajaan China ialah orang suku Mongol. Saat itu, para pemimpin Kerajaan China sebelumnya, nan berasal dari Dinasti Sung, amat tak bahagia dengan pemerintahan Suku Mongol ini dan merencanakan buat melakukan pemberontakan.

Lalu, mereka menggunakan cara buat memanfaatkan festival kue bulan nan pada waktu itu akan segera dilaksanakan. Maka, mereka menggunakan kue bulan itu buat menyebarkan warta penyerangan kepada pemerintahan Mongol. Warta penyerangan tersebut dimasukkan ke dalam kue bulan dan kemudian disebarkan.

Selanjutnya, dikisahkan bahwa para pemberontak sukses menyerang pasukan Mongol pada saat terjadinya festival kue bulan. Dan, mereka pun sukses buat menjatuhkan pemerintahan Mongol. Kemudian, mereka mendirikan dinasti baru nan dinamakan dengan Dinasti Ming.

Dinasti Ming memerintah Kerajaan China dari tahun 1368 sampai 1644 M. Hal inilah nan kemudian menjadikan kue bulan sebagai wahana buat memperingati kisah sejarah nan telah terjadi tersebut.

Kemudian, tradisi ini terus saja mengalami perkembangan. Hal ini kemudian menjadikan kue bulan berubah menjadi makanan nan disajikan pada seremoni festival musim gugur nan dilakukan di pertengahan musim gugur ataupun juga diberikan sebagai hadiah.



Lomba Perahu Naga

Tradisi lain nan juga dimiliki oleh penduduk China ialah tradisi lomba bahtera naga. Tradisi ini banyak berkembang sejak terjadinya masa peperangan dengan negara lain. Kemudian, tradisi ini terus saja dilestarikan sampai saat ini. Tradisi ini diselenggarakan setiap tahunnya di China daratan, Hongkong, ataupun Taiwan.

Pesertanya tidak hanya berasal dari penduduk orisinil China, namun juga berasal dari mancanegara nan kemudian menjadikan perlombaan ini semacam perlombaan internasional. Kebanyakan peserta nan ikut dalam perlombaan ini ialah nan datang dari Benua Eropa dan juga Amerika bagian utara. Bahtera nan digunakan memiliki kepala berbentuk naga. Hal itu nan membuatnya disebut dengan Bahtera Naga.



Tradisi Makan Bacang

Dahulu, makan bacang sudah menjadi suatu hal nan banyak dilakukan oleh masyarakat China namun belum dianggap sebagai sebuah tradisi. Kemudian, pada Festival Peh Cun-lah tradisi makan bacang ini dianggap sebagai sebuah tradisi. Bacang dijadikan sebuah makanan simbolik dalam seremoni Festival Peh Cun tersebut.

Ada banyak macam dan bentuk dari kue bacang ini, termasuk juga isian nan digunakannya. Isi nan banyak dipakai buat kue bacang ialah daging. Namun kemudian, bahan dari jenis sayur juga dijadikan bahan isian kue bacang ini. Pada zaman akhir Dinasti Ming nan ada di Taiwan, diperkenalkan bentuk kue bacang nan agak berbeda dari kebanyakan kue bacang nan ada, yaitu kue bacang berbentuk prisma segitiga.

Namun kemudian, variasi dari kue bacang ini terus saja dibuat. Adapula kue bacang nan dibuat dengan bentuk lebih kecil dari biasanya dan tanpa memiliki isi di dalamnya. Ketika makan kue bacang polos ini biasanya digunakan sarikaya atau pun gula manis buat cocolan kue bacang ini.

Itulah beberapa dari banyaknya tradisi China nan ada dan sudah menyebar luas ke berbagai benua.